Presiden Pakistan, Manmoon Hussain, dan Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, Jumat, telah menyampaikan ucapan selamat kepada gadis remaja itu, tak lama setelah ia diumumkan sebagai peraih Nobel Perdamaian bersama dengan seorang pegiat India.
"Ia adalah kebanggaan Pakistan. Ia telah membuat bangga warga di negara ini. Prestasinya tak tertandingi. Anak lelaki dan perempuan di dunia mesti mengikuti jejak komitmen dan perjuangannya," kata Sharif, di dalam satu pernyataan.
"Sungguh kehormatan buat Malala Yousafzai, keluarganya dan Pakistan," kata Menteri Dalam Negeri Pakistan, Nisar Ali Khan, di dalam satu taklimat di Islamabad, saat dimintai komentar mengenai berita tersebut.
Para pemimpin Pakistan juga mengucapkan selamat kepada Malala atas terpilihnya remaja putri Pakistan itu sebagai peraih Hadiah Nobel Perdamaian.
Mantan Presiden Pakistan, Asif Ali Zardari, mengucapkan selamat kepada Malala dan keluarganya sehubungan dengan penganugrahan hadiah itu.
"Putri Pakistan. Duta Besar Perdamaian Malala Yousafzai, kami bangga pada kamu. Wanita pahlaran nasional kami telah meraih Hadiah Nobel Perdamaian. Panjang umur Pakistan," kata pemimpin oposisi Partai Rakyat Pakistan di akun twitter resminya.
Ketua Komite Pertahanan Senat Pakistan, Mushahid Hussain, juga memberi ucapan selamat kepada Malala.
"Selamat Malala Yousafzai atas kehormatan yang layak sebagai peraih termuda Hadiah Nobel Perdamaian; kebanggaan Pakistan dan umat muslim," kata Hussain.
"Malala mewakili keuletan dan kekuatan masyarakat Pakistan dan rakyatnya, terutama kaum perempuan, pemuda dan anak perempuan serta keyakinan mereka pada esok yang lebih baik," kata Hussain di dalam satu pernyataan. twitter dan facebook dipenuhi pesan ucapan selamat kepada Malala.
Komite Nobel Norwegia, Jumat, memutuskan menganugerahkan Hadiah Nobel Perdamaian 2014 kepada Kailash Satyarthi dan Malala Yousafzai atas perjuangan mereka melawan penindasan terhadap anak-anak dan pemuda dan bagi hak semua anak untuk memperoleh pendidikan.
Malala, remaja putri yang berusia 17 tahun, menderita luka tembak di kepalanya ketika beberapa orang bertopeng menembak dia pada Oktober 2012 di kota tempat tinggalnya di Kabupate Swat di bagian baratdaya negeri tersebut gara-gara pembangkangannya atas larangan Taliban bagi pendidikan buat anak perempuan.
Militer Pakistan pada September mengumumkan satu kelompok yang terdiri atas 10 gerilyawan Yaliban yang diduga terlibat dalam penyerangan terhadap Malala Yousafzai telah ditangkap oleh pasukan keamanan.
Gerilyawan yang ditangkap itu mengaku, pemimpin Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), Mullah Fazlullah, merencanakan serangan terhadap Malala.