Proses pemugaran gedung yang pernah digunakan Tan Malaka mengajar itu diawali syukuran yang digelar Komunitas Pegiat Sejarah (KPS) Semarang dengan mengundang warga sekitar dan tokoh masyarakat sekitar.
Ketua Tim Pemugaran eks-Gedung SI Semarang Wahyu Widayat menjelaskan gedung bersejarah itu akan dipugar dengan tetap mengacu pada bentuk dan konstruksi aslinya, termasuk tiang-tiang kayu penyangga.
"Pemugaran dimulai dengan penurunan genting, konservasi kayu, dan sebagainya. Kayu-kayu yang sudah rusak diganti dengan yang baru. Kira-kira ada sekitar 30-35 persen bahan baru yang digunakan," katanya.
Ia menjelaskan desain bangunan akan disesuaikan aslinya dengan mengacu foto kuno gedung itu, termasuk keberadaan tiga pintu kayu "krepyak" di bagian depan dan tulisan SI berukuran besar di lantai.
Anggaran pemugaran bangunan bersejarah itu, kata dia, sekitar Rp600 juta yang berasal dari ABPD Jawa Tengah dan dihibahkan ke BPCB Jateng untuk memugar bangunan yang berstatus cagar budaya itu.
"Lantainya akan ditinggikan, dinding yang miring dirobohkan dan dibangun baru. Bagian-bagian yang melengkung dikonservasi, diperkuat. Acuannya tetap pada bentuk asli bangunan tersebut," katanya.
Setelah pemugaran selesai, Wahyu mengatakan pihaknya akan menyerahkan kembali pengelolaannya kepada Yayasan Balai Muslimin (Yabami) yang selama ini menjadi pihak pengelola bangunan tersebut.