Semarang (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang mengusulkan pembangunan taman bermain bagi anak-anak di masing-masing kelurahan sebagai fasilitas pendukung bagi kota layak anak (KLA).

"Taman bermain anak perlu ditingkatkan (ditambah, red.). Ini penting untuk tempat beraktivitas anak-anak," kata anggota Komisi D DPRD Kota Semarang Supriyadi di Semarang, Selasa.

Menurut dia, keberadaan ruang terbuka hijau (RTH) untuk bermain yang ramah anak di Kota Semarang memang belum banyak sehingga perlu di tingkat kelurahan untuk dibangun taman bermain anak.

Diakui mantan Ketua DPRD Kota Semarang itu, keberadaan taman bermain anak yang memadai masih menjadi pekerjaan rumah bagi Kota Semarang usai mendapatkan predikat utama KLA.

"Bisa membuat ruang bermain atau taman bermain di masing-masing kelurahan. Anak-anak juga perlu taman bermain yang mendukung perkembangan mereka di lingkungan sosial," katanya.

Selain itu, kata dia, aksesbilitas bagi anak-anak berkebutuhan khusus juga perlu mendapatkan perhatian agar mereka juga bisa berkreasi dan berinovasi sebagaimana anak-anak seusianya.

"Penting juga peningkatan posyandu. Ya, harapannya ibu hamil, ibu menyusui, dan balita terjaga asupan gizinya sehingga tidak ada anak yang mengalami stunting," kata Supriyadi.

Untuk peraturan daerah yang mengatur pengelolaan kota layak anak juga sudah ada, terbaru Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 1 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Kota Layak Anak.

"Kalau perda untuk menunjang KLA ini selalu kami buat, sejak kategori Nindya hingga saat ini utama sudah ada perda untuk layak anak. Melalui perda ini, apa yang menjadi tujuan KLA diharapkan bisa tercapai," katanya.

Kota Semarang akhirnya meraih penghargaan KLA kategori Utama pada tahun ini bersama dengan sejumlah kabupaten/kota lainnya pada rangkaian peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2023 di Semarang.

Selama tiga tahun berturut-turut, Kota Semarang mendapatkan penghargaan KLA Nindya sehingga tahun ini sukses naik peringkat menjadi KLA Utama meski belum sampai pada tahap akhir, yakni KLA.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024