Semarang (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang meminta vaksinasi COVID-19 kembali digenjot seiring dengan merebaknya kembali kasus corona, apalagi dengan munculnya subvarian baru, yakni Omicron Arcturus.
"Harus. Kalau memang dianggap wilayah-wilayah itu belum ada (yang divaksin) atau warga yang belum, harus didatangkan lagi (vaksinasi), digenjot lagi," kata Ketua DPRD Kota Semarang Kadarlusman di Semarang, Kamis.
Ia mengingatkan bahwa sebetulnya COVID-19 belum berakhir meskipun kasusnya sudah sempat mereda, dan aktivitas masyarakat yang sebelumnya sempat dibatasi juga sudah dibuka kembali seperti semula.
"Apalagi, setelah Lebaran ini. Menjelang Lebaran kan semua orang pada pulang, yang kita tidak tahu dia dari mana saja, berhenti (singgah) di mana, dan seterusnya," kata Pilus, sapaan akrabnya.
Selama ini, kata dia, imbauan pemerintah untuk tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 juga terus dilakukan dan semoga masyarakat menaati anjuran dari pemerintah untuk mencegah penyebaran COVID-19.
"Protokol kesehatan tidak boleh diabaikan. Kami juga mengajak warga Kota Semarang agar protokol kesehatan tetap dijaga, walaupun sekarang sudah diberikan ruang (kegiatan) ya," katanya.
Artinya, kata dia, masyarakat tidak boleh mengabaikan keberadaan virus corona meski sudah tidak ada pembatasan aktivitas masyarakat. Sebab, kasus COVID-19 masih ada, bahkan pasien yang meninggal karena COVID-19 juga masih banyak.
Di Kota Semarang, sebagaimana kota-kota lainnya, lanjutnya, sudah melaksanakan program vaksinasi penguat pertama maupun kedua, atau vaksinasi dosis ketiga dan keempat kepada masyarakat.
"Namun, kan tidak semua orang mau divaksin. Makanya, (vaksinasi COVID-19) harus digenjot lagi. Virus enggak bisa mati, tetapi kekebalan tubuh manusia harus ditingkatkan," tegasnya.
Sementara itu, Rumah Sakit Umum Daerah KRMT Wongsonegoro (RSWN) Semarang menyebutkan saat ini merawat sebanyak 13 pasien yang terkonfirmasi COVID-19, seiring dengan meningkatnya kasus penularan virus corona.
Direktur RSWN, Susi Herawati mengakui jumlah pasien tersebut mengalami peningkatan, mengingat pada Rabu (3/5), tercatat sebanyak 10 pasien COVID-19 yang dirawat di RS milik Pemerintah Kota Semarang itu.
Namun, sejauh ini belum bisa dipastikan apakah pasien COVID-19 itu terjangkit subvarian Omicron Arcturus atau bukan, karena masih menunggu pemeriksaan sampel yang sudah dikirim ke Salatiga.
"Harus. Kalau memang dianggap wilayah-wilayah itu belum ada (yang divaksin) atau warga yang belum, harus didatangkan lagi (vaksinasi), digenjot lagi," kata Ketua DPRD Kota Semarang Kadarlusman di Semarang, Kamis.
Ia mengingatkan bahwa sebetulnya COVID-19 belum berakhir meskipun kasusnya sudah sempat mereda, dan aktivitas masyarakat yang sebelumnya sempat dibatasi juga sudah dibuka kembali seperti semula.
"Apalagi, setelah Lebaran ini. Menjelang Lebaran kan semua orang pada pulang, yang kita tidak tahu dia dari mana saja, berhenti (singgah) di mana, dan seterusnya," kata Pilus, sapaan akrabnya.
Selama ini, kata dia, imbauan pemerintah untuk tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 juga terus dilakukan dan semoga masyarakat menaati anjuran dari pemerintah untuk mencegah penyebaran COVID-19.
"Protokol kesehatan tidak boleh diabaikan. Kami juga mengajak warga Kota Semarang agar protokol kesehatan tetap dijaga, walaupun sekarang sudah diberikan ruang (kegiatan) ya," katanya.
Artinya, kata dia, masyarakat tidak boleh mengabaikan keberadaan virus corona meski sudah tidak ada pembatasan aktivitas masyarakat. Sebab, kasus COVID-19 masih ada, bahkan pasien yang meninggal karena COVID-19 juga masih banyak.
Di Kota Semarang, sebagaimana kota-kota lainnya, lanjutnya, sudah melaksanakan program vaksinasi penguat pertama maupun kedua, atau vaksinasi dosis ketiga dan keempat kepada masyarakat.
"Namun, kan tidak semua orang mau divaksin. Makanya, (vaksinasi COVID-19) harus digenjot lagi. Virus enggak bisa mati, tetapi kekebalan tubuh manusia harus ditingkatkan," tegasnya.
Sementara itu, Rumah Sakit Umum Daerah KRMT Wongsonegoro (RSWN) Semarang menyebutkan saat ini merawat sebanyak 13 pasien yang terkonfirmasi COVID-19, seiring dengan meningkatnya kasus penularan virus corona.
Direktur RSWN, Susi Herawati mengakui jumlah pasien tersebut mengalami peningkatan, mengingat pada Rabu (3/5), tercatat sebanyak 10 pasien COVID-19 yang dirawat di RS milik Pemerintah Kota Semarang itu.
Namun, sejauh ini belum bisa dipastikan apakah pasien COVID-19 itu terjangkit subvarian Omicron Arcturus atau bukan, karena masih menunggu pemeriksaan sampel yang sudah dikirim ke Salatiga.