Kudus (ANTARA) - Program pelatihan pembuatan caping kalo di Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Kudus Jawa Tengah mendapatkan respons positif warga Kudus karena animonya cukup tinggi, menyusul kerajinan dari bahan anyaman bambu tersebut sudah menjadi identitas Kota Kudus.
"Program pelatihan pembuatan caping kalo memang baru dibuka tahun ini, tetapi peminatnya cukup banyak karena dua kelas yang dibuka langsung penuh," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja Perindustrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kudus Rini Kartika Hadi Ahmawati di Kudus, Jumat.
Dia menjelaskan, dari dua kelas yang sudah berjalan, jumlah pesertanya ada 32 orang, karena setiap kelas ada 16 peserta.
Pelatihan pembuatan caping kalonya juga sudah berjalan sejak dua pekan sebelumnya, dan akan berakhir pekan depan.
Saat ini, kata Rini, masih ada dibuka pendaftaran untuk satu kelas lagi, sehingga masyarakat yang berminat bisa mendaftar, sepanjang pendaftarannya belum ditutup.
"Saat ini pendaftar untuk kelas ketiga sudah ada 14 pendaftar. Ketika sudah penuh, maka pendaftaran akan ditutup," katanya.
Ia berharap dengan adanya pelatihan kerajinan caping kalo itu, maka kerajinan tersebut juga tidak punah karena ada penerusnya.
Informasinya, katanya, perajin caping kalo hanya tersisa dua orang, dengan usia yang cukup tua dan belum ada penerusnya.
"Padahal, caping kalo sudah menjadi identitas Kota Kudus yang dipakai bersama pakaian adat khas Kudus," katanya.
Setelah peserta pelatihan mahir membuat caping kalo, maka pihaknya juga berencana melakukan koordinasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait agar ada kegiatan yang mewajibkan untuk memakai caping kalo sebagai bentuk pelestarian kearifan lokal.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus Mutrikah mengakui pihaknya juga berencana mensinergikan dengan kegiatan lain, sehingga penggunaan caping kalo nantinya semakin intens.
"Jika ada kegiatan yang harus menghadirkan kostum yang dilengkapi caping kalo, tentunya bisa meningkatkan animo masyarakat untuk mempopulerkan kembali caping kalo," katanya.
Baca juga: Disbudpar Kudus berkomitmen lestarikan kerajinan caping kalo
"Program pelatihan pembuatan caping kalo memang baru dibuka tahun ini, tetapi peminatnya cukup banyak karena dua kelas yang dibuka langsung penuh," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja Perindustrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kudus Rini Kartika Hadi Ahmawati di Kudus, Jumat.
Dia menjelaskan, dari dua kelas yang sudah berjalan, jumlah pesertanya ada 32 orang, karena setiap kelas ada 16 peserta.
Pelatihan pembuatan caping kalonya juga sudah berjalan sejak dua pekan sebelumnya, dan akan berakhir pekan depan.
Saat ini, kata Rini, masih ada dibuka pendaftaran untuk satu kelas lagi, sehingga masyarakat yang berminat bisa mendaftar, sepanjang pendaftarannya belum ditutup.
"Saat ini pendaftar untuk kelas ketiga sudah ada 14 pendaftar. Ketika sudah penuh, maka pendaftaran akan ditutup," katanya.
Ia berharap dengan adanya pelatihan kerajinan caping kalo itu, maka kerajinan tersebut juga tidak punah karena ada penerusnya.
Informasinya, katanya, perajin caping kalo hanya tersisa dua orang, dengan usia yang cukup tua dan belum ada penerusnya.
"Padahal, caping kalo sudah menjadi identitas Kota Kudus yang dipakai bersama pakaian adat khas Kudus," katanya.
Setelah peserta pelatihan mahir membuat caping kalo, maka pihaknya juga berencana melakukan koordinasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait agar ada kegiatan yang mewajibkan untuk memakai caping kalo sebagai bentuk pelestarian kearifan lokal.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus Mutrikah mengakui pihaknya juga berencana mensinergikan dengan kegiatan lain, sehingga penggunaan caping kalo nantinya semakin intens.
"Jika ada kegiatan yang harus menghadirkan kostum yang dilengkapi caping kalo, tentunya bisa meningkatkan animo masyarakat untuk mempopulerkan kembali caping kalo," katanya.
Baca juga: Disbudpar Kudus berkomitmen lestarikan kerajinan caping kalo