Cilacap (ANTARA) - Bank Sampah Berkah Bersama di Kelurahan Karangtalun RW 06, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, berhasil mendorong warga setempat mengubah kebiasaan membuang sampah menjadi menabung sejak berdiri pada 2020.

Bendahara Bank Sampah Berkah Bersama Heni Yuniar di Cilacap, Rabu, mengatakan program tersebut awalnya diinisiasi Kelurahan Karang Talun bersama Pokja IV dan Puskesmas Cilacap Utara untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat sampah rumah tangga, khususnya sampah anorganik.

“Awalnya kami ajak warga mengumpulkan sampah anorganik seperti botol, kardus, kaleng, dan seng. Setelah ditimbang setiap bulan, hasil penjualannya ditabung dan bisa diambil setahun sekali menjelang Lebaran," katanya.

Dia mengatakan harga sampah yang disetorkan warga bervariasi, misalnya botol bersih Rp2.500 per kilogram dan botol kotor Rp1.500 per kilogram.

Setelah terkumpul, kata dia, rata-rata tabungan sampah dari seluruh warga RW 6 mencapai sekitar Rp2 juta per bulan.

Menurut dia, kehadiran bank sampah membawa perubahan perilaku signifikan karena warga saat ini termotivasi untuk memilah dan mengumpulkan sampah.

Dia mengatakan hal itu terlihat ketika penimbangan sampah terlambat, warga langsung menanyakan jadwal.

"Lingkungan juga jauh lebih bersih, bahkan setelah hajatan, sampah langsung dikumpulkan untuk dijual,” ujarnya.

Sejak 2022, kata dia, Bank Sampah Berkah Bersama mendapat dukungan dari program tanggung jawab sosial (CSR) PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Lomanis berupa pelatihan daur ulang, bantuan fasilitas, hingga peralatan seperti motor pengangkut, mesin jahit, dan laptop.

Di samping itu, kata dia, warga dilatih membuat produk kreatif seperti vas bunga, keset, dan kerajinan lain dari bahan bekas.

Dia mengatakan selain mengelola sampah anorganik, bank sampah terbut juga menampung minyak jelantah dari warga untuk dijual ke perusahaan pengolah aspal.

Dia mengatakan minyak jelantah dibeli dari warga seharga Rp4.000 per liter dan dijual kembali Rp5.500–Rp6.000 per liter.

“Selain menambah penghasilan, program ini bermanfaat besar bagi lingkungan. Kami berharap ke depan ada tenaga tambahan agar bisa mengembangkan usaha ke produk eco enzyme dan kerajinan lain," kata Heni.

Area Manager Communication, Relations, dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Taufik Kurniawan mengatakan Fuel Terminal Lomanis mendorong pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Karangtalun dengan mengembangkan bank sampah yang melibatkan ibu-ibu PKK setempat.

Menurut dia, program tersebut tidak hanya berfokus pada peningkatan nilai ekonomi sampah, juga pada perubahan perilaku warga terhadap pengelolaan lingkungan.

“Efeknya luar biasa di masyarakat. Yang kita incar bukan hanya besarannya pendapatan, tetapi perubahan perilaku. Kalau dulu habis hajatan sampah berserakan, sekarang malah rebutan membersihkan karena ada cuan dari sampah,” katanya.

Dia mengatakan Pertamina sejak 2022 menyalurkan bantuan kepada bank sampah tersebut berupa timbangan, gerobak, motor roda tiga (tosa) pengangkut sampah, dan pembangunan fasilitas bank sampah dengan total nilai mencapai Rp50 juta–Rp60 juta.

Kendati demikian, dia mengatakan keberhasilan program ini tetap memerlukan partisipasi aktif masyarakat.

"Kami berharap sebagian pendapatan bank sampah dapat digulirkan untuk pengadaan sarana dan fasilitas secara mandiri," katanya.

Ia mengajak pemerintah daerah untuk berperan aktif, terutama dalam menetapkan harga dasar sampah agar tidak tergantung pada fluktuasi harga tengkulak.

Dengan demikian, kata dia, ketika harga di bawah pasar, pemerintah bisa mengintervensi dengan membeli sampah sesuai harga yang sudah ditetapkan.

"Selain pengelolaan sampah anorganik, kelompok ini juga mengembangkan produk daur ulang seperti keset dari kain perca dan kerajinan berbahan plastik. Kami merencanakan pada 2025 membantu promosi produk-produk tersebut," katanya.

Terkait dengan minyak jelantah yang dikumpulkan bank sampah tersebut, dia mengatakan hal itu sejalan dengan inisiatif pengumpulan minyak jelantah (used cooking oil/UCO) yang dilakukan Pertamina untuk diolah menjadi Sustainable Aviation Fuel (SAF).

Sejak 2024, kata dia, pengumpulan jelantah telah diinisiasi di beberapa titik uji coba di Semarang, termasuk di SPBU Akpol.

“Kalau partisipasi masyarakat bagus, kita akan kembangkan di lokasi CSR yang sudah terbiasa memilah sampah sejak awal. Dari wajan penggorengan bisa menerbangkan pesawat,” kata Taufik.


Pewarta : Sumarwoto
Editor : Immanuel Citra Senjaya
Copyright © ANTARA 2025