Pesawat Antariksa NASA Tubruk Permukaan Merkurius
Pesawat antariksa MErcury Surface, Space ENvironment, GEochemistry, and Ranging (MESSENGER) menubruk Merkurius dengan kecepatan sekitar 8.750 mil per jam atau 3,91 kilometer per detik dan membentuk kawah baru di permukaan planet itu.
Pengendali misi di Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory (APL) di Laurel, Maryland, mengonfirmasi pesawat antariksa itu menghantam permukaan Merkurius pukul 03:26 EDT.
Pengendali misi mengonfirmasi akhir operasi pesawat itu beberapa menit kemudian, pukul 03:40, ketika stasiun Deep Space Network (DSN) NASA di Goldstone, California, tidak mendeteksi sinyal pesawat antariksa itu.
"Keluar dengan sebuah pukulan saat menumbuk permukaan Merkurius, kami menyambut MESSENGER sebagai misi yang lebih dari sukses," kata John Grunsfeld, pejabat Science Mission Directorate NASA di Washington.
"Misi MESSENGER akan memberi para ilmuwan ladang hasil baru saat kita mulai fase selanjutnya dari misi ini--menganalisis data-data yang sudah ada di arsip, dan mengungkap misteri Merkurius," katanya di laman resmi NASA, Jumat.
Sebelum tumbukan, tim perancang misi MESSENGER memperkirakan pesawat antariksa itu melewati beberapa mil cekungan berisi lava di Merkurius sebelum menabrak permukaan dan membuat kawah permukaan yang lebarnya diperkirakan 50 kaki (15,24 meter).
Kepergian MESSENGER di planet kering kecil yang paling dekat dengan matahari itu tidak teramati karena pesawat menabrak bagian planet yang menghadap jauh dari Bumi sehingga teleskop-teleskop di Bumi tidak bisa menangkap momen tabrakan itu.
Teleskop-teleskop yang berbasis di Bumi juga tidak bisa melihat dampaknya karena kedekatan Merkurius dengan matahari akan merusak optik.
Operasi hari terakhir MESSENGER bermula pukul 11:15 dengan inisiasi pengiriman terakhir data dan citra-citra dari Merkurius via antena 70 meter DSN di Madrid, Spanyol.
Setelah transisi terencana ke antena 34 meter DSN di California pukul 02:40, operator misi kemudian mengonfirmasi pengalihan ke komunikasi sinyal suar saja pukul 03:04.
"Kami memantau sinyal suar MESSENGER selama sekitar 20 menit lagi," kata manager operasi misi Andy Calloway dari APL.
"Selama waktu itu aneh memikirkan MESSENGER menabrak, kami tidak bisa segera mengonfirmasinya karena jarak yang sangat jauh antara Merkurius dan Bumi."
MESSENGER diluncurkan 3 Agustus 2004, dan mulai mengorbit di sekitar Merkurius pada 17 Maret 2011. Pada akhir misinya pesawat itu sudah menjelajah selama lebih dari empat tahun dan 4.105 mengorbit di sekitar Mercurius.
Meski sudah menyelesaikan tujuan ilmiah utamanya pada Maret 2012, misi pesawat itu diperpanjang dua kali, memungkinkannya menangkap citra-citra dan informasi tentang planet itu.
Pada Selasa tim berhasil mengeksekusi manuver orbit yang menjaga MESSENGER pada jarak yang memungkinkannya mengumpulkan informasi-informasi kritis tentang anomali magnetik kerak Merkurius dan kawah-kawah kutub berisi es pada permukaannya.
Setelah kehabisan bahan bakar dan tidak bisa lagi meningkatkan ketinggian, MESSENGER akhirnya tidak bisa menahan tarikan gravitasi matahari di orbitnya.
"Hari ini kita menyampaikan perpisahan pada pesawat yang paling tangguh yang berhasil menjelajahi planet tetangga," kata Sean Solomon, peneliti utama MESSENGER dan direktur Lamont-Doherty Earth Observatory Columbia University di Palisades, New York.
