Kudus (ANTARA) - Penemuan fosil gajah purba jenis elephas di Situs Patiayam Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, yang kondisinya hampir utuh bakal dibuatkan bangunan untuk jadikan objek wisata tambahan di kawasan Situs Patiayam.
"Penemuan fosil gajah purba jenis elephas dalam kondisi hampir utuh tersebut, merupakan yang pertama kalinya karena selama ini yang ditemukan tidak utuh dan mayoritas jenis stegodon," kata Koordinator Museum Purbakala Patiayam Kudus Jamin di Kudus, Selasa.
Karena fosilnya hampir utuh, kata dia, tidak akan diangkat untuk dibawa ke Museum Patiayam, melainkan akan dibuatkan bangunan, sehingga bisa dijadikan objek wisata tambahan selain tersedia gardu pandang dan Museum Patiayam Kudus.
Untuk usia fosil elephas tersebut, diperkirakan antara 300.000 hingga 500.000 tahun yang lalu atau lebih muda dibandingkan jenis stegodon yang usianya berkisar 750 ribu-1,5 juta tahun.
Ia mengakui penemuan fosil gajah purba sudah berulang kali, namun untuk jenis elephas memang yang pertama. Sedangkan penemu pertama merupakan warga desa setempat pada November 2023.
"Kemudian pada 16 November 2023 dilaporkan kepada atasan, kebetulan berbarengan adanya kunjungan dari Yayasan Dharma Lestari disampaikan adanya temuan fosil gajah," ujarnya.
Dari yayasan tersebut, kata dia, memberikan respons positif dan siap membantu melakukan ekskavasi dengan menerjunkan tim ahli.
Nantinya, imbuh dia, pengunjung tidak hanya sekadar melihat koleksi fosil purba yang ada, melainkan bisa langsung ke lokasi penemuan untuk mengetahui jenis lapisan tanahnya sehingga bisa menjadi bahan edukasi, terutama terhadap pelajar maupun mahasiswa.
Sementara jumlah temuan fosil purba dari Situs Patiayam hingga kini mencapai 10.147 fragmen, sedangkan yang dipamerkan melalui ruang pamer di museum baru 200-an fragmen.
Adapun fosil yang ditemukan di Situs Patiayam, mulai dari Stegodon Trigonochepalus (gajah purba), Elephas Sp (juga sejenis gajah purba), Ceruss Zwaani dan Cervus Lydekkeri Martin (sejenis rusa), dan Rhinoceros Sondaicus (badak). Kemudian ada Brachygnatus Dubois (babi), Felis Sp (macan), Bos Bubalus Palaeokarabau (sejenis kerbau), dan Bos Banteng alaeosondaicus, serta Crocodilus sp (buaya), hingga kapak genggam atau chopper.
Baca juga: Pemkab Kudus jadikan Museum Patiayam objek wisata edukasi
"Penemuan fosil gajah purba jenis elephas dalam kondisi hampir utuh tersebut, merupakan yang pertama kalinya karena selama ini yang ditemukan tidak utuh dan mayoritas jenis stegodon," kata Koordinator Museum Purbakala Patiayam Kudus Jamin di Kudus, Selasa.
Karena fosilnya hampir utuh, kata dia, tidak akan diangkat untuk dibawa ke Museum Patiayam, melainkan akan dibuatkan bangunan, sehingga bisa dijadikan objek wisata tambahan selain tersedia gardu pandang dan Museum Patiayam Kudus.
Untuk usia fosil elephas tersebut, diperkirakan antara 300.000 hingga 500.000 tahun yang lalu atau lebih muda dibandingkan jenis stegodon yang usianya berkisar 750 ribu-1,5 juta tahun.
Ia mengakui penemuan fosil gajah purba sudah berulang kali, namun untuk jenis elephas memang yang pertama. Sedangkan penemu pertama merupakan warga desa setempat pada November 2023.
"Kemudian pada 16 November 2023 dilaporkan kepada atasan, kebetulan berbarengan adanya kunjungan dari Yayasan Dharma Lestari disampaikan adanya temuan fosil gajah," ujarnya.
Dari yayasan tersebut, kata dia, memberikan respons positif dan siap membantu melakukan ekskavasi dengan menerjunkan tim ahli.
Nantinya, imbuh dia, pengunjung tidak hanya sekadar melihat koleksi fosil purba yang ada, melainkan bisa langsung ke lokasi penemuan untuk mengetahui jenis lapisan tanahnya sehingga bisa menjadi bahan edukasi, terutama terhadap pelajar maupun mahasiswa.
Sementara jumlah temuan fosil purba dari Situs Patiayam hingga kini mencapai 10.147 fragmen, sedangkan yang dipamerkan melalui ruang pamer di museum baru 200-an fragmen.
Adapun fosil yang ditemukan di Situs Patiayam, mulai dari Stegodon Trigonochepalus (gajah purba), Elephas Sp (juga sejenis gajah purba), Ceruss Zwaani dan Cervus Lydekkeri Martin (sejenis rusa), dan Rhinoceros Sondaicus (badak). Kemudian ada Brachygnatus Dubois (babi), Felis Sp (macan), Bos Bubalus Palaeokarabau (sejenis kerbau), dan Bos Banteng alaeosondaicus, serta Crocodilus sp (buaya), hingga kapak genggam atau chopper.
Baca juga: Pemkab Kudus jadikan Museum Patiayam objek wisata edukasi