BPJS Kesehatan Dorong Deteksi (ANTARA) - BPJS Kesehatan terus mendorong masyarakat memperkuat budaya pencegahan penyakit kronis melalui kebijakan skrining riwayat kesehatan bagi peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebelum mengakses layanan di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP).
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Purwokerto Niken Sawitri di Purwakarta, Kabupaten Banyumas, Rabu, mengatakan skrining riwayat kesehatan merupakan bagian dari upaya promotif dan preventif dalam Program JKN.
Menurut dia, layanan ini membantu peserta mengenali kondisi kesehatannya lebih awal sebelum muncul gejala penyakit serius.
“Skrining riwayat kesehatan menjadi pintu awal untuk mencegah penyakit kronis seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung, maupun gangguan ginjal. Peserta bisa mengetahui apakah dirinya berisiko rendah, sedang, atau tinggi,” katanya.
Baca juga: Cerita Sang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa Tentang Akses Layanan Kesehatan Tanpa Kendala
Menurut Niken, deteksi dini sangat penting untuk menekan angka kejadian penyakit tidak menular di masyarakat.
Akan tetapi, kata dia, masih banyak peserta yang datang ke fasilitas kesehatan ketika penyakit sudah dalam tahap lanjut, padahal kondisi tersebut dapat dicegah lebih awal melalui pola hidup sehat dan pemeriksaan berkala.
Ia menjelaskan skrining riwayat kesehatan dapat dilakukan dalam beberapa menit melalui Aplikasi Mobile JKN.
Menurut dia, peserta cukup menjawab pertanyaan terkait gaya hidup, riwayat keluarga, dan kondisi tubuh, kemudian hasilnya langsung muncul sebagai panduan tindak lanjut.
Selain melalui aplikasi, lanjut dia, peserta JKN juga dapat melakukan skrining melalui situs web resmi BPJS Kesehatan, layanan WhatsApp (Pandawa), maupun petugas di FKTP. Layanan ini dapat diakses kapan saja tanpa dikenai biaya.
“Peserta bisa mengisi kapan saja, tidak harus saat sedang sakit. Kami ingin menumbuhkan kesadaran bahwa sehat itu harus dijaga, bukan hanya diobati,” kata Niken.
Dia mengharapkan semakin banyak peserta aktif melakukan skrining minimal sekali dalam setahun agar potensi risiko penyakit dapat terdeteksi lebih cepat.
Dengan begitu, kata dia, langkah pencegahan dan pengendalian dapat dilakukan lebih dini.
Sementara itu, peserta JKN asal Kecamatan Sokaraja, Rina Wahyuni (34), mengaku merasakan manfaat dari skrining riwayat kesehatan.
Ia pertama kali mencoba fitur tersebut di Aplikasi Mobile JKN setelah mendapat informasi dari petugas BPJS Kesehatan.
“Awalnya saya tidak tahu ada fitur itu. Setelah mencoba, ternyata mudah sekali. Hasilnya menunjukkan saya berisiko sedang untuk hipertensi. Dari situ saya jadi lebih hati-hati menjaga pola makan dan rutin berolahraga,” katanya.
Rina mengaku kini lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan dan rutin memantau kondisi tubuh.
Ia pun mengajak keluarga serta teman-temannya untuk ikut melakukan skrining riwayat kesehatan.
“Saya merasa sangat terbantu. Kalau ada keluhan, saya langsung konsultasi ke fasilitas kesehatan,” katanya.
Baca juga: BPJS Kesehatan Surakarta gandeng Kejari Sukoharjo lanjutkan kerja sama program JKN
Baca juga: RS dr. Oen Solo Baru raih penghargaan Transformasi Digital BPJS Kesehatan