Semarang (ANTARA) - SDN Gajahmungkur 03 Kota Semarang memanfaatkan momen Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) dengan menulis puisi bersama. Kegiatan ini merupakan wujud nyata dari semangat heroik kebangkitan Indonesia.
Kebangkitan nasional dengan semangat nasionalisme diisi dengan kegiatan yang mampu menyeimbangkan perkembangan otak kiri dan kanan.
Setelah melaksanakan upacara pengibaran bendera dan menyanyikan lagu Mars SDN Gajahmungkur 03, anak-anak dengan penuh semangat berlari menuju kelas mereka. Dengan mengambil selembar kertas, mereka mulai menggerakkan jemari untuk merangkai kata. Beberapa anak terlihat memandang ke atas, mencari kata-kata indah untuk dijadikan puisi.
Mengusung tema “Indonesia Bangkit”, berbagai judul puisi ditulis oleh anak-anak. Ada yang menulis "Indonesia Jaya", "Pahlawan", "Indonesia Kaya Budaya", "Rela Berkorban", dan berbagai judul menarik lainnya.
Kegiatan yang berlangsung selama sekitar 30 menit ini diharapkan mampu mewujudkan tiga tujuan utama dari berdirinya organisasi Budi Utomo. Pertama, memerdekakan cita-cita kemanusiaan. Kedua, memajukan nusa dan bangsa. Ketiga, menciptakan kehidupan bangsa yang terhormat dan bermartabat. Melalui momentum Hari Kebangkitan Nasional ini, diharapkan literasi semakin berkembang dan memberikan dampak yang signifikan.
Sebagai langkah awal untuk membangkitkan kembali minat baca dan tulis di kalangan anak-anak, kegiatan literasi seperti ini menjadi cara alternatif untuk memperbaiki peradaban. Anak-anak menjadi lebih kreatif ketika terlibat dalam kegiatan menulis. Kemampuan berpikir kritis mereka juga terasah ketika hanya diberikan tema besar, namun diminta untuk menemukan topik sederhana sendiri.
Sekolah sebagai tempat belajar memiliki kewajiban untuk membimbing peserta didik menuju kebaikan. Salah satu kebaikan itu adalah meningkatkan nasionalisme melalui gerakan literasi di lingkungan sekolah. Peserta didik yang gemar berkarya tidak akan tergerus oleh zaman. Inilah konsep yang perlu ditanamkan kepada anak-anak sejak dini.
Terlebih lagi, di era digital saat ini, tulisan-tulisan yang mereka ciptakan dapat diabadikan dalam media digital seperti Facebook, Instagram, dan website. Karya-karya ini akan menjadi portofolio kisah klasik yang indah ketika dibaca 10 atau 15 tahun mendatang. Dari sebuah kliping sederhana di momentum Hari Kebangkitan Nasional, semoga suatu saat menjadi karya besar yang mendunia.
*Penulis adalah Kepala SDN Gajahmungkur 03 dan Fasilitator Tanoto Foundation
Kebangkitan nasional dengan semangat nasionalisme diisi dengan kegiatan yang mampu menyeimbangkan perkembangan otak kiri dan kanan.
Setelah melaksanakan upacara pengibaran bendera dan menyanyikan lagu Mars SDN Gajahmungkur 03, anak-anak dengan penuh semangat berlari menuju kelas mereka. Dengan mengambil selembar kertas, mereka mulai menggerakkan jemari untuk merangkai kata. Beberapa anak terlihat memandang ke atas, mencari kata-kata indah untuk dijadikan puisi.
Mengusung tema “Indonesia Bangkit”, berbagai judul puisi ditulis oleh anak-anak. Ada yang menulis "Indonesia Jaya", "Pahlawan", "Indonesia Kaya Budaya", "Rela Berkorban", dan berbagai judul menarik lainnya.
Kegiatan yang berlangsung selama sekitar 30 menit ini diharapkan mampu mewujudkan tiga tujuan utama dari berdirinya organisasi Budi Utomo. Pertama, memerdekakan cita-cita kemanusiaan. Kedua, memajukan nusa dan bangsa. Ketiga, menciptakan kehidupan bangsa yang terhormat dan bermartabat. Melalui momentum Hari Kebangkitan Nasional ini, diharapkan literasi semakin berkembang dan memberikan dampak yang signifikan.
Sebagai langkah awal untuk membangkitkan kembali minat baca dan tulis di kalangan anak-anak, kegiatan literasi seperti ini menjadi cara alternatif untuk memperbaiki peradaban. Anak-anak menjadi lebih kreatif ketika terlibat dalam kegiatan menulis. Kemampuan berpikir kritis mereka juga terasah ketika hanya diberikan tema besar, namun diminta untuk menemukan topik sederhana sendiri.
Sekolah sebagai tempat belajar memiliki kewajiban untuk membimbing peserta didik menuju kebaikan. Salah satu kebaikan itu adalah meningkatkan nasionalisme melalui gerakan literasi di lingkungan sekolah. Peserta didik yang gemar berkarya tidak akan tergerus oleh zaman. Inilah konsep yang perlu ditanamkan kepada anak-anak sejak dini.
Terlebih lagi, di era digital saat ini, tulisan-tulisan yang mereka ciptakan dapat diabadikan dalam media digital seperti Facebook, Instagram, dan website. Karya-karya ini akan menjadi portofolio kisah klasik yang indah ketika dibaca 10 atau 15 tahun mendatang. Dari sebuah kliping sederhana di momentum Hari Kebangkitan Nasional, semoga suatu saat menjadi karya besar yang mendunia.
*Penulis adalah Kepala SDN Gajahmungkur 03 dan Fasilitator Tanoto Foundation