Semarang (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang segera meninjau Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 16 Semarang yang baru saja melakukan relokasi ke bangunan baru.

"Kami akan jadwalkan untuk mengunjungi SMPN 16 guna melihat langsung dan bertanya ke siswanya, apa yang mereka rasakan," kata Ketua Komisi D DPRD Kota Semarang Mualim, di Semarang, Selasa.

Relokasi SMPN 16 Semarang yang terdampak proyek Jalan Tol Semarang-Batang ke bangunan baru yang masih di wilayah Ngaliyan, Semarang, telah dilakukan secara bertahap sejak Jumat (10/1) lalu.

Sebanyak delapan kelas dari siswa kelas IX SMPN 16 Semarang telah pindah dari gedung lama ke gedung sekolah baru, sedangkan siswa kelas di bawahnya masih menempati bangunan lama.

Dengan melakukan kunjungan dan melihat langsung kondisi di SMPN 16, kata dia, diharapkan Komisi D bisa memberikan masukan terkait pembenahan dan penyempurnaan yang bisa dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Semarang.

"Kami akan lihat 'sarpras'-nya. Apalagi, kan di sana jalur ramai dan padat, harus dipikirkan untuk keselamatan siswa, bagaimana antisipasinya, dan sebagainya. Kami akan sampaikan ke Disdik dan wali kota," katanya.

Ia mengaku sudah mendengar soal keluhan siswa terkait suhu udara yang panas, sebab kondisi bangunan tersebut memang masih baru dan belum ada pepohonan yang rimbun.

"Kalau panas, misalnya bisa dipasang AC (pendingin udara). Kan tidak harus dari APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah), tapi bisa dicarikan CSR. Yang penting tidak menyalahi aturan yang ada," katanya.

Sementara itu, Kepala SMPN 16 Semarang Purnami Subandiyah menjelaskan bahwa relokasi memang dilakukan secara bertahap demi keamanan dan kenyamanan, baik siswa maupun guru.

Memang lokasi bangunan baru tidak jauh dari bangunan lama, tetapi untuk tahap awal yang dipindahkan pembelajarannya baru kelas IX, sedangkan lainnya akan menyusul.

"Sengaja yang (pindah, red.) kelas IX dulu, mereka kan lebih dewasa lebih mandiri. Jadi, nanti saat adik-adik kelasnya pindah, gedungnya sudah nyaman," katanya.

Ia akan mempelajari terlebih dahulu seluk beluk bangunan sekolah yang baru agar kekurangan-kekurangan yang ada bisa disempurnakan ketika seluruh siswa direlokasi.

Menurut dia, ruang kelas di bangunan baru sudah mencukupi, yakni 24 ruang belajar yang akan digunakan untuk kelas VII-IX, kemudian laboratorium IPA, laboratorium TIK, hingga ruang OSIS.

Untuk relokasi semua siswa, kata dia, ditargetkan pada akhir Januari 2025, setelah dilakukan penyempurnaan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan siswa.






Baca juga: DPU Semarang: Rumah Pompa Tanah Mas siap beroperasi


Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Heru Suyitno
Copyright © ANTARA 2025