Semarang (ANTARA) - Pawai "dugderan" yang menjadi tradisi masyarakat Kota Semarang, Jawa Tengah, menyambut datangnya bulan Ramadhan 1444 Hijriah berlangsung meriah dengan tumpah ruahnya masyarakat di sepanjang rute rombongan karnaval.
Masyarakat memadati sepanjang rute pawai, Selasa, mulai dari Balai Kota Semarang, Jalan Pemuda Semarang, hingga Masjid Agung Semarang atau dikenal juga dengan nama Masjid Kauman Semarang.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu bersama suami, Alwin Basri yang juga anggota DPRD Jawa Tengah, dan jajaran kepala dinas beserta muspida diarak menggunakan bendi.
Ada hal berbeda dalam penyelenggaraan dugderan kali ini. Pada tahun-tahun sebelumnya, Wali Kota Semarang berperan sebagai Kanjeng Raden Mas Arya Purbaningrat, yakni bupati Semarang yang pertama menggelar dugderan.
Namun, kali ini sang wali kota adalah perempuan sehingga menyesuaikan peran sebagai Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Purbodiningrum. Ita, sapaan akrab Hevearita itupula yang pertama memerankannya.
Ita mengaku sangat bersyukur karena tradisi tahunan masyarakat Kota Semarang itu bisa digelar kembali dengan semarak dan meriah, setelah sebelumnya terkendala pandemi COVID-19.
"Alhamdulillah, dugderan sudah bisa penuh dilakukan sesuai dengan tradisi yang tahun-tahun lalu sebelum COVID-19," katanya, di sela pawai.
Ia mengatakan seluruh kegiatan ibadah saat ini juga sudah bisa dilaksanakan dengan sepenuhnya tanpa pembatasan, seperti sebelum pandemi Corona.
"Semua kegiatan bisa sepenuhnya dijalani. Ibadah sudah 100 persen. Alhamdulillah sudah bisa diadakan di masjid, mushola, langgar," katanya.
Meski demikian, ia mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga diri dengan menerapkan protokol kesehatan, seperti rajin mencuci tangan dan memakai masker.
Rombongan menuju ke Alun-Alun Semarang yang bersebelahan dengan Masjid Agung Semarang, kemudian meneruskan kirab ke Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) yang juga dipenuhi masyarakat.
Rangkaian pawai dugderan 2023 telah dimulai pada Senin (20/3) dengan karnaval yang diikuti pelajar SD dan SMP di Kota Semarang, dilanjutkan puncaknya pada Selasa ini.
Masyarakat memadati sepanjang rute pawai, Selasa, mulai dari Balai Kota Semarang, Jalan Pemuda Semarang, hingga Masjid Agung Semarang atau dikenal juga dengan nama Masjid Kauman Semarang.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu bersama suami, Alwin Basri yang juga anggota DPRD Jawa Tengah, dan jajaran kepala dinas beserta muspida diarak menggunakan bendi.
Ada hal berbeda dalam penyelenggaraan dugderan kali ini. Pada tahun-tahun sebelumnya, Wali Kota Semarang berperan sebagai Kanjeng Raden Mas Arya Purbaningrat, yakni bupati Semarang yang pertama menggelar dugderan.
Namun, kali ini sang wali kota adalah perempuan sehingga menyesuaikan peran sebagai Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Purbodiningrum. Ita, sapaan akrab Hevearita itupula yang pertama memerankannya.
Ita mengaku sangat bersyukur karena tradisi tahunan masyarakat Kota Semarang itu bisa digelar kembali dengan semarak dan meriah, setelah sebelumnya terkendala pandemi COVID-19.
"Alhamdulillah, dugderan sudah bisa penuh dilakukan sesuai dengan tradisi yang tahun-tahun lalu sebelum COVID-19," katanya, di sela pawai.
Ia mengatakan seluruh kegiatan ibadah saat ini juga sudah bisa dilaksanakan dengan sepenuhnya tanpa pembatasan, seperti sebelum pandemi Corona.
"Semua kegiatan bisa sepenuhnya dijalani. Ibadah sudah 100 persen. Alhamdulillah sudah bisa diadakan di masjid, mushola, langgar," