Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyalurkan bantuan alat pengolahan tempe dan cadangan pangan pemerintah daerah kepada para pelaku industri tempe Kota Pekalongan.
Kepala Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Dinas Ketahanan Pangan Jateng Sri Broto Rini mengatakan bahwa bantuan cadangan pangan pemerintah daerah dalam bentuk beras, jagung, kedelai, dan pangan lokal lainnya itu untuk penanganan kemiskinan dan stabilisasi harga.
"Kami menyalurkan kedelai lokal berkualitas yaitu fisik kedelai lebih kecil namun secara kualitas kesehatan lebih bagus daripada kedelai impor," katanya.
Menurut dia, produksi kedelai impor biasanya sudah dimodifikasi sehingga untuk kesehatan manusia lebih bagus kedelai lokal.
Pelaksana Tugas Wali Kota Pekalongan Salahudin menegaskan, kedelai lokal memang lebih bagus daripada kedelai impor sehingga para pelaku industri tempe lebih baik memproduksi tempe dengan bahan baku kedelai lokal.
"Selama ini, para pelaku usaha hanya memasarkan tempe dengan kemasan ukuran panjang. Nah, jika ada inovasi membuat stik tempe yang enak dan dikemas dengan baik maka akan mendapatkan nilai tambah atau keuntungan," katanya.
Pada kesempatan itu, pelaku usaha diberi bantuan sarana dan prasarana untuk memproduksi stik tempe seperti alat yang bisa digunakan untuk membuat mi.
Selain itu, ada 41 penerima manfaat yang tergabung dalam Kelompok Kampung Tahu Rejeki yang masing-masing mendapatkan bantuan CPPD sebanyak 50 kilogram kedelai.
Kepala Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Dinas Ketahanan Pangan Jateng Sri Broto Rini mengatakan bahwa bantuan cadangan pangan pemerintah daerah dalam bentuk beras, jagung, kedelai, dan pangan lokal lainnya itu untuk penanganan kemiskinan dan stabilisasi harga.
"Kami menyalurkan kedelai lokal berkualitas yaitu fisik kedelai lebih kecil namun secara kualitas kesehatan lebih bagus daripada kedelai impor," katanya.
Menurut dia, produksi kedelai impor biasanya sudah dimodifikasi sehingga untuk kesehatan manusia lebih bagus kedelai lokal.
Pelaksana Tugas Wali Kota Pekalongan Salahudin menegaskan, kedelai lokal memang lebih bagus daripada kedelai impor sehingga para pelaku industri tempe lebih baik memproduksi tempe dengan bahan baku kedelai lokal.
"Selama ini, para pelaku usaha hanya memasarkan tempe dengan kemasan ukuran panjang. Nah, jika ada inovasi membuat stik tempe yang enak dan dikemas dengan baik maka akan mendapatkan nilai tambah atau keuntungan," katanya.
Pada kesempatan itu, pelaku usaha diberi bantuan sarana dan prasarana untuk memproduksi stik tempe seperti alat yang bisa digunakan untuk membuat mi.
Selain itu, ada 41 penerima manfaat yang tergabung dalam Kelompok Kampung Tahu Rejeki yang masing-masing mendapatkan bantuan CPPD sebanyak 50 kilogram kedelai.