Sarana-prasarana memadai, Kota Magelang raih KLA 2019
Magelang (ANTARA) - Sarana dan prasarana yang memadai dibangun Pemerintah Kota Magelang didukung berbagai komponen membuat daerah itu meraih penghargaan Kota Layak Anak 2019 kategori nindya.
"Kota Magelang layak mendapatkan penghargaan ini karena memiliki sarana prasarana serta dukungan pemkot yang maksimal. Saya harap ke depan naik kategori utama, kurang sedikit lagi, harus dipacu lagi," kata Wakil Wali Kota Magelang Windarti Agustina dalam keterangan yang diterima di Magelang, Rabu.
Penyerahan penghargaan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise bertepatan dengan peringatan Hari Anak Nasional 2019 di Makassar, Selasa (23/7) malam, kepada Wakil Wali Kota Magelang Windarti Agustina.
Capaian penghargaan KLA bagi Kota Magelang yang sebagai kelima kalinya itu, katanya, berkat kerja sama semua komponen, antara lain organisasi perangkat daerah (OPD), organisasi masyarakat, forum anak, dan unsur pendukung lainnya dalam pencapaian penghargaan KLA.
Baca juga: 6 kasus kekerasan seksual ditangani Pemkot Magelang
Ia mengatakan Pemkot Magelang telah memiliki peraturan daerah tentang perlindungan perempuan dan anak sampai dengan dukungan anggaran serta berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pemberdayaan dan perlindungan anak.
Pemkot Magelang juga menyediakan segala fasilitas publik yang ramah anak.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP4KB) Kota Magelang Wulandari Wahyuningsih menambahkan hal yang menjadi nilai lebih adalah adanya penguatan jaringan, seperti Gugus Tugas, Puspaga (Pusat Pembelajaran Keluarga), PAR (Pola Asuh Anak dan Remaja) yang dimotori PKK, dan KPAD (Komisi Perlindungan Anak Daerah).
"Dan yang jelas ukurannya (meraih penghargaan KLA, red.) karena angka kekerasan anak di Kota Magelang menurun setiap tahun. Tahun 2018 ada 11 kasus, tahun ini enam kasus, semoga terus turun," katanya.
Wulan tidak memungkiri untuk meraih penghargaan KLA kategori utama sebagai hal yang tidak mudah, sebab harus menggeser tiga kota besar, yakni Surabaya, Surakarta dan Denpasar.
Baca juga: Pemkot Magelang beri penguatan pemberdayaan sosial
Menurut dia, dengan mendapatkan kategori bergengsi itu maka harus bisa melindungi dan memenuhi 24 hak anak yang tidak hanya dilakukan pemerintah, akan tetapi juga seluruh elemen masyarakat.
Menteri PPPA Yohana Yembise mengatakan pada tahun ini ada 247 kabupaten/kota di Indonesia yang meraih penghargaan KLA, mulai kategori pratama, madya, nindya, utama, hingga Kota Layak Anak.
Ia menyebut jumlah daerah itu ada peningkatan sekitar 40 persen dari pada 2018 yang 177 kabupaten/kota.
"Program kami, pemberdayaan perempuan, 24 indikator harus diimplementasikan kepala daerah, mulai gubernur dan wali kota," katanya.
Untuk mendapatkan predikat KLA harus melewati penilaian komprehensif dibantu tim independen dan mengedepankan revolusi industri 4.0.
Proses penilaiannya pun menggunakan aplikasi berbasis website. (hms).
Baca juga: Pemkot Magelang ajak ASN bawa botol minum untuk kurangi sampah plastik
"Kota Magelang layak mendapatkan penghargaan ini karena memiliki sarana prasarana serta dukungan pemkot yang maksimal. Saya harap ke depan naik kategori utama, kurang sedikit lagi, harus dipacu lagi," kata Wakil Wali Kota Magelang Windarti Agustina dalam keterangan yang diterima di Magelang, Rabu.
Penyerahan penghargaan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise bertepatan dengan peringatan Hari Anak Nasional 2019 di Makassar, Selasa (23/7) malam, kepada Wakil Wali Kota Magelang Windarti Agustina.
Capaian penghargaan KLA bagi Kota Magelang yang sebagai kelima kalinya itu, katanya, berkat kerja sama semua komponen, antara lain organisasi perangkat daerah (OPD), organisasi masyarakat, forum anak, dan unsur pendukung lainnya dalam pencapaian penghargaan KLA.
Baca juga: 6 kasus kekerasan seksual ditangani Pemkot Magelang
Ia mengatakan Pemkot Magelang telah memiliki peraturan daerah tentang perlindungan perempuan dan anak sampai dengan dukungan anggaran serta berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pemberdayaan dan perlindungan anak.
Pemkot Magelang juga menyediakan segala fasilitas publik yang ramah anak.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP4KB) Kota Magelang Wulandari Wahyuningsih menambahkan hal yang menjadi nilai lebih adalah adanya penguatan jaringan, seperti Gugus Tugas, Puspaga (Pusat Pembelajaran Keluarga), PAR (Pola Asuh Anak dan Remaja) yang dimotori PKK, dan KPAD (Komisi Perlindungan Anak Daerah).
"Dan yang jelas ukurannya (meraih penghargaan KLA, red.) karena angka kekerasan anak di Kota Magelang menurun setiap tahun. Tahun 2018 ada 11 kasus, tahun ini enam kasus, semoga terus turun," katanya.
Wulan tidak memungkiri untuk meraih penghargaan KLA kategori utama sebagai hal yang tidak mudah, sebab harus menggeser tiga kota besar, yakni Surabaya, Surakarta dan Denpasar.
Baca juga: Pemkot Magelang beri penguatan pemberdayaan sosial
Menurut dia, dengan mendapatkan kategori bergengsi itu maka harus bisa melindungi dan memenuhi 24 hak anak yang tidak hanya dilakukan pemerintah, akan tetapi juga seluruh elemen masyarakat.
Menteri PPPA Yohana Yembise mengatakan pada tahun ini ada 247 kabupaten/kota di Indonesia yang meraih penghargaan KLA, mulai kategori pratama, madya, nindya, utama, hingga Kota Layak Anak.
Ia menyebut jumlah daerah itu ada peningkatan sekitar 40 persen dari pada 2018 yang 177 kabupaten/kota.
"Program kami, pemberdayaan perempuan, 24 indikator harus diimplementasikan kepala daerah, mulai gubernur dan wali kota," katanya.
Untuk mendapatkan predikat KLA harus melewati penilaian komprehensif dibantu tim independen dan mengedepankan revolusi industri 4.0.
Proses penilaiannya pun menggunakan aplikasi berbasis website. (hms).
Baca juga: Pemkot Magelang ajak ASN bawa botol minum untuk kurangi sampah plastik