Penampilan Peru di final jauh lebih baik dibandingkan ketika dilumat habis lima gol tanpa balas oleh Brasil dalam laga pamungkas penyisihan Grup A.
"Kami dalam kondisi sangat baik, walaupun merasakan luka atas kekalahan ini, kami berada di jalur yang benar," kata pelatih asal Argentina itu selepas pertandingan dilansir AFP.
"Yang terpenting adalah menyadari bahwa kami berkembang seiring berjalannya waktu dan itu akan menguatkan kami," ujarnya menambahkan.
Di sisi lain, Gareca mengaku ada kondisi yang tidak menguntungkan Peru sejak awal, yakni ketersediaan pilihan pemain yang jauh lebih sedikit dibandingkan negara-negara tetangganya di Amerika Selatan.
"Brasil punya stok 1.000 pemain, Uruguay punya 300 pemain dan kami hanya 50 pemain," kata pelatih berusia 61 tahun itu.
"Kami butuh lebih banyak pilihan. Ketika kami punya banyak pemain, kami berpeluang mendapatkan kualitas yang lebih baik," ujarnya.
Gareca juga menolak disebut sebagai kejutan di Copa America 2019, mengingat ia juga membawa Peru lolos ke putaran final Piala Dunia 2018 ketika Chile yang berstatus juara bertahan dua edisi Copa America tak memperoleh tiket ke Rusia.
"Kami berbekal pengalaman, bukan ilham dadakan," katanya menegaskan.
"Hari ini kami tiba untuk menjadi juara dan memperlihatkan kami punya kesempatan itu," pungkasnya.
Baca juga: Brasil atasi Peru 3-1, tuntaskan dahaga juara 12 tahun
Pemain Terbaik Final Everton Soares membuka keunggulan Brasil 15 menit selepas sepak mula dan Peru menyamakan kedudukan pada menit ke-43 lewat eksekusi penalti Paolo Guerrero hanya untuk kebobolan lagi pada pengujung masa injury time babak pertama oleh Gabriel Jesus.
Kendati Jesus diusir dari lapangan 20 menit jelang waktu normal berakhir, Peru tetap tak mampu memanfaatkan kondisi dan malah menderita satu gol lagi yang dicetak Richarlison lewat titik putih pada menit ke-90.
Penyerang Edison Flores menilai kemampuan memanfaatkan kesempatan menjadi faktor pembeda antara timnya dan Brasil.
"Jika Anda berbicara soal kepantasan, kami berhak mendapatkan banyak hal, namun mereka yang mencetak lebih banyak gol tentu berhak mengangkat trofi," ujarnya.
Flores mengaku masih terluka karena kritik yang dilontarkan warga Peru atas kekalahan 0-5 dari Brasil di fase grup.
"Ini tahun yang dipenuhi banyak hal dan masih banyak orang yang berbicara buruk tentang tim ini. Namun, tim ini merupakan sekumpulan manusia hebat yang pantas mendapatkan ucapan selamat," kata Flores.
Peru untuk pertama kalinya kembali ke final Copa America setelah lebih dari empat dasawarsa, setelah terakhir mereka mencapainya pada 1975 kala meraih trofi keduanya.
Baca juga: Daftar juara Copa America, Brasil kini koleksi sembilan trofi
Baca juga: Everton sabet Sepatu Emas dan Pemain Terbaik Final Copa America