BBPBAP didorong berinovasi membuat pakan ikan mandiri
Jepara (Antaranews Jateng) - Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) beserta Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya didorong terus berinovasi menciptakan formula pakan mandiri yang mudah diaplikasikan oleh pembudidaya ikan dan hasilnya juga berkualitas.
"Setidaknya, ketika muncul berbagai formula pembuatan pakan mandiri hasil inovasi dari UPT DJPB, maka masyarakat pembudidaya bisa mempraktikan pembuatan pakan ikan secara mandiri," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tri Hariyanto di Jepara, Selasa.
Apalagi, lanjut dia, dalam pembuatan formula pakan mandiri masing-masing daerah tidak ada kesamaan karena menyesuaikan bahan baku lokal yang tersedia.
Dengan adanya dorongan untuk terus berinovasi, dia berharap, nantinya bisa tercipta formula yang benar-benar diterima semua pelaku usaha di bidang budi daya ikan, terutama dari sisi kualitas dan bahan baku yang digunakan sesuai kebutuhan.
Melalui pakan mandiri, dia berharap, pembudidaya ikan tidak tergantung pada pakan pabrikan yang harganya terkadang berfluktuasi menyesuaikan harga bahan baku pendukungnya.
Terlebih lagi, lanjut dia, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar seperti sekarang juga bisa memengaruhi harga pakan di pasaran karena bahan baku tepung ikannya juga didatangkan dari negara lain.
"Kami juga mendorong para pembudidaya ikan untuk mendukung upaya pemerintah mengampanyekan penggunaan pakan mandiri," ujarnya.
Ia mengingatkan setiap pakan mandiri yang dibuat harus sesuai standar nasional Indonesia serta didaftarkan.
"Bagi pelaku usaha di bidang perikanan di wilayah Jepara dan sekitarnya, bisa berkonsultasi dengan BBPBAP Jepara yang juga memiliki pabrik pakan mandiri," ujarnya.
Setiap Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, katanya, juga menghasilkan pakan yang bisa dijual kepada pembudidaya ikan.
Setidaknya, kata dia, dengan menggunakan pakan mandiri biaya produksinya juga bisa ditekan.
Harga jual pakan ikan pabrikan, diperkirakan bisa mencapai Rp9.000/kg, sedangkan pakan buatan BBPBAP Jepara berkisar hanya Rp7.000/kg untuk yang terapung dan Rp6.000/kg untuk pakan yang tenggelam.
Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, Kepala BBPBAP Jepara Sugeng Raharjo menjelaskan bahwa pakan ikan mandiri hasil buatan BBPBAP Jepara semakin diminati para pembudidaya ikan di sejumlah daerah, karena kualitasnya dinilai mampu bersaing dengan pakan ikan pabrikan.
Pakan buatan BBPBAP Jepara, kata Sugeng, juga dimanfaatkan oleh pembudidaya ikan lele di Kampung Lele Boyolali.
Melalui ahli nutrisi yang ada di BBPBAP Jepara, produk pakan ikan yang dihasilkan memang diklaim memiliki kualitas yang baik, dibuktikan dengan respons masyarakat pembudidaya yang menyatakan puas atas kinerja pakan ikan yang digunakan.
Tantangan pakan mandiri, katanya, salah satunya dalam menjamin agar efsiensi pakan bisa ditingkatkan atau rasio konversi pakan (food conversion ratio) bisa ditekan.
BBPBAP Jepara juga berhasil menyusun sebuah formulasi dengan penambahan enzyme untuk meningkatkan kecernaan pakan agar pakan lebih banyak dimanfaatkan untuk pertumbuhan ikan.
"Setidaknya, ketika muncul berbagai formula pembuatan pakan mandiri hasil inovasi dari UPT DJPB, maka masyarakat pembudidaya bisa mempraktikan pembuatan pakan ikan secara mandiri," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tri Hariyanto di Jepara, Selasa.
Apalagi, lanjut dia, dalam pembuatan formula pakan mandiri masing-masing daerah tidak ada kesamaan karena menyesuaikan bahan baku lokal yang tersedia.
Dengan adanya dorongan untuk terus berinovasi, dia berharap, nantinya bisa tercipta formula yang benar-benar diterima semua pelaku usaha di bidang budi daya ikan, terutama dari sisi kualitas dan bahan baku yang digunakan sesuai kebutuhan.
Melalui pakan mandiri, dia berharap, pembudidaya ikan tidak tergantung pada pakan pabrikan yang harganya terkadang berfluktuasi menyesuaikan harga bahan baku pendukungnya.
Terlebih lagi, lanjut dia, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar seperti sekarang juga bisa memengaruhi harga pakan di pasaran karena bahan baku tepung ikannya juga didatangkan dari negara lain.
"Kami juga mendorong para pembudidaya ikan untuk mendukung upaya pemerintah mengampanyekan penggunaan pakan mandiri," ujarnya.
Ia mengingatkan setiap pakan mandiri yang dibuat harus sesuai standar nasional Indonesia serta didaftarkan.
"Bagi pelaku usaha di bidang perikanan di wilayah Jepara dan sekitarnya, bisa berkonsultasi dengan BBPBAP Jepara yang juga memiliki pabrik pakan mandiri," ujarnya.
Setiap Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, katanya, juga menghasilkan pakan yang bisa dijual kepada pembudidaya ikan.
Setidaknya, kata dia, dengan menggunakan pakan mandiri biaya produksinya juga bisa ditekan.
Harga jual pakan ikan pabrikan, diperkirakan bisa mencapai Rp9.000/kg, sedangkan pakan buatan BBPBAP Jepara berkisar hanya Rp7.000/kg untuk yang terapung dan Rp6.000/kg untuk pakan yang tenggelam.
Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, Kepala BBPBAP Jepara Sugeng Raharjo menjelaskan bahwa pakan ikan mandiri hasil buatan BBPBAP Jepara semakin diminati para pembudidaya ikan di sejumlah daerah, karena kualitasnya dinilai mampu bersaing dengan pakan ikan pabrikan.
Pakan buatan BBPBAP Jepara, kata Sugeng, juga dimanfaatkan oleh pembudidaya ikan lele di Kampung Lele Boyolali.
Melalui ahli nutrisi yang ada di BBPBAP Jepara, produk pakan ikan yang dihasilkan memang diklaim memiliki kualitas yang baik, dibuktikan dengan respons masyarakat pembudidaya yang menyatakan puas atas kinerja pakan ikan yang digunakan.
Tantangan pakan mandiri, katanya, salah satunya dalam menjamin agar efsiensi pakan bisa ditingkatkan atau rasio konversi pakan (food conversion ratio) bisa ditekan.
BBPBAP Jepara juga berhasil menyusun sebuah formulasi dengan penambahan enzyme untuk meningkatkan kecernaan pakan agar pakan lebih banyak dimanfaatkan untuk pertumbuhan ikan.