Kudus (ANTARA) - Satuan Pelayanan Pengolahan Gizi (SPPG) Polres Kudus, Jawa Tengah, memastikan kebersihan dan higienitas food tray (nampan makan) karena sebelum digunakan terlebih dahulu dilakukan sterilisasi menggunakan alat sterilisasi khusus.

"Langkah tersebut untuk menjamin makanan yang disajikan kepada ribuan siswa bebas dari kuman dan bakteri," kata Kepala SPPG Polres Kudus M Rafi' Projo Aljito didampingi Ahli Gizi Yusrina Putri Nugraha di Kudus, Senin.

Ia mengungkapkan proses sterilisasi dilakukan setelah semua food tray dicuci, termasuk perendaman food tray menggunakan air hangat. Kemudian dilakukan sterilisasi dari berbagai potensi bakteri dengan dimasukkan ke dalam alat sterilisasi tersebut.

Untuk sterilisasi, kata dia, dari setiap unit oven sterilisasi food tray memiliki kapasitas 180 buah, dengan durasi sekitar 5 menit bisa selesai dan dipastikan bisa menghilangkan bakteri secara maksimal.

Jaminan lainnya, yakni adanya alat filterisasi air dari sumur dan setiap hari antara pukul 13.00-14.00 WIB dikuras secara otomatis sehingga terjamin kebersihannya. Sedangkan uji laboratorium terhadap air tersebut menggandeng Puskesmas Rendeng dengan hasil bebas bakteri Escherichia coli (E. coli).

SPPG Polres Kudus melayani 2.957 siswa dari 10 sekolah, mulai dari jenjang taman kanak-kanak (TK), SD, hingga SMP. Sedangkan pengoperasian dimulai sejak 13 Oktober 2025.

Untuk pengiriman makanan disesuaikan dengan jam istirahat siswa, untuk siswa TK pukul 07.00 WIB, SD pukul 09.00 WIB, dan SMP pukul 12.00 WIB.

"Setiap hari menu makan yang diberikan berbeda, dengan rotasi antara 10 hari dan 12 hari diganti dengan menu baru," ujarnya.

Untuk menjamin makanan tidak cepat basi, maka setelah dimasak ada proses pendinginan nasi maupun bahan nabati dan hewani, termasuk sayuran. Sedangkan pagi hari dilakukan pemeriksaan kesehatan dan tes makanan berupa uji organoleptik oleh dokter kesehatan (Dokkes) serta uji kimia untuk mendeteksi nitrit, formalin, arsenik, dan sianida.

Dalam pengujian, secara sampling acak diambil tiga buah menu makan yang sudah dikemas ke dalam nampan makan sebelum pengiriman. Ketika tidak ada temuan, baru didistribusikan.

Guna memastikan semua pekerja melaksanakan tugas sesuai standar operasional, maka asisten lapangan bertugas mengawasi, mulai dari pencucian alat memasak, termasuk nampan makan.

Kepala SD 1 Rendeng Dewi Sofiyati mengungkapkan program makan bergizi gratis (MBG) ternyata meningkatkan tingkat kehadiran siswa menjadi 100 persen, dari sebelumnya tidak sampai 100 persen. Bahkan, menu makan yang disajikan selalu habis karena disukai siswa.

Dian Sofia, salah satu siswa SD 1 Rendeng mengakui selama ini selalu menghabiskan menu MBG. Maklum menunya enak, mantap, lezat, gurih.

Yuda Sapta Rijani mengakui masakannya enak, lezat, dan gurih. Bahkan, MBG ini bisa menghemat sehingga uang jajannya bisa ditabung.


Baca juga: SPPG Polresta Banyumas pastikan keamanan makanan program MBG sesuai standar


Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2025