Semarang (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Semarang mengimbau masyarakat untuk tetap mewaspadai penularan COVID-19 meski sudah terjadi penurunan kasus di wilayah tersebut yang cukup signifikan.

"Alhamdulillah, tiga minggu sempat naik hampir 100 (kasus), sekarang turun lagi di angka 70-an (kasus)," kata Kepala Dinkes Kota Semarang Dokter Abdul Hakam di Semarang, Rabu.

Menurut dia, kebanyakan orang yang terjangkit COVID-19 adalah kelompok yang rentan atau berisiko, terutama mereka yang belum divaksin atau belum mendapatkan vaksin penguat COVID-19.

"Pastinya orang yang belum divaksin, dengan kondisi kelompok rentan mendominasi. Misalnya, belum divaksin 'booster' kedua ini yang paling banyak kena," katanya.

Apalagi, kata dia, banyak juga orang datang dari luar Kota Semarang yang ternyata belum mendapatkan vaksin yang berisiko terkena dan menularkan COVID-19.

"Ya, ada yang baru 1-2 kali divaksin. Karena bener-bener vaksin itu sangat membantu mencegah kasus COVID-19 ya," katanya.

Ia mengatakan saat ini kasus COVID-19 masih terkendali dan hanya ditemukan di sebagian kecil keluarga atau masyarakat. Tidak seperti dulu yang sampai memunculkan kluster-kluster.

"Kluster tidak ada ya. Paling, misalnya di keluarga ada 1-2 orang yang kena (COVID-19, red.)" ujarnya.

Selain itu, kata dia, temuan kasus COVID-19 biasanya juga bukan penyakit utama yang diderita pasien ketika berobat di rumah sakit.

"Jadi, tidak serta merta ada yang sakit COVID-19 dirujuk ke RS. Tapi begini, misalnya ada pasien dengan infeksi paru atau kencing manis, ada demamnya. Tiba-tiba di-swab hasilnya positif (COVID-19)," katanya.

Karena itu, Hakam mengingatkan masyarakat untuk tetap berhati-hati dan waspada dengan penularan COVID-19 meski sekarang ini sudah tidak ada pembatasan aktivitas masyarakat seperti dulu.

Baca juga: Ravatars, pencatatan data imunisasi oleh Pemkot Semarang

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024