Semarang (ANTARA) - Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana mengatakan bahwa para santri harus mampu melanjutkan perjuangan para ulama untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju.
"Hari santri ini jadi momentum untuk terus mengenang, meneladani, dan mengikuti para pejuang terdahulu yang berjuang mempertahankan kemerdekaan RI," katanya di Blora, Jateng, Selasa.
Dia mengatakan hal itu saat menjadi inspektur upacara pada peringatan Hari Santri Nasional (HSN) ke-10 tingkat Provinsi Jateng di Lapangan Kridosono, Kabupaten Blora.
Menurut dia, santri memiliki peran penting dalam kemerdekaan Indonesia, serta harus memegang peranan penting dalam melanjutkan perjuangan menyejahterakan masyarakat Indonesia.
Ia menyebutkan banyak santri yang menjadi sosok-sosok penting dalam perjalanan bangsa ini, bahkan ada yang sampai menjadi Presiden seperti KH Abdurrahman Wahid dan Wakil Presiden seperti KH Ma'ruf Amin.
Baca juga: Peringati Hari Santri, Pemkot Semarang siapkan Perda Pondok Pesantren
Selain itu, kata dia, beberapa posisi menteri dan pejabat negara juga banyak yang memiliki latar belakang santri.
"Harapannya, para santri akan terus meneladani dan berjuang mengisi apa yang menjadi harapan pejuang terdahulu. Banyak santri yang sudah berhasil dalam mengisi kemerdekaan," katanya.
Nana juga berharap para santri juga mampu menjawab tantangan dunia yang semakin berkembang sehingga harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, berpikir kritis dan kreatif, serta memegang teguh akidah.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jateng Musta'in Ahmad menyatakan bahwa perjuangan santri kali ini tidak harus mengangkat senjata seperti pada masa memperjuangkan kemerdekaan.
"Kalau dulu santri berjuang mengangkat senjata, sekarang mengangkat pena untuk merengkuh masa depan, dengan menyambung nilai juang yang sudah dirintis pendahulu dan para kiai," katanya.
Salah seorang santri dari Pondok Pesantren Safinatun Najah, Tunjungan, Kabupaten Blora Reza menyatakan kesiapannya untuk melanjutkan perjuangan para santri, kiai, dan ulama terdahulu.
"Santri itu tersebar di seluruh pulau. Esensi santri adalah menjaga NKRI, cinta negara, 'hubbul wathon minal iman'," katanya.
Baca juga: Kemenag Surakarta: Perlu kolaborasi untuk kemajuan pesantren
Baca juga: Kemenag Jateng gelar Sarasehan di Hari Santri Nasional 2024
Baca juga: Ratusan santri bersihkan Sungai Pengging peringati Hari Santri 2024
"Hari santri ini jadi momentum untuk terus mengenang, meneladani, dan mengikuti para pejuang terdahulu yang berjuang mempertahankan kemerdekaan RI," katanya di Blora, Jateng, Selasa.
Dia mengatakan hal itu saat menjadi inspektur upacara pada peringatan Hari Santri Nasional (HSN) ke-10 tingkat Provinsi Jateng di Lapangan Kridosono, Kabupaten Blora.
Menurut dia, santri memiliki peran penting dalam kemerdekaan Indonesia, serta harus memegang peranan penting dalam melanjutkan perjuangan menyejahterakan masyarakat Indonesia.
Ia menyebutkan banyak santri yang menjadi sosok-sosok penting dalam perjalanan bangsa ini, bahkan ada yang sampai menjadi Presiden seperti KH Abdurrahman Wahid dan Wakil Presiden seperti KH Ma'ruf Amin.
Baca juga: Peringati Hari Santri, Pemkot Semarang siapkan Perda Pondok Pesantren
Selain itu, kata dia, beberapa posisi menteri dan pejabat negara juga banyak yang memiliki latar belakang santri.
"Harapannya, para santri akan terus meneladani dan berjuang mengisi apa yang menjadi harapan pejuang terdahulu. Banyak santri yang sudah berhasil dalam mengisi kemerdekaan," katanya.
Nana juga berharap para santri juga mampu menjawab tantangan dunia yang semakin berkembang sehingga harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, berpikir kritis dan kreatif, serta memegang teguh akidah.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jateng Musta'in Ahmad menyatakan bahwa perjuangan santri kali ini tidak harus mengangkat senjata seperti pada masa memperjuangkan kemerdekaan.
"Kalau dulu santri berjuang mengangkat senjata, sekarang mengangkat pena untuk merengkuh masa depan, dengan menyambung nilai juang yang sudah dirintis pendahulu dan para kiai," katanya.
Salah seorang santri dari Pondok Pesantren Safinatun Najah, Tunjungan, Kabupaten Blora Reza menyatakan kesiapannya untuk melanjutkan perjuangan para santri, kiai, dan ulama terdahulu.
"Santri itu tersebar di seluruh pulau. Esensi santri adalah menjaga NKRI, cinta negara, 'hubbul wathon minal iman'," katanya.
Baca juga: Kemenag Surakarta: Perlu kolaborasi untuk kemajuan pesantren
Baca juga: Kemenag Jateng gelar Sarasehan di Hari Santri Nasional 2024
Baca juga: Ratusan santri bersihkan Sungai Pengging peringati Hari Santri 2024