Solo (ANTARA) - Keraton Surakarta Hadiningrat di Kota Solo, Provinsi Jawa Tengah, pada Kamis menggelar Grebeg Maulud untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Warga memadati tempat pelaksanaan Grebeg Maulud, menyaksikan kirab gunungan, sampai ikut berebut isi gunungan.
Pengageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta KRA Dani Nur Adiningrat di sela acara menyampaikan bahwa Keraton Surakarta merupakan bagian dari Keraton Mataram Islam, karenanya setiap tahun selalu menyelenggarakan acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
"Acara ini dilaksanakan dengan gegap gempita, penuh kebesaran," katanya.
Ia mengatakan bahwa acara peringatan meliputi kegiatan pasar malam di alun-alun utara keraton serta pelaksanaan prosesi jamasan, miyos gongso, natap gongso, dan gamelan keraton sepekan lalu.
"Puncaknya tadi pagi gamelan masuk kembali ke keraton dan keluarlah gunungan," katanya.
Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, sepasang gunungan yang dinamai Gunungan Jaler (pria) dan Gunungan Estri (perempuan) diarak dalam Grebek Maulud.
Gunungan Jaler yang menunjukkan simbol proses penciptaan dan kesuburan berisi macam-macam sayuran, cabai, dan telur.
Sedangkan Gunungan Estri yang menunjukkan simbol kewajiban perempuan menjaga dan merawat keluarga berisi macam-macam makanan.
Seusai diarak, isi kedua gunungan itu diberikan kepada warga.
"Maknanya sebagai tanda syukur atas rahmat, hidayah, karunia Tuhan Yang Maha Esa yang diwujudkan dalam bentuk makanan yang berlimpah," kata Dani.
Warga memadati tempat pelaksanaan Grebeg Maulud, menyaksikan kirab gunungan, sampai ikut berebut isi gunungan.
Pengageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta KRA Dani Nur Adiningrat di sela acara menyampaikan bahwa Keraton Surakarta merupakan bagian dari Keraton Mataram Islam, karenanya setiap tahun selalu menyelenggarakan acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
"Acara ini dilaksanakan dengan gegap gempita, penuh kebesaran," katanya.
Ia mengatakan bahwa acara peringatan meliputi kegiatan pasar malam di alun-alun utara keraton serta pelaksanaan prosesi jamasan, miyos gongso, natap gongso, dan gamelan keraton sepekan lalu.
"Puncaknya tadi pagi gamelan masuk kembali ke keraton dan keluarlah gunungan," katanya.
Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, sepasang gunungan yang dinamai Gunungan Jaler (pria) dan Gunungan Estri (perempuan) diarak dalam Grebek Maulud.
Gunungan Jaler yang menunjukkan simbol proses penciptaan dan kesuburan berisi macam-macam sayuran, cabai, dan telur.
Sedangkan Gunungan Estri yang menunjukkan simbol kewajiban perempuan menjaga dan merawat keluarga berisi macam-macam makanan.
Seusai diarak, isi kedua gunungan itu diberikan kepada warga.
"Maknanya sebagai tanda syukur atas rahmat, hidayah, karunia Tuhan Yang Maha Esa yang diwujudkan dalam bentuk makanan yang berlimpah," kata Dani.