Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, bersama Bank Indonesia Tegal menyalurkan bantuan 40 ribu bibit cabai dan memberikan pengetahuan sistem penanaman hidroponik cabai pada kelompok petani dan pondok pesantren di daerah itu.
Penjabat Bupati Batang Lani Dwi Rejeki di Batang, Kamis, mengatakan bahwa pemberian bantuan bibit tanaman cabai dan "Greenhouse smart farming" dipastikan akan memberikan manfaat yang besar pada kelompok petani untuk meningkatkan produksi cabai.
"Dengan melihat harga cabai yang kini masih tinggi hingga dua kali lipat dari harga normal maka bantuan dan pemberian pola sistem 'Greenhouse smart farming' akan sangat membantu para petani," katanya.
Menurut dia, sistem penanaman hidroponik cabai dapat dilakukan di pekarangan rumah sehingga masyarakat bisa mencoba untuk melakukan hal itu.
"Kami mengajak masyarakat dapat mempraktikkan sistem penanaman hidroponik di lahan depan rumah agar supaya tidak sia-sia namun nantinya dapat menambah penghasilan maupun sekadar memenuhi kebutuhan keluarga," katanya.
Kepala Unit Pelaksana Pengembangan UMKM, Keuangan Inklusif, dan Syariah Bank Indonesia Tegal Liana Ciptowati mengatakan bantuan "Greenhause dan smart farming" tersebut merupakan program pengembangan kemandirian pesantren sebagai penggerak utama dalam ekosistem rantai nilai halal.
Dalam rangka implementasi pengembangan kemandirian ekonomi pesantren, kata dia, pihaknya menyelenggarakan program sosial Bank Indonesia dalam bentuk bantuan peralatan dan sarana produksi yang dibutuhkan pesantren dalam menjalankan kegiatan usaha.
"Kami berharap bantuan bibit cabai tersebut bisa dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan pondok pesantren. Jika ada kelebihan, maka bisa dimanfaatkan untuk membantu warga sekitar," katanya.
Baca juga: Pemkab Banyumas subsidi Rp1.000 per kg untuk gula pasir
Penjabat Bupati Batang Lani Dwi Rejeki di Batang, Kamis, mengatakan bahwa pemberian bantuan bibit tanaman cabai dan "Greenhouse smart farming" dipastikan akan memberikan manfaat yang besar pada kelompok petani untuk meningkatkan produksi cabai.
"Dengan melihat harga cabai yang kini masih tinggi hingga dua kali lipat dari harga normal maka bantuan dan pemberian pola sistem 'Greenhouse smart farming' akan sangat membantu para petani," katanya.
Menurut dia, sistem penanaman hidroponik cabai dapat dilakukan di pekarangan rumah sehingga masyarakat bisa mencoba untuk melakukan hal itu.
"Kami mengajak masyarakat dapat mempraktikkan sistem penanaman hidroponik di lahan depan rumah agar supaya tidak sia-sia namun nantinya dapat menambah penghasilan maupun sekadar memenuhi kebutuhan keluarga," katanya.
Kepala Unit Pelaksana Pengembangan UMKM, Keuangan Inklusif, dan Syariah Bank Indonesia Tegal Liana Ciptowati mengatakan bantuan "Greenhause dan smart farming" tersebut merupakan program pengembangan kemandirian pesantren sebagai penggerak utama dalam ekosistem rantai nilai halal.
Dalam rangka implementasi pengembangan kemandirian ekonomi pesantren, kata dia, pihaknya menyelenggarakan program sosial Bank Indonesia dalam bentuk bantuan peralatan dan sarana produksi yang dibutuhkan pesantren dalam menjalankan kegiatan usaha.
"Kami berharap bantuan bibit cabai tersebut bisa dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan pondok pesantren. Jika ada kelebihan, maka bisa dimanfaatkan untuk membantu warga sekitar," katanya.
Baca juga: Pemkab Banyumas subsidi Rp1.000 per kg untuk gula pasir