Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah menetapkan status siaga tanggap bencana sebagai upaya mencegah kerugian besar karena dampak bencana alam, seiring dengan musim hujan di daerah setempat saat ini.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batang Nurdiansyah di Batang, Selasa, mengatakan berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), wilayah setempat mengalami cuaca ekstrem pada Januari hingga Februari 2026.
Oleh karena itu, pihaknya bersama sejumlah organisasi perangkat daerah sudah menyiapkan langkah-langkah kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan terjadinya banjir, pohon tumbang, dan tanah longsor.
Berdasarkan analisis BMKG, wilayah bagian selatan Batang telah mengalami hujan sejak Agustus 2025, sedangkan bagian pantai utara memasuki musim hujan pada awal hingga pertengahan Oktober 2025.
"Ini artinya, sekarang kini sudah memasuki musim hujan. Awal musim hujan tahun ini terbilang lebih cepat hingga tiga dasarian (sekitar 30 hari)," katanya.
Ia mengatakan BMKG juga memprakirakan sebagian wilayah Batang, terutama bagian utara, mengalami curah hujan di atas normal sehingga kondisi ini berpotensi meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi.
Wilayah bagian tengah hingga selatan, kata dia, sifat hujan masih normal, sedangkan wilayah utara sifat hujan di atas normal atau lebih deras.
Ia mengatakan puncak musim hujan di daerah itu diprakirakan terjadi pada Januari hingga Februari 2026 dengan durasi musim hujan yang bisa berlangsung antara enam hingga tujuh bulan.
Ia berharap, dengan penetapan status siaga maka dampak cuaca ekstrem pada musim hujan kali ini dapat diminimalkan melalui kesiapan bersama antara pemerintah dan masyarakat.
"Kami juga mendorong peningkatan kewaspadaan masyarakat. Ketika hujan deras disertai angin kencang, kami imbau masyarakat segera menjauh dari pohon besar dan tebing rawan longsor," katanya.