Purwokerto (ANTARA) - Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan (FIKes Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menggelar prosesi Sumpah Apoteker Ke-11, Jumat (17/3).
Dalam sambutannya, Wakil Rektor Unsoed Bidang Akademik Dr. Ir. Noor Farid, M.Si. mengatakan kesehatan adalah investasi kehidupan, sehingga kualitas kesehatan merupakan sebuah kebutuhan yang tidak dapat ditawar-tawar dalam kehidupan manusia.
Menurut dia, kesehatan senyatanya telah menjadi faktor penentu dan strategis dalam menentukan bagaimana suatu peradaban tumbuh dan berkembang atau sebaliknya.
"Dalam konteks tersebut, maka salah satu elemen yang terkait dan menjadi satu kesatuan tak terpisahkan dalam kesehatan adalah profesi apoteker," jelasnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan apoteker adalah kunci dan jantung aktivitas kefarmasian, yang dimulai dari pengendalian, pengamanan, penyediaan termasuk pengelolaan, pendistribusian, hingga pelayanan kepada masyarakat.
"Apoteker lulusan Unsoed memiliki tanggung jawab moral, untuk senantiasa berkontribusi bagi kualitas kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang dilandasi oleh nilai-nilai kemanusiaan," kata Noor Farid.
Dalam laporannya, Ketua Jurusan Farmasi FIKes Unsoed Dr. rer. Nat. Apt. Harwoko, M.Sc mengatakan jumlah apoteker yang diambil sumpah pada Jumat (17/3) sebanyak 49 orang yang terdiri atas empat pria dan 45 wanita.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 18 orang mendapat predikat kelulusan memuaskan, 24 orang lulus dengan predikat sangat memuaskan, dan tujuh orang lulus dengan pujian.
Baca juga: Unsoed Purwokerto kukuhkan empat guru besar
"Ke-49 mahasiswa peserta sumpah apoteker telah berhasil menyelesaikan proses pembelajaran selama dus semester di PSPPA dan berhasil lulus Ujian Kompetensi Apoteker Indonesia baik metode CBT dan OSCE nasional," jelasnya.
Pengambilan janji sumpah apoteker dilakukan oleh pimpinan sidang dari Konsil Kefarmasian apt. Dra. Engko Sosialine Magdalena, M.BioMed.
Dalam sambutannya atas nama Konsil Kefarmasian, Engko mengucapkan selamat kepada sejawat apoteker yang baru saja diambil sumpahnya.
"Selamat atas keberhasilan, perjuangan sampai pada pagi hari. Ini adalah titik awal dari perjuangan panjang di dalam mengisi pembangunan kesehatan terutama di bidang kefarmasian," tegasnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan tentang reformasi sistem kesehatan nasional atau transformasi kesehatan dengan enam pilar, yaitu transformasi layanan primer; transformasi layanan rujukan; transformasi ketahanan sistem kesehatan berfokus pada ketahanan sektor farmasi dan alat kesehatan; serta memperkuat ketahanan tanggap darurat; transformasi pembiayaan kesehatan; transformasi SDM kesehatan; dan transformasi teknologi kesehatan menuju digitalisasi kesehatan.
"Kita sebagai komponen bangsa bertanggung jawab untuk bisa ikut ambil bagian di dalam pelaksanaan keenam pilar ini," katanya.
Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) apt. Dra. Tresnawati mengatakan prosesi pelantikan dan pengambilan sumpah apoteker yang baru saja dilaksanakan merupakan model paling ideal dibanding model pelantikan dan pengambilan sumpah tenaga kesehatan lainnya.
Baca juga: Putra daerah Papua raih predikat cumlaude pada Wisuda Ke-148 Unsoed
"Satu-satunya pelantikan dan pengambilan sumpah yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI yang melibatkan tiga pemangku kepentingan, yaitu pemerintah, IAI, dan universitas," jelasnya.
Menurut dia, apoteker yang baru dilantik mendapatkan dokumen yang dibutuhkan untuk pengurusan izin praktik sebagai apoteker meliputi ijazah atau sertifikat profesi dari Unsoed, sertifikat kompetensi dari IAI, surat sumpah, dan surat tanda registrasi apoteker elektronik yang bisa segera diurus secara daring.
Pada kesempatan tersebut, Tresnawati menekankan pentingnya meningkatkan kompetensi apoteker, yaitu karena adanya organisasi profesi IAI ini yang dimaksudkan untuk mewujudkan apoteker yang profesional yang mampu meningkatkan kualitas hidup sehat bagi setiap manusia.
"Hanya apoteker yang profesional saja yang akan mampu meningkatkan kualitas hidup sehat bagi setiap manusia," tegasnya.
Pada acara pelantikan dan pengambilan sumpah apoteker kali ini tercatat sebagai peraih nilai UKAI tertinggi, yaitu Apt. Indriana Juliawati S.Farm dengan nilai 89. Sedangkan apoteker yang meraih IPK tertinggi, yaitu Apt. Ayu Demi Pertiwi A.Farm (IPK : 3,86), Apt. Silfa Amorin Tyas, S.Farm (IPK: 3,85), dan Apt. Salsabila Retnowijayanti, S.Farm (IPK: 3,83).
