Semarang (Antaranews Jateng) - Perang dagang antara Amerika Serikat dengan Tiongkok serta menurunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ikut menghambat pencapaian target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018, kata ekonom Dr. Nugroho SBM.
"Pemerintah agak berat bisa mencapai target pertumbuhan 5,4 persen pada tahun ini. Kita tidak tahu kapan perang dagang AS dengan China berakhir, rupiah juga masih belum stabil," ujarnya di Semarang, Senin.
Perang dagang tersebut berimbas pada tertahannya arus keluar barang karena kedua negara tersebut bersikap protektif, padahal AS dan China termasuk pasar penting produk Indonesia.
Oleh karena itu, ia memprediksi pertumbuhan ekonomi pada 2018 sekitar 5,2-5,3 persen atau lebih rendah dibanding target pemerintah 5,4 persen.
Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang tersebut menjelaskan kebijakan efisiensi sektor kepabeanan dan perpajakan yang belum sepenuhnya rampung.
Padahal jika reformasi kedua sektor tersebut berjalan bakal ikut mendorong pertumbuhan karena arus masuk-keluar barang di pelabuhan bisa lebih lancar dan masa tunggu (dwell time) juga lebih pendek. ?
Faktor domestik lain yang punya andil realisasi target pertumbuhan lebih rendah, menurut dia, cukup besarnya defisit neraca perdagangan. "Impor naik, sementara kenaikan volume ekspornya tidak bisa mengimbangi," katanya.
Neraca perdagangan Indonesia, menurut Badan Pusat Statistik, pada Agustus 2018 masih defisit ?Rp15 triliun lebih (1,02 miliar dolar AS). Dibanding bulan sebelumnya, ?defisit tersebut menurun tajam karena pada Juli 2018 defisit 2,03 miliar dolar AS.
Bila tensi perang dagang China-AS mereda dan rupiah relatif stabil, ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun depan bisa lebih tinggi seiring dengan beroperasinya infrastruktur.
Nugroho menyatakan pembangunan infrastruktur, seperti jalan tol, jalan raya, hingga bandara, yang masih berlangsung saat ini, kelak bakal mendorong lebih kencang perekonomian antardaerah sehingga pertumbuhan ekonomi nasional juga bakal lebih tinggi.
Mengenai kenaikan harga bakan bakar minyak nonsubsidi, ia menyatakan bahwa hal itu juga berpengaruh pada kemampuan daya saing produk Indonesia.
Berita Terkait

BPBD Banyumas bantu 1.459 warga yang mengalami krisis air bersih
Selasa, 16 Juli 2024 16:08 Wib

Departemen Komunikasi Undip literasi media digital pada guru
Minggu, 31 Desember 2023 19:22 Wib

Zunifan Arif Nugroho pimpin Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah UMP
Rabu, 15 November 2023 16:13 Wib

Usia personel polisi pengamanan Pemilu 2024 maksimal 50 tahun
Jumat, 29 September 2023 8:12 Wib

Garin Nugroho terima Festival Lima Gunung Award XXII
Minggu, 27 Agustus 2023 20:38 Wib

Kandang pembiakan domba di Boyolali
Rabu, 23 Agustus 2023 18:29 Wib

Polres Jepara pasok air bersih untuk warga terdampak kekeringan
Selasa, 20 Juni 2023 7:29 Wib

Pasutri di Jepara jadi tersangka kasus pencabulan anak
Selasa, 13 Juni 2023 20:18 Wib