Semarang (ANTARA) - Kantor Wilayah Kementerian Hukum Jawa Tengah menggelar Upacara Bendera dalam rangka Peringatan Hari Ibu (PHI) ke 97, bertempat di halaman Kantor Wilayah, Senin (22/12).
Seperti tahun sebelumnya, sebagai bentuk penghargaan kepada para Ibu dan Perempuan Indonesia, seluruh petugas upacara PHI diperankan oleh pegawai perempuan.
Kepala Divisi Peraturan Perundang-undangan dan Pembinaan Hukum (P3H), Delmawati berlaku sebagai Inspektur Upacara.
Membacakan sambutan tertulis Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kadiv P3H menegaskan bahwa PHI merupakan wujud penghargaan bangsa Indonesia terhadap perjuangan dan pengabdian perempuan dalam merebut serta mengisi kemerdekaan.
"Peringatan ini bukan sekadar seremonial dan bukan pula perayaan 'Mother’s Day' sebagaimana dipahami di beberapa budaya," tegas Delmawati.
"Namun merupakan apresiasi mendalam bagi seluruh perempuan Indonesia dalam semua peran dan kapasitasnya, baik dalam keluarga, masyarakat, bangsa, maupun negara," sambungnya.
Dalam lintasan sejarah bangsa ini, terang Kadiv P3H, perempuan Indonesia telah menjadi agen perubahan, menggerakkan inovasi, memperjuangkan keadilan, dan menguatkan nilai-nilai kemanusiaan.
Delmawati mengatakan, meski menghadapi berbagai tantangan:beban ganda, stigma, minimnya akses, serta kekerasan berbasis gender, perempuan tidak pernah berhenti berjuang. Dengan ketangguhan, kreativitas, dan daya juang, perempuan, terus menunjukkan bahwa kemajuan bangsa tidak pernah terpisah dari kemajuan perempuan.
Tahun 2025 ini, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia mengusung tema: “Perempuan Berdaya dan Berkarya, Menuju Indonesia Emas 2045.”
Tema ini, kata Kadiv P3H, menjadi pengingat bahwa perempuan bukan hanya penerima manfaat pembangunan, tetapi motor utama perubahan.
Perempuan Indonesia, lanjut Delmawati, bekerja dalam berbagai keterbatasan, namun tetap menjadi pilar ekonomi keluarga, penjaga nilai budaya, pemimpin komunitas, inovator teknologi, pelaku usaha, dan penjaga keberlanjutan, kehidupan.
Esensi lainnya, kata Kadiv P3H, PHI juga menjadi ruang refleksi dan apresiasi bagi seluruh perempuan Indonesia, tanpa memandang latar belakang sosial, profesi, budaya, atau wilayah.
Dari perempuan yang berkarya di daerah pesisir hingga mereka yang bekerja di perkotaan; dari perempuan pelaku UMKM, petani, buruh, tenaga kesehatan, dan pendidik, hingga mereka yang berkarya dalam pemerintahan, politik, olahraga, seni, dan teknologi, seluruhnya memiliki kontribusi nyata bagi bangsa.
Mengikuti upacara PHI, Kepala Kanwil Kemenkum Jateng Heni Susila Wardoyo, Kepala Kantor Wilayah Kementerian HAM Jawa Tengah, Mustafa Beleng, Kepala Divisi Pelayanan Hukum Tjasdirin, Pejabat Manajerial dan Non Manajerial, serta seluruh pegawai Kemenkum dan Kemenham Jateng.