Semarang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menekankan pentingnya upaya kolaboratif dari berbagai pihak untuk mewujudkan zero atau bebas tuberkulosis (TBC) pada tahun 2030.

Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yunita Dyah Kusminar, di Semarang, Kamis, mengatakan bahwa capaian penanganan TBC di Jawa Tengah masih di bawah target sehingga perlu digenjot lagi.

"Kami mengajak organisasi profesi dan asosiasi kesehatan untuk bersama-sama memperkuat penemuan kasus dan pengobatan TBC,” katanya.

Hal tersebut disampaikannya dalam kegiatan Monitoring dan Evaluasi Public Private Mix (PPM) TBC dan Intervensi TBC-HIV.

Ia menambahkan bahwa penggunaan teknologi X-Ray portable menjadi terobosan penting, untuk mempercepat deteksi TBC secara mobile di seluruh daerah.

Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin menyatakan bahwa Jateng ditunjuk sebagai salah satu dari delapan provinsi, untuk menjadi proyek percontohan menuju bebas TBC 2030.

Oleh karena itu, sosok yang akrab disapa Gus Yasin itu mengajak dinas-dinas terkait untuk bekerja keras mengatasi persoalan tersebut.

Sebab, kata dia, tingkat kematian akibat TBC masih tinggi sehingga program Jogo Tonggo perlu kembali digencarkan lagi, dan mengingatkan penanganan TBC mirip seperti saat pandemi COVID-19.

"Banyak pasien tidak tuntas menjalani pengobatan, bahkan ada yang mengalami resistensi obat. Karena itu program Speling (Dokter Spesialis Keliling) harus digerakkan secara masif, Jogo Tonggo seperti saat kita menangani COVID-19 dulu juga perlu digencarkan," katanya.

Adapun terkait pengadaan X-Ray portable, Gus Yasin menegaskan telah diinput ke dalam rancangan anggaran tahun 2026 sehingga deteksi TBC lebih cepat dan penanganan juga lebih maksimal.

Selain itu, ia menambahkan bahwa keberhasilan menekan kasus TBC akan berdampak besar pada pembangunan Jateng.

"Kalau angka TBC bisa ditekan, investor akan semakin yakin pada kualitas sumber daya manusia (SDM) kita. Oleh karena itu, kolaborasi lintas profesi dan semua pihak adalah kunci untuk mewujudkan zero TBC 2030," katanya.

Pada kesempatan itu, Pemprov Jateng memberikan penghargaan kepada tenaga medis dan tenaga kesehatan teladan tingkat provinsi, yakni Hildan Awaludin dari Puskesmas Kedungbanteng Banyumas (kategori Petugas Tanggap Darurat Bencana di Puskesmas).

Kemudian, Nugroho Lazuardi dari RSUD dr. Adhyatma Semarang (kategori Tenaga Kesehatan Inovatif di RS Pemerintah), serta dr. Agus Fitrianto dari RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto (kategori Tenaga Medis Inovatif di RS Pemerintah).

Apresiasi juga diberikan kepada tiga daerah dengan kontribusi tertinggi dalam implementasi kolaborasi TBC-HIV, yakni Kabupaten Demak sebagai peringkat pertama, disusul Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Magelang.


Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2025