Baca juga: Mahasiswa KKN MBKM Unsoed siap bangun "Smart Fisheries Village" di Panembangan
Baca juga: Menwa Unsoed gelar Pembaretan Yudha XLVI dan Long March Tradisi XXXVII
Dalam sambutannya, Wakil Rektor Unsoed Bidang Akademik Dr. Ir. Noor Farid, M.Si. mengatakan kesehatan adalah investasi kehidupan, sehingga kualitas kesehatan merupakan sebuah kebutuhan yang tidak dapat ditawar-tawar dalam kehidupan manusia.
Menurut dia, kesehatan senyatanya telah menjadi faktor penentu dan strategis dalam menentukan bagaimana suatu peradaban tumbuh dan berkembang atau sebaliknya.
"Dalam konteks tersebut, maka salah satu elemen yang terkait dan menjadi satu kesatuan tak terpisahkan dalam kesehatan adalah profesi apoteker," jelasnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan apoteker adalah kunci dan jantung aktivitas kefarmasian, yang dimulai dari pengendalian, pengamanan, penyediaan termasuk pengelolaan, pendistribusian, hingga pelayanan kepada masyarakat.
"Apoteker lulusan Unsoed memiliki tanggung jawab moral, untuk senantiasa berkontribusi bagi kualitas kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang dilandasi oleh nilai-nilai kemanusiaan," kata Noor Farid.
Dalam laporannya, Ketua Jurusan Farmasi FIKes Unsoed Dr. rer. Nat. Apt. Harwoko, M.Sc mengatakan jumlah apoteker yang diambil sumpah pada Jumat (17/3) sebanyak 49 orang yang terdiri atas empat pria dan 45 wanita.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 18 orang mendapat predikat kelulusan memuaskan, 24 orang lulus dengan predikat sangat memuaskan, dan tujuh orang lulus dengan pujian.
Baca juga: Unsoed Purwokerto kukuhkan empat guru besar
"Ke-49 mahasiswa peserta sumpah apoteker telah berhasil menyelesaikan proses pembelajaran selama dus semester di PSPPA dan berhasil lulus Ujian Kompetensi Apoteker Indonesia baik metode CBT dan OSCE nasional," jelasnya.
Pengambilan janji sumpah apoteker dilakukan oleh pimpinan sidang dari Konsil Kefarmasian apt. Dra. Engko Sosialine Magdalena, M.BioMed.
Dalam sambutannya atas nama Konsil Kefarmasian, Engko mengucapkan selamat kepada sejawat apoteker yang baru saja diambil sumpahnya.
"Selamat atas keberhasilan, perjuangan sampai pada pagi hari. Ini adalah titik awal dari perjuangan panjang di dalam mengisi pembangunan kesehatan terutama di bidang kefarmasian," tegasnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan tentang reformasi sistem kesehatan nasional atau transformasi kesehatan dengan enam pilar, yaitu transformasi layanan primer; transformasi layanan rujukan; transformasi ketahanan sistem kesehatan berfokus pada ketahanan sektor farmasi dan alat kesehatan; serta memperkuat ketahanan tanggap darurat; transformasi pembiayaan kesehatan; transformasi SDM kesehatan; dan transformasi teknologi kesehatan menuju digitalisasi kesehatan.
"Kita sebagai komponen bangsa bertanggung jawab untuk bisa ikut ambil bagian di dalam pelaksanaan keenam pilar ini," katanya.
Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) apt. Dra. Tresnawati mengatakan prosesi pelantikan dan pengambilan sumpah apoteker yang baru saja dilaksanakan merupakan model paling ideal dibanding model pelantikan dan pengambilan sumpah tenaga kesehatan lainnya.
Baca juga: Putra daerah Papua raih predikat cumlaude pada Wisuda Ke-148 Unsoed
"Satu-satunya pelantikan dan pengambilan sumpah yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI yang melibatkan tiga pemangku kepentingan, yaitu pemerintah, IAI, dan universitas," jelasnya.
Menurut dia, apoteker yang baru dilantik mendapatkan dokumen yang dibutuhkan untuk pengurusan izin praktik sebagai apoteker meliputi ijazah atau sertifikat profesi dari Unsoed, sertifikat kompetensi dari IAI, surat sumpah, dan surat tanda registrasi apoteker elektronik yang bisa segera diurus secara daring.
Pada kesempatan tersebut, Tresnawati menekankan pentingnya meningkatkan kompetensi apoteker, yaitu karena adanya organisasi profesi IAI ini yang dimaksudkan untuk mewujudkan apoteker yang profesional yang mampu meningkatkan kualitas hidup sehat bagi setiap manusia.
"Hanya apoteker yang profesional saja yang akan mampu meningkatkan kualitas hidup sehat bagi setiap manusia," tegasnya.
Pada acara pelantikan dan pengambilan sumpah apoteker kali ini tercatat sebagai peraih nilai UKAI tertinggi, yaitu Apt. Indriana Juliawati S.Farm dengan nilai 89. Sedangkan apoteker yang meraih IPK tertinggi, yaitu Apt. Ayu Demi Pertiwi A.Farm (IPK : 3,86), Apt. Silfa Amorin Tyas, S.Farm (IPK: 3,85), dan Apt. Salsabila Retnowijayanti, S.Farm (IPK: 3,83).
Baca juga: Mahasiswa KKN MBKM Unsoed siap bangun "Smart Fisheries Village" di Panembangan
Baca juga: Menwa Unsoed gelar Pembaretan Yudha XLVI dan Long March Tradisi XXXVII