Jepara, ANTARA JATENG - Kecelakaan laut yang terjadi di Perairan Laut Pailus, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Rabu dini hari, mengakibatkan satu nelayan meninggal.
Menurut salah seorang nelayan asal Desa Bondo, Kecamatan Mlonggo, Jepara, Priyo Santoso di Jepara, Rabu, tabrakan perahu nelayan asal Desa Karanggondang, Kecamatan Mlonggo diperkirakan terjadi pukul 01.00 WIB.
Informasinya, kata dia, tabrakan tersebut berawal ketika perahu yang ditumpangi tiga nelayan, yakni Priyadi (50), Darni (70) dan Karsani (65) yang sama-sama warga Desa Karanggondang sedang mencari ikan di kawasan Pantai Pailus.
"Tiba-tiba, perahu tersebut ditabrak kapal pinisi, sehingga nelayan yang ada di perahu nahas tersebut terlempar ke laut," ujarnya.
Ia mengakui, menerima informasi kecelakaan laut tersebut pada pukul 03.00 WIB, kemudian disampaikan kepada pemilik kapal maupun sejumlah pihak terkait lainnya.
Dua nelayan bernama Priyadi dan Darni berhasil selamat setelah ditolong nelayan lain, sedangkan Karsani baru ditemukan Rabu (3/5) pukul 06.00 WIB dalam kondisi meninggal dunia.
Korban meninggal atas nama Karsani, lanjut dia, justru ditemukan secara tidak sengaja saat evakuasi perahu yang terbalik yang berada di laut dengan jarak 45 mil dari tepi pantai setelah ditabrak kapal pinisi pada Rabu (3/5) pukul 01.00 WIB.
"Saat perahu ditarik menggunakan tujuh perahu nelayan, tiba-tiba tali penarik putus, kemudian muncul tubuh korban dari dalam perahu," ujarnya.
Ia mengatakan, evakuasi perahu dimulai pukul 06.00 WIB, sedangkan jasad korban langsung dibawa ke tepi pantai yang berjarak sekitar 45 mil.
Perahu nahas berukuran kurang dari 5 gross ton (GT) tersebut, lanjut dia, berhasil ditarik ke darat pada pukul 12.00 WIB.
Kapolsek Mlonggo AKP Maryono membenarkan laka laut yang terjadi di wilayah laut Mlonggo pada Rabu (3/5) pukul 01.00 WIB mengakibatkan satu korban meninggal dunia.
Ia memperkirakan korban bernama Karsani sudah dimakamkan pihak keluarga, karena korban berhasil dievakuasi ke daratan sekitar pukul 06.30 WIB.
Proses evakuasi korban maupun perahu yang ditumpangi korban bersama dua nelayan yang selamat, kata dia, melibatkan Tim SAR, Polair serta nelayan setempat.
Ia menduga korban meninggal karena tidak bisa berenang, karena hasil pemeriksaan dokter dari Puskesmas setempat tidak ditemukan adanya luka pada tubuh korban.