Semarang (ANTARA) - "Sebagai kota pesisir yang berhubungan erat dengan laut, Pemerintah Kota Semarang bekerja sama dengan ilmuwan dari pendidikan tinggi terus mencoba bermacam cara agar fenomena perubahan iklim (climate change) tidak mengganggu keseimbangan alam di kota ini".
Hal tersebut dikatakan Ketua Pembina Yayasan Alumni Undip, Prof. Sudharto P. Hadi MES Ph.D dalam seminar dengan tema "Climate Change Effect For Semarang City, Central Java Province, And It's Tourism" di Ruang Teleconference Universitas Semarang (USM) pada 10 Oktober 2023.
Kegiatan yang diselenggarakan Satuan International Office (IO) USM tersebut diikuti 12 mahasiswa asing yang terdiri atas tujuh orang asal Prancis, tiga asal Malaysia, seorang asal Ghana, dan seorang asal Singapura.
Menurutnya, mempelajari fenomena perubahan iklim dan usaha pemanfaatan kondisi lingkungan merupakan hal yang penting untuk dilakukan saat ini.
"Pemahaman yang mendalam tentang perubahan iklim membantu kita mengidentifikasi dampak potensialnya dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengurangi risikonya serta diharapkan dapat membangkitkan kesejahteraan penduduk Semarang," katanya.
Ketua IO USM, Faisal Yusuf BA, MM, MBA mengatakan kegiatan tersebut merupakan bagian dari rundown Culture Camp 2023 yang berlangsung selama 4 hari.
"Selain mengajak mahasiswa asing mengenal sosial, budaya dan ekonomi di Kota Semarang, kegiatan ini juga diharapkan dapat membantu mahasiswa USM untuk belajar percaya diri sehingga berani berkomunikasi, berdiskusi dan belajar bersama mahasiswa asing," ungkapnya.
Menurutnya, pada kegiatan itu para mahasiswa asing diajarkan tari tradisional asli Semarang dan bermain musik karawitan Jawa Tengah.
"Diharapkan, dari hal itu juga dapat meningkatkan kesadaran kami untuk mempersiapkan diri menjadi universitas yang terbuka secara global," pungkasnya. ***
Hal tersebut dikatakan Ketua Pembina Yayasan Alumni Undip, Prof. Sudharto P. Hadi MES Ph.D dalam seminar dengan tema "Climate Change Effect For Semarang City, Central Java Province, And It's Tourism" di Ruang Teleconference Universitas Semarang (USM) pada 10 Oktober 2023.
Kegiatan yang diselenggarakan Satuan International Office (IO) USM tersebut diikuti 12 mahasiswa asing yang terdiri atas tujuh orang asal Prancis, tiga asal Malaysia, seorang asal Ghana, dan seorang asal Singapura.
Menurutnya, mempelajari fenomena perubahan iklim dan usaha pemanfaatan kondisi lingkungan merupakan hal yang penting untuk dilakukan saat ini.
"Pemahaman yang mendalam tentang perubahan iklim membantu kita mengidentifikasi dampak potensialnya dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengurangi risikonya serta diharapkan dapat membangkitkan kesejahteraan penduduk Semarang," katanya.
Ketua IO USM, Faisal Yusuf BA, MM, MBA mengatakan kegiatan tersebut merupakan bagian dari rundown Culture Camp 2023 yang berlangsung selama 4 hari.
"Selain mengajak mahasiswa asing mengenal sosial, budaya dan ekonomi di Kota Semarang, kegiatan ini juga diharapkan dapat membantu mahasiswa USM untuk belajar percaya diri sehingga berani berkomunikasi, berdiskusi dan belajar bersama mahasiswa asing," ungkapnya.
Menurutnya, pada kegiatan itu para mahasiswa asing diajarkan tari tradisional asli Semarang dan bermain musik karawitan Jawa Tengah.
"Diharapkan, dari hal itu juga dapat meningkatkan kesadaran kami untuk mempersiapkan diri menjadi universitas yang terbuka secara global," pungkasnya. ***