Di antara banyak pencapaiannya, misi MESSENGER antara lain berhasil menentukan komposisi permukaan Merkurius, mengungkap sejarah geologisnya, menemukan medan magnet internalnya, dan memverifikasi deposit kutubnya yang didominasi air es.
Pengendali misi di Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory (APL) di Laurel, Maryland, mengonfirmasi pesawat antariksa itu menghantam permukaan Merkurius pukul 03:26 EDT.
Pengendali misi mengonfirmasi akhir operasi pesawat itu beberapa menit kemudian, pukul 03:40, ketika stasiun Deep Space Network (DSN) NASA di Goldstone, California, tidak mendeteksi sinyal pesawat antariksa itu.
"Keluar dengan sebuah pukulan saat menumbuk permukaan Merkurius, kami menyambut MESSENGER sebagai misi yang lebih dari sukses," kata John Grunsfeld, pejabat Science Mission Directorate NASA di Washington.
"Misi MESSENGER akan memberi para ilmuwan ladang hasil baru saat kita mulai fase selanjutnya dari misi ini--menganalisis data-data yang sudah ada di arsip, dan mengungkap misteri Merkurius," katanya di laman resmi NASA, Jumat.
Sebelum tumbukan, tim perancang misi MESSENGER memperkirakan pesawat antariksa itu melewati beberapa mil cekungan berisi lava di Merkurius sebelum menabrak permukaan dan membuat kawah permukaan yang lebarnya diperkirakan 50 kaki (15,24 meter).
Kepergian MESSENGER di planet kering kecil yang paling dekat dengan matahari itu tidak teramati karena pesawat menabrak bagian planet yang menghadap jauh dari Bumi sehingga teleskop-teleskop di Bumi tidak bisa menangkap momen tabrakan itu.
Teleskop-teleskop yang berbasis di Bumi juga tidak bisa melihat dampaknya karena kedekatan Merkurius dengan matahari akan merusak optik.
Operasi hari terakhir MESSENGER bermula pukul 11:15 dengan inisiasi pengiriman terakhir data dan citra-citra dari Merkurius via antena 70 meter DSN di Madrid, Spanyol.
Setelah transisi terencana ke antena 34 meter DSN di California pukul 02:40, operator misi kemudian mengonfirmasi pengalihan ke komunikasi sinyal suar saja pukul 03:04.
"Kami memantau sinyal suar MESSENGER selama sekitar 20 menit lagi," kata manager operasi misi Andy Calloway dari APL.
"Selama waktu itu aneh memikirkan MESSENGER menabrak, kami tidak bisa segera mengonfirmasinya karena jarak yang sangat jauh antara Merkurius dan Bumi."
MESSENGER diluncurkan 3 Agustus 2004, dan mulai mengorbit di sekitar Merkurius pada 17 Maret 2011. Pada akhir misinya pesawat itu sudah menjelajah selama lebih dari empat tahun dan 4.105 mengorbit di sekitar Mercurius.
Meski sudah menyelesaikan tujuan ilmiah utamanya pada Maret 2012, misi pesawat itu diperpanjang dua kali, memungkinkannya menangkap citra-citra dan informasi tentang planet itu.
Pada Selasa tim berhasil mengeksekusi manuver orbit yang menjaga MESSENGER pada jarak yang memungkinkannya mengumpulkan informasi-informasi kritis tentang anomali magnetik kerak Merkurius dan kawah-kawah kutub berisi es pada permukaannya.
Setelah kehabisan bahan bakar dan tidak bisa lagi meningkatkan ketinggian, MESSENGER akhirnya tidak bisa menahan tarikan gravitasi matahari di orbitnya.
"Hari ini kita menyampaikan perpisahan pada pesawat yang paling tangguh yang berhasil menjelajahi planet tetangga," kata Sean Solomon, peneliti utama MESSENGER dan direktur Lamont-Doherty Earth Observatory Columbia University di Palisades, New York.
Di antara banyak pencapaiannya, misi MESSENGER antara lain berhasil menentukan komposisi permukaan Merkurius, mengungkap sejarah geologisnya, menemukan medan magnet internalnya, dan memverifikasi deposit kutubnya yang didominasi air es.