Kudus (ANTARA) -
Pintu Bendung Wilalung atau dikenal sebagai Bangunan Pengendali Banjir Wilalung Lama (BPBWL) yang ada di perbatasan Kabupaten Kudus dan Demak yang mengarah ke Sungai Juwana dibuka meskipun berdampak, menyusul tingginya debit air kiriman dari Bendung Klambu.
 
"Pintu bendung nomor delapan yang mengarah ke Sungai Wulan hari ini (7/2) dibuka 30 sentimeter (Cm), menyusul debit air kiriman dari Bendung Klambu naik menjadi 1.100 mililiter per detik," kata Operator BPBWL Karno di Kudus, Rabu.
 
Ia mengungkapkan, pembukaan tersebut sudah sesuai standar operasional prosedur (SOP) bahwa pintu nomor delapan sebagai pintu pembuang yang menuju Sungai Juwana untuk mengurangi beban di Sungai Wulan, maka dibuka maksimal 30 cm.
 
Pembukaannya juga dilakukan bertahap mulai dari 5 cm, kemudian ketika ada tambahan debit air dinaikkan kembali menjadi 10 cm dan terakhir 30 cm.
 
Pembukaan pintu nomor delapan tersebut mulai Rabu (7/2) dini hari. Sedangkan debit air yang dibuang ke Sungai Juwana dengan bukaan maksimal 30 cm bisa mencapai 8.000 kubik per detik.
 
Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Sistem Kedungombo Akrab membenarkan bahwa pintu bendung nomor delapan memang dibuka secara bertahap karena debit air semakin meningkat.
 
"Dengan dibukanya pintu bendung nomor delapan, memang berdampak banjir pada beberapa desa di Kecamatan Undaan serta areal sawah juga tergenang," ujarnya.
 
Padahal, kata dia, sejumlah lahan tanaman padi petani sudah ada yang siap panen. Sedangkan beberapa desa yang berpotensi terdampak, yakni di Desa Karangrowo, Sambung, Ngemplak, Undaan Kidul, Undaan Lor, Ngemplak, Larikrejo, Jetiskapuan, dan Wates.
 
Untuk wilayah Pati, imbuh dia, terdapat Desa Wotan yang dimungkinkan juga akan terdampak banjir akibat adanya pembukaan pintu BPPWL karena kondisi Sungai Juwana juga dangkal dan belum dinormalisasi.

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024