Semarang (ANTARA) - Universitas Semarang (USM) mengadakan acara bedah buku bertajuk "Jalan Pulang: Seni Mengelola Takdir" karya Prof. Dr. Komaruddin Hidayat pada Jumat ( 26/7 2024) di Auditorium Ir. Widjatmoko. 

Acara ini menghadirkan Ketua Pembina Yayasan Alumni Undip, Prof. Sudharto P. Hadi MES PhD, Dosen UIN Walisongo Semarang, Dr. KH In’amuzzahidin MA, dan Presiden BEM USM, Asura Firay, yang memberikan tanggapan inspiratif terhadap isi buku tersebut. 

Dengan dipandu oleh Dr. Drs. Daryono MSi, acara ini memberikan wawasan mendalam tentang pengelolaan takdir dan pemaknaan hidup, serta mempertegas peran USM sebagai pusat intelektual dan budaya.

Lebih lanjut, Prof. Komaruddin Hidayat mengawali pembahasannya dengan analogi menarik tentang peran penulis.

"Penulis itu ibarat juru masak. Yang menilai dan merasakan adalah pembaca, seperti halnya penikmat makanan. Oleh karena itu, setelah buku diterbitkan, ia tidak lagi dikuasai oleh penulisnya. Buku tersebut menjadi milik pembaca, bebas untuk dipuji, dikritik, atau bahkan diabaikan," jelas Prof. Komaruddin.
 
Kemudian Prof. Komaruddin mengungkapkan bahwa buku ini ditulis untuk memotivasi para mahasiswa, dengan mengisahkan pengalaman pribadinya yang pertama kali merantau ke Jakarta dengan tekad dan semangat tinggi.

"Bagi saya, buku adalah jendela dunia, sayap untuk terbang keliling dunia, dan amunisi untuk bergerak maju," tegasnya.

Ia juga menekankan pentingnya membaca sebagai sarana untuk membuka wawasan dan menghadapi berbagai tantangan hidup. 

"Saya selalu menekankan kepada mahasiswa untuk membaca, membaca, dan membaca. Wahyu pertama yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril adalah Al-Qur'an Surat Al-Alaq yang berbunyi Iqra'. Iqra artinya adalah membaca," jelasnya.

"Jika kita masuk perpustakaan tanpa membaca, maka perpustakaan itu hanya menjadi gudang kertas. Namun, jika kita membaca, perpustakaan itu menjadi jendela dunia,"usm lanjutnya.

Prof. Komaruddin juga berbagi cerita bahwa kecintaannya pada novel-novel petualangan membawanya pada pandangan bahwa hidup itu mengasyikkan ketika diisi dengan berbagai tantangan. "Hidup yang tidak diisi dengan berbagai tantangan tidak akan mengasyikkan sama sekali, dan tidak akan bermakna," tambahnya.

Sementara itu, dalam sambutannya Rektor USM, Dr. Supari ST MT, menyampaikan kekagumannya terhadap Prof. Komaruddin Hidayat, terutama dalam hal bagaimana dia mampu mengubah kekhawatiran dan ketakutan menjadi motivasi untuk mewujudkan impiannya. 

"Dalam bukunya, Profesor Komaruddin Hidayat menunjukkan bahwa dengan waktu yang terbatas, kita harus mengisinya dengan hal-hal yang bermakna," ujar Dr. Supari.

Rektor USM menggambarkan Prof. Komaruddin sebagai seorang akademisi yang tidak hanya intelektual tetapi juga seorang santri dan cendekiawan yang nasionalis sekaligus religius. 

"Beliau adalah teladan dan role model bagi para pendidik di negeri ini," ungkapnya.

Dr. Supari juga menegaskan komitmen USM untuk terus berinovasi dalam membangun negeri, sejalan dengan tekad USM yang ingin menjadikan USM sebagai kampus yang unggul. 

"USM adalah jembatan masa depan Anda. Dengan tekad dan hati yang tulus, USM terus berinovasi untuk membangun negeri ini," katanya.

Dr. Supari berharap akan ada generasi muda, baik mahasiswa maupun dosen di USM, yang dapat mengikuti jejak dan prestasi Prof. Komaruddin Hidayat. 

"Saya berharap akan muncul Komaruddin Hidayat yang baru dari anak-anak muda  dari USM atau dosen generasi ini memiliki potensi untuk berkembang di USM, baik itu dalam 10 tahun atau 20 tahun ke depan," tutupnya. ***

Pewarta : Nur Istibsaroh/ksm
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024