Semarang, ANTARA JATENG - Dinas Perdagangan Kota Semarang segera menata Pasar Meteseh yang diprioritaskan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan 2017.
"Kami sudah prioritaskan penataan Pasar Meteseh di APBD Perubahan 2017, seperti perbaikan saluran," kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto di Semarang, Kamis.
Rencananya, kata dia, saluran yang ada di sekitar pasar tersebut akan dilebarkan setengah meter dan kedalamannya dijadikan satu meter agar menampung sirkulasi air, serta perbaikan kanopi.
Menurut dia, para pedagang di Pasar Meteseh memang ada yang mengeluhkan sepi pembeli sehingga meminta keringanan retribusi yang akan difasilitasi oleh Dinas Perdagangan Kota Semarang.
"Sesuai dengan peraturan daerah (perda) yang ada kan bisa ada pengurangan retribusi hingga 25 persen. Tidak masalah bagi kami, sepanjang mereka berkomitmen menempati pasar itu," katanya.
Penataan Pasar Meteseh, kata dia, meliputi pula penertiban pasar tiban yang ada di kawasan Sendangmulyo sehingga kegiatan jual-beli bisa terpusat di Pasar Meteseh yang relatif berdekatan.
"Pasar tiban ini akan kami tata nantinya agar Pasar Meteseh bisa lebih baik lagi. Sebab, di sana juga sudah padat penduduk sehingga warga bisa melakukan transaksi di Pasar Meteseh saja," katanya.
Sebelumnya, sejumlah pedagang di Pasar Meteseh meminta pasar tiban yang ada di kawasan Sendangmulyo yang relatif berdekatan dengan pasar itu ditertibkan, apalagi mereka tidak ditarik retribusi.
Ketua Paguyuban Pedagang Jasa dan Pasar (PPJP) Pasar Meteseh Semarang Yeni Nurvita meminta Dinas Perdagangan melakukan penertiban pasar tumpah di Sendangmulyo karena membuat pasar tradisional sepi.
"Warga lebih banyak memilih ke pasar `krempyeng` di sana (Sendangmulyo, red.) sehingga Pasar Meteseh ini sepi. Padahal, mereka tidak ditarik retribusi. Kasihan pedagang di Pasar Meteseh," ungkapnya.
Diakuinya, para pedagang di Pasar Meteseh sekarang sedang berbenah karena hanya ada 200 pedagang yang aktif dari total sekitar 500-an kios dan los yang ada di pasar tersebut.
Kemungkinan, kata dia, Pasar Meteseh yang masih sepi disebabkan banyak masyarakat maupun pedagang sendiri yang belum tahu pasar tradisional itu sudah "hidup" kembali seperti dulu.
"Sebenarnya, Pasar Meteseh ini sudah lengkap menyediakan berbagai kebutuhan masyarakat, mulai sayur-sayuran, pakaian, daging, gerabah, optik, jam tangan, dan sebagainya," katanya.
Dari sekitar 500 kios dan los yang ada, kata dia, sebetulnya semuanya ada yang memiliki, tetapi banyak pedagang yang belum tahu dan belum menempati sehingga akan terus disosialisasikan.