Kabag Teknik, PDAM Tirta Agung, Agus Riyanto di Temanggung, Senin, mengatakan akibat terputusnya pipa tersebut ribuan pelanggan PDAM di empat kecamatan, yakni Parakan, Kedu, Bulu, dan Temanggung terganggu karena aliran airnya mati dan jika mengalir debitnya kecil.

Ia mengatakan, satu pipa berdiameter enam inci dari mata air Sigandul terputus dan pipa berdiameter delapan inci dari mata air Segaran dan Tuk Sewu, Kruwisan.

"Air tidak bisa mengalir secara langsung, kalau yang Sigandul untuk Kantor Layanan Unit Parakan. Pipa Kali Galeh dari mata air Segaran dan Tuk Sewu Kruwisan untuk Kota Temanggung," katanya.

Menurut dia, dari sekitar 11.000 pelanggan di Unit Layanan Kota Temanggung meliputi Kecamatan Temanggung dan Kedu, 20-30 persennya atau sekitar 3.300 pelanggan tidak dapat teraliri air bersih secara normal.

Di Unit Layanan Parakan, katanya, yang mengampu pelanggan di Kecamatan Parakan dan Bulu dari 4.500 pelanggan 1.350 di antaranya juga terkena dampak tersebut.

Ia menyebutkan, di Kota Temanggung beberapa wilayah yang aliran airnya mati, yakni Kelurahan Jampiroso, Jampirejo, Banyuurip, Temanggung II, Kertosari, Manding, Kebonsari, sedangkan di Parakan, meliputi Parakan Kauman, Tejosari, dan Jetis. Di Kecamatan Bulu di Desa Putat dan Ngimbrang serta di Kecamatan Kedu di Desa Salamsari.

Ia mengatakan, untuk mengatasi hal tersebut PDAM melakukan berbagai upaya antara lain bekerja sama dengan BPBD Temanggung membagikan air pada pelanggan menggunakan mobil tangki di 11 titik di Kota Temanggung. Bagi daerah-daerah yang jika malam airnya mengalir diimbau untuk menampung air.

Ia menuturkan, PDAM sedang melakukan upaya perbaikan pipa yang putus tetapi sifatnya darurat dan secara permanen nanti menunggu musim kemarau.

"Sekarang petugas kami di lapangan paling banyak hanya tiga hingga empat jam kalau cuaca buruk dan banjir karena tidak berani risiko. Kami perkirakan lima hari ke depan saluran air kepada pelanggaan bisa normal kembali.

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : hernawan
Copyright © ANTARA 2025