Temanggung (ANTARA) - Sejumlah permainan tradisional yang digelar dalam "Festival Dolanan Tradisional" di Alun-Alun Kabupaten Temanggung diharapkan dapat merangsang kreativitas anak, kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Temanggung Agus Sujarwo.
"Pendidikan anak usia dini (PAUD) ditekankan bermain sambil belajar, belajar sambil bermain," katanya usai menghadiri Hari Ulang Tahun (HUT) ke-18 Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan anak usia dini Indonesia (Himpaudi) di Temanggung, Sabtu.
Oleh karena itu, katanya tentu para pendidik harus tahu jenis-jenis permainan permainan tradisional yang kreatif ini, sekaligus untuk melestarikan kebudayaan yang ada di wilayah Kabupaten Temanggung.
"Melalui festival permainan tradisional ini diharapkan bisa menumbuhkan kreativitas, tidak hanya guru tetapi nanti bisa diajarkan kepada murid, tentu disesuaikan dengan tingkat usia anak agar tidak membahayakan," katanya.
Ia menuturkan melalui festival ini juga diharapkan meningkatkan solidaritas sesama guru PAUD di Kabupaten Temanggung.
Ketua Himpaudi Kabupaten Temanggung Evi Indriasari menyampaikan dalam kegiatan HUT ke-18 Himpaudi di Alun-Alun Temanggung ini dihadiri sekitar 840 guru kelompok bermain, guru taman penitipan anak dan guru PAUD.
Ia mengatakan festival ini bertujuan untuk mempererat silaturahmi dengan seluruh pendidik yang berada di dalam organisasi Himpaudi Kabupaten Temanggung.
Evi menyampaikan dalam kegiatan ini diisi dengan flashmob tarian jaran kepang, profil Pancasila, dan "jokawin bocah" oleh para guru dan para undangan.
Kemudian ada kegiatan permainan tradisional yang diikuti para guru PAUD, antara lain permainan engklek, egrang, dan lompat tali.
"Ternyata permainan tradisional zaman dulu itu memberikan stimulasi yang baik untuk tumbuh kembang seorang anak, permainan tradisional itu sangat bagus dan bisa dilakukan di era saat ini," katanya.
"Pendidikan anak usia dini (PAUD) ditekankan bermain sambil belajar, belajar sambil bermain," katanya usai menghadiri Hari Ulang Tahun (HUT) ke-18 Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan anak usia dini Indonesia (Himpaudi) di Temanggung, Sabtu.
Oleh karena itu, katanya tentu para pendidik harus tahu jenis-jenis permainan permainan tradisional yang kreatif ini, sekaligus untuk melestarikan kebudayaan yang ada di wilayah Kabupaten Temanggung.
"Melalui festival permainan tradisional ini diharapkan bisa menumbuhkan kreativitas, tidak hanya guru tetapi nanti bisa diajarkan kepada murid, tentu disesuaikan dengan tingkat usia anak agar tidak membahayakan," katanya.
Ia menuturkan melalui festival ini juga diharapkan meningkatkan solidaritas sesama guru PAUD di Kabupaten Temanggung.
Ketua Himpaudi Kabupaten Temanggung Evi Indriasari menyampaikan dalam kegiatan HUT ke-18 Himpaudi di Alun-Alun Temanggung ini dihadiri sekitar 840 guru kelompok bermain, guru taman penitipan anak dan guru PAUD.
Ia mengatakan festival ini bertujuan untuk mempererat silaturahmi dengan seluruh pendidik yang berada di dalam organisasi Himpaudi Kabupaten Temanggung.
Evi menyampaikan dalam kegiatan ini diisi dengan flashmob tarian jaran kepang, profil Pancasila, dan "jokawin bocah" oleh para guru dan para undangan.
Kemudian ada kegiatan permainan tradisional yang diikuti para guru PAUD, antara lain permainan engklek, egrang, dan lompat tali.
"Ternyata permainan tradisional zaman dulu itu memberikan stimulasi yang baik untuk tumbuh kembang seorang anak, permainan tradisional itu sangat bagus dan bisa dilakukan di era saat ini," katanya.