Semarang (ANTARA) - Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka Wilayah Jawa Tengah optimistis pasangan nomor urut 2 itu bisa menang di provinsi tersebut pada Pemilihan Umum 2024.
Ketua TKD Prabowo-Gibran Jateng Kukrit Suryo Wicaksono menyampaikan optimismenya itu setidaknya didasarkan dua hal, yakni sebagai pasangan calon yang asli dari Jateng dan memiliki perhatian pada generasi muda.
"Pak Prabowo keturunan Banyumas, sementara Mas Gibran asli Solo," katanya, saat Konsolidasi dan Istighosah Koordinator Kecamatan Akar Rumput Hijau se-Jateng di Ponpes Asshodiqiyah, Semarang, Kamis.
Menurut dia, Jateng menjadi salah satu kunci kemenangan Prabowo-Gibran sehingga mengajak masyarakat untuk mendukung pasangan calon tersebut, apalagi masih ada 20 persen generasi milenial di Jateng yang belum menentukan pilihan presiden.
Ia menyebutkan bahwa tiga pekan lalu survei Prabowo-Gibran di Jateng masih kalah 16 persen dari salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden.
"Tapi per Minggu kemarin hanya ketinggalan 0,7 persen, tinggal sedikit lagi. Insya Allah Minggu depan, pasangan Capres-Cawapres 02 sudah menang di Jateng," kata Kukrit.
Ketua Umum Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Prof KH Asep Saifuddin Chalim mengklaim bahwa 90 persen warga nahdliyin akan mendukung pasangan Prabowo-Gibran.
"Di Indonesia ini jumlah warga Nahdlatul Ulama sebanyak 59 persen dari seluruh penduduk Indonesia," kata Asep yang juga Dewan Pembina TKN Prabowo-Gibran Pusat.
Asep yakin kalau Prabowo-Gibran terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia maka penghasilan negara dapat meningkat ratusan kali lipat.
"Dari apa? dari program hilirisasi, yaitu, misalnya menjual tanah satu ton dengan harga Rp 200 ribu, tapi kalau yang dijual satu ton itu merupakan emas, maka jadi puluhan bahkan ratusan miliar," katanya.
Sementara itu, Pengasuh Pesantren Asshodiqiyah Semarang KH Shodiq Hamzah Usman menyampaikan bahwa konsolidasi tersebut atas permohonan Kiai Asep agar pertemuan lintas relawan dan komunitas se-Jateng ditempatkan di Ponpes Asshodiqiyah untuk mendukung Prabowo-Gibran.
"Selaku 'shohibul bait' (tuan rumah) siapa saja akan diterima, tapi hanya Prabowo yang sudah sering ke sini," kata Shodiq yang juga mantan Rois Syuriah NU Kota Semarang.
Bahkan, ia menceritakan bahwa Prabowo suka sekali dengan masakan ikan mangut ketika berkunjung ke ponpes yang dipimpinnya.
"Kami melihat pak Prabowo memperhatikan pesantren, sering ke sini kesenangannya adalah ikan mangut, saya yang buatkan sendiri untuk beliau," katanya.
Ketua TKD Prabowo-Gibran Jateng Kukrit Suryo Wicaksono menyampaikan optimismenya itu setidaknya didasarkan dua hal, yakni sebagai pasangan calon yang asli dari Jateng dan memiliki perhatian pada generasi muda.
"Pak Prabowo keturunan Banyumas, sementara Mas Gibran asli Solo," katanya, saat Konsolidasi dan Istighosah Koordinator Kecamatan Akar Rumput Hijau se-Jateng di Ponpes Asshodiqiyah, Semarang, Kamis.
Menurut dia, Jateng menjadi salah satu kunci kemenangan Prabowo-Gibran sehingga mengajak masyarakat untuk mendukung pasangan calon tersebut, apalagi masih ada 20 persen generasi milenial di Jateng yang belum menentukan pilihan presiden.
Ia menyebutkan bahwa tiga pekan lalu survei Prabowo-Gibran di Jateng masih kalah 16 persen dari salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden.
"Tapi per Minggu kemarin hanya ketinggalan 0,7 persen, tinggal sedikit lagi. Insya Allah Minggu depan, pasangan Capres-Cawapres 02 sudah menang di Jateng," kata Kukrit.
Ketua Umum Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Prof KH Asep Saifuddin Chalim mengklaim bahwa 90 persen warga nahdliyin akan mendukung pasangan Prabowo-Gibran.
"Di Indonesia ini jumlah warga Nahdlatul Ulama sebanyak 59 persen dari seluruh penduduk Indonesia," kata Asep yang juga Dewan Pembina TKN Prabowo-Gibran Pusat.
Asep yakin kalau Prabowo-Gibran terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia maka penghasilan negara dapat meningkat ratusan kali lipat.
"Dari apa? dari program hilirisasi, yaitu, misalnya menjual tanah satu ton dengan harga Rp 200 ribu, tapi kalau yang dijual satu ton itu merupakan emas, maka jadi puluhan bahkan ratusan miliar," katanya.
Sementara itu, Pengasuh Pesantren Asshodiqiyah Semarang KH Shodiq Hamzah Usman menyampaikan bahwa konsolidasi tersebut atas permohonan Kiai Asep agar pertemuan lintas relawan dan komunitas se-Jateng ditempatkan di Ponpes Asshodiqiyah untuk mendukung Prabowo-Gibran.
"Selaku 'shohibul bait' (tuan rumah) siapa saja akan diterima, tapi hanya Prabowo yang sudah sering ke sini," kata Shodiq yang juga mantan Rois Syuriah NU Kota Semarang.
Bahkan, ia menceritakan bahwa Prabowo suka sekali dengan masakan ikan mangut ketika berkunjung ke ponpes yang dipimpinnya.
"Kami melihat pak Prabowo memperhatikan pesantren, sering ke sini kesenangannya adalah ikan mangut, saya yang buatkan sendiri untuk beliau," katanya.