Solo (ANTARA) - Ratusan anak di Solo, Jawa Tengah (Jateng), mengikuti vaksinasi polio pada hari pertama pencanangan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Kota Surakarta yang dilaksanakan mulai 15 sampai 20 Januari 2024.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surakarta Setyowati di sela kegiatan di Taman Cerdas Gilingan Solo, Senin, mengatakan vaksinasi polio kali ini menyasar 50.115 anak berusia 0-7 tahun.
Ia mengatakan vaksinasi tersebut dilakukan sebagai tindak lanjut temuan satu kasus di Kabupaten Klaten (Jateng) dan di Sampang, Madura (Jawa Timur).
"Oleh Kementerian Kesehatan harus dilakukan imunisasi dua putaran di seluruh Jateng dan Jatim serta Kabupaten Sleman," katanya.
Menurut dia, sebetulnya Indonesia telah berhasil menerima sertifikat bebas polio bersama dengan negara lain anggota WHO pada Maret 2014. Selanjutnya, seluruh negara telah berkomitmen bersama dan melakukan upaya seoptimal mungkin untuk membasmi polio di seluruh dunia pada tahun 2026.
Meski demikian, lanjutnya, pandemi COVID-19 berdampak pada imunisasi rutin tidak berjalan optimal, termasuk polio.
"Kondisi ini menyebabkan jumlah anak yang tidak mendapatkan imunisasi rutin lengkap jadi bertambah. Walaupun polio tidak ditemukan di Indonesia selama 10 tahun terakhir, masih mungkin terjadi karena importasi atau bermutasi di daerah yang cakupan vaksinnya rendah," katanya.
Oleh karena itu, lanjutnya, dilakukan upaya penanggulangan di berbagai daerah, termasuk di Solo. Ia mengatakan untuk imunisasi akan dilakukan sebanyak dua putaran dengan jadwal putaran pertama pada 15-20 Januari dan dilanjutkan sweeping selama lima hari.
"Sedangkan putaran kedua pada 19-25 Februari dilanjutkan lima hari sweeping. Vaksinasi akan dilakukan di posyandu, PAUD, SD, MI, dan Pos PIN," katanya.
Untuk mengantisipasi munculnya Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI), pihaknya juga melihatkan Tim Ahli Pokja KIPI. Meski demikian, menurut dia, vaksinasi polio memiliki risiko yang rendah.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa mengatakan meski kasus polio terjadi di Klaten dan Sampang, untuk kondisi di Surakarta tetap perlu diwaspadai.
"Jangan-jangan di wilayah Surakarta ada hal-hal yang perlu diseriusi. Dalam hal ini tim kesehatan harus bergerak cepat agar anak-anak kita bisa tumbuh kembang dengan baik," katanya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surakarta Setyowati di sela kegiatan di Taman Cerdas Gilingan Solo, Senin, mengatakan vaksinasi polio kali ini menyasar 50.115 anak berusia 0-7 tahun.
Ia mengatakan vaksinasi tersebut dilakukan sebagai tindak lanjut temuan satu kasus di Kabupaten Klaten (Jateng) dan di Sampang, Madura (Jawa Timur).
"Oleh Kementerian Kesehatan harus dilakukan imunisasi dua putaran di seluruh Jateng dan Jatim serta Kabupaten Sleman," katanya.
Menurut dia, sebetulnya Indonesia telah berhasil menerima sertifikat bebas polio bersama dengan negara lain anggota WHO pada Maret 2014. Selanjutnya, seluruh negara telah berkomitmen bersama dan melakukan upaya seoptimal mungkin untuk membasmi polio di seluruh dunia pada tahun 2026.
Meski demikian, lanjutnya, pandemi COVID-19 berdampak pada imunisasi rutin tidak berjalan optimal, termasuk polio.
"Kondisi ini menyebabkan jumlah anak yang tidak mendapatkan imunisasi rutin lengkap jadi bertambah. Walaupun polio tidak ditemukan di Indonesia selama 10 tahun terakhir, masih mungkin terjadi karena importasi atau bermutasi di daerah yang cakupan vaksinnya rendah," katanya.
Oleh karena itu, lanjutnya, dilakukan upaya penanggulangan di berbagai daerah, termasuk di Solo. Ia mengatakan untuk imunisasi akan dilakukan sebanyak dua putaran dengan jadwal putaran pertama pada 15-20 Januari dan dilanjutkan sweeping selama lima hari.
"Sedangkan putaran kedua pada 19-25 Februari dilanjutkan lima hari sweeping. Vaksinasi akan dilakukan di posyandu, PAUD, SD, MI, dan Pos PIN," katanya.
Untuk mengantisipasi munculnya Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI), pihaknya juga melihatkan Tim Ahli Pokja KIPI. Meski demikian, menurut dia, vaksinasi polio memiliki risiko yang rendah.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa mengatakan meski kasus polio terjadi di Klaten dan Sampang, untuk kondisi di Surakarta tetap perlu diwaspadai.
"Jangan-jangan di wilayah Surakarta ada hal-hal yang perlu diseriusi. Dalam hal ini tim kesehatan harus bergerak cepat agar anak-anak kita bisa tumbuh kembang dengan baik," katanya.