Kudus (ANTARA) - Masyarakat Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, diminta menggalakkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) untuk mencegah penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD), karena fogging atau pengasapan tidak efektif memberantas nyamuk penyebab DBD.
"Karena sebelumnya sudah ada penelitian bekerja sama dengan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga dari Kementerian Kesehatan terkait efektivitas fogging," ujar Wakil Bupati Kudus Bellinda Putri di Kudus, Kamis.
Untuk itu, kata dia, kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan jauh lebih penting daripada sekadar mengandalkan fogging.
"Seringkali masyarakat merasa tidak puas jika terjadi kasus DBD tanpa adanya fogging. Padahal, dari hasil penelitian disebutkan bahwa fogging sebenarnya tidak efektif. Oleh karena itu, mari kita galakkan PSN secara rutin di lingkungan masing-masing," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kudus Andini Aridewi membenarkan pihaknya bekerja sama dengan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga dari Kementerian Kesehatan untuk melakukan penelitian terkait efektivitas fogging.
"Hasil penelitian pada akhir tahun 2023 menunjukkan bahwa nyamuk DBD di Kudus sudah kebal terhadap insektisida berbahan melation, yang selama ini digunakan dalam kegiatan fogging," ujarnya.
Penggunaan fogging, kata dia, hanya membuat nyamuk pingsan dan justru dapat menyebabkan penyebaran nyamuk ke tempat lain karena berpindah lokasi saat terkena semprotan. Selain itu, fogging juga menimbulkan risiko kesehatan jangka panjang, baik bagi petugas maupun masyarakat yang terpapar.
"Paparan jangka panjang bisa menyebabkan gangguan pernapasan, kerusakan ginjal, hingga risiko kanker. Oleh karena itu, selain mengedukasi masyarakat untuk menjaga kebersihan, petugas fogging juga harus benar-benar terlatih dan terlindungi secara maksimal," ujarnya.
Untuk itu, kata dia, Pemkab Kudus terus mendorong upaya pencegahan berbasis pemberdayaan masyarakat melalui gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), seperti 3M Plus, yaitu menguras, menutup, dan mendaur ulang barang bekas, serta mencegah gigitan nyamuk dengan langkah-langkah tambahan.
Kasus DBD di Kabupaten Kudus sendiri hingga pekan ke-27 mencapai 315 kasus. Sebanyak 166 kasus di antaranya tanda peringatan (warning signs), 145 kasus dengan tanda peringatan, dan empat kasus severe dengue atau demam berdarah dengue berat.
Sementara jumlah laporan kematian berdasarkan laporan elektronik untuk surveilans DBD nol kasus, sedangkan berdasarkan laporan kematian Kewaspadaan Dini Rumah Sakit (KDRS) DBD sebanyak 10 kasus.
Baca juga: Pemkot Pekalongan intensifkan penguatan PSN cegah penyebaran DBD
Warga Kudus diajak giatkan PSN karena fogging tak efektif berantas DBD
Ajakan terhadap masyarakat untuk memberantas sarang nyamuk penyebab demam berdarah dengue (DBD). ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif
Ajakan terhadap masyarakat untuk memberantas sarang nyamuk penyebab demam berdarah dengue (DBD). ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif