Semarang (ANTARA) - Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dihadirkan oleh Pemerintah dalam satu dekade lalu secara nyata telah menolong ratusan juta penduduk di Indonesia.

Bahkan, peserta JKN makin dimanjakan dengan berbagai kemudahan pelayanan kesehatan, satu di antaranya ialah Anton Firmawan (44), warga Sanggung Barat, Kecamatan Candisari, Kota Semarang.

Enam tahun sudah Anton menjalani cuci darah setiap seminggu dua kali. Meski tampak melelahkan hari-harinya harus konsisten mendatangi rumah sakit, Anton tetap bersyukur pelayanan kesehatan yang ia nikmati tak perlu mengeluarkan uang dari kantong pribadinya sepersen pun.

“Saya dulunya pekerja lapangan, tanpa saya sadari mungkin ada kebiasaan buruk seperti menahan kencing karena mengejar target. Selain itu, saya juga tidak sempat untuk beristirahat dan minum suplemen dan minuman energi seperti hal umumnya para pekerja lapangan untuk mendongkrak energi dalam bekerja,” ujar Anton, Kamis (21/11).

Waktu demi waktu, Anton sering berkeluh nyeri di bagian pinggang dan perut. Gejala tersebut hilang timbul namun tak pernah usai dan selalu berulang.

“Saya memang memiliki riwayat hipertensi tidak rutin berobat, namun kali tak seperti biasanya. Ini perut rasanya seperti ditusuk-tusuk lalu di ikuti muncul pembengkakan dan kebiruan di sekitar kaki. Bahkan sekujur tubuh terasa lemas seperti tidak bisa apa-apa,” jelas Anton.

Anton semakin terganggu dan tidak nyaman dengan kondisi badannya, hingga akhirnya ia berinisiatif untuk memeriksakan kesehatannya fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) dan langsung dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut (FKRTL).

Pemeriksaan lanjutan dilakukan dokter di rumah sakit dan ditemukan adanya batu ginjal yang selama ini dirasa menjadi titik masalah bagi rasa nyeri yang dialami olehnya. Tak hanya sampai di situ, ternyata kreatin dalam tubuhnya menunjukkan angka delapan. Kondisi itulah yang membuat  Anton tak bisa terhindar dari vonis gagal ginjal.

Bagai tersambar petir di siang bolong, hatinya merasa bergemuruh berbagai perasaan bercampur, bahkan seakan-akan dunianya di masa depan menjadi gelap.

“Saya sangat kaget seperti hampa, pastinya sedih dan tidak tau harus bagaimana kedepannya, keluarga pun juga demikian,” tambahnya.

Anton paham betul gagal ginjal membutuhkan perawatan rutin, dan membutuhkan biaya yang tidak cukup murah.  Namun setelah diketahui dirinya terdaftar sebagai peserta Program JKN segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) membuat adanya harapan dan angin segar bagi diri Anton. Ia tak perlu khawatir lagi karena seluruh pelayanan kesehatan telah dibiayai oleh Program JKN.

“saya cuci darah setiap hari Senin dan Kamis berlanjut bertahun-tahun. Saya merasa beruntung karena terdaftar sebagai Peserta Program JKN karena saya akhirnya merasa lega dan lambat laun mulai menerima bahwa saya harus tetap melakukan cuci darah demi keluarga,” Jawabnya

Acap kali terdapat anggapan- anggapan terkait perbedaan pelayanan peserta Program JKN dengan peserta lainnya. Namun hal ini tidak terbukti di diri Anton. Berbagai kemudahan pelayanan kesehatan telah dirasakan oleh Anton. Ia merasakan pelayanan yang baik mulai dari pemeriksaan, tindakan, dan pemberian obat-obatan saat di FKTP maupun FKRTL. Terlebih biaya yang sepenuhnya dibiayai oleh Program JKN membuatnya mantap untuk tetap menjadi peserta Program JKN.

“sangat terbantu dengan adanya program JKN karena apabila tidak ada, mungkin sebagai seorang pekerja swasta biaya yang saya keluarkan tidak sedikit,” ungkapnya.

Tak lupa ia mengucapkan terimakasih kepada BPJS Kesehatan dan berharap agar Program JKN dapat langgeng dan terus ada di tengah-tengah masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan.

“semua pelayanan yang saya rasakan selama ini sudah sangat baik, sekarang sudah dapat beraktivitas kembali walaupun tetap harus membatasi. semoga kemudahan pelayanan kesehatan ini tidak hanya saya saja yang merasakannya, namun dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat,” tutupnya. ***

 

 


Pewarta : Nur Istibsaroh/ksm
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024