Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang mendukung rencana pendirian Museum Kartun Indonesia di kawasan Kota Lama Semarang sebagai upaya Semarang semakin meneguhkan diri sebagai kota bersejarah sekaligus kota kreatif.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Wing Wiyarso, di Semarang, Senin, mengatakan akan berupaya mencarikan aset gedung milik pemerintah kota di kawasan Kota Lama untuk dimanfaatkan sebagai lokasi museum. 

"Kota Lama Semarang memiliki daya tarik historis dan kultural yang kuat. Menjadikannya rumah bagi Museum Kartun Indonesia akan menambah khasanah destinasi wisata dan ruang kreatif  yang unik dan berkelas," kata 

Gagasan mendirikan Museum Kartun Indonesia muncul dari keresahan para kartunis, akademisi dan masyarakat seni bahwa arsip, karya, dan sejarah kartun di Indonesia belum memiliki ruang representasi yang layak.

Padahal, kartun bukan hanya karya seni visual, melainkan juga medium aspirasi sosial, refleksi budaya, sekaligus catatan perjalanan bangsa.

Museum Kartun Indonesia di Semarang nantinya diharapkan menjadi rumah kartun dan pusat riset dan dokumentasi untuk menyimpan arsip, karya, serta catatan sejarah kartun Indonesia dari generasi ke generasi 

Selain itu, menjadi ruang belajar bagi pelajar, mahasiswa, peneliti, maupun masyarakat umum yang ingin memahami seni kartun.

Dari aspek ekonomi kreatif juga membuka peluang kolaborasi dengan para kartunis, desainer, dan pelaku industri kreatif, serta menjadi destinasi wisata khas yang menambah ragam atraksi budaya di Semarang, khususnya di kawasan Kota Lama.

Wing juga mengatakan bahwa dari Presidium Persatuan Kartunis Indonesia yang dipimpin Abdullah Ibnu Thalhah telat melakukan audiensi terkait rencana pembangunan Museum Kartun Indonesia.

"Semarang bisa menjadi pionir. Museum kartun akan menambah identitas baru bagi Kota Lama, bukan hanya sebagai kawasan heritage, tapi juga ruang hidup seni kontemporer yang merekam denyut kebudayaan bangsa," katanya.

Langkah-langkah untuk mewujudkan keberadaan museum kartun, kata dia, perlu digalakkan sehingga mendorong kartunis membuat berbagai kegiatan sosialisasi, seperti kegiatan "Goes to Museum Kartun"

Presidium Persatuan Kartunis Indonesia A Ibnu Thalhah bersyukur atas dukungan itu karena Indonesia sudah saatnya memiliki museum kartun.

"Pakarti telah menyiapkan program sosialisasi dan siap berkolaborasi dengan Disbudpar dan teman-teman ekraf Kota Semarang,," kata kartunis yang sehari-hari mengajar di Prodi Seni dan Arsitektur UIN Walisongo Semarang itu.

Dengan komitmen pemkot, kata dia, langkah menuju terwujudnya Museum Kartun Indonesia semakin nyata dan Semarang berpotensi besar menorehkan sejarah baru.

Sementara itu, Bambang Supradono, dari Komite Ekonomi Kreatif Kota Semarang menyampaikan bahwa museum kartun akan menjadi tonggak penting, bukan hanya sebagai pusat arsip dan riset, tetapi juga sebagai ruang belajar dan apresiasi publik

"Indonesia memiliki tradisi kartun yang panjang dan berwarna, dari masa kolonial, era kemerdekaan, hingga kini di era digital. Sayangnya, kita belum memiliki ruang yang benar-benar merekam perjalanan itu secara utuh," katanya.

Baca juga: Ratusan karya kartunis dari 26 negara dipamerkan di Purwokerto
Baca juga: Memasyarakatkan kartun dan mengartunkan masyarakat dari tingkat RW
Baca juga: Melihat dongeng masa lalu yang dituturkan melalui wayang kartun


Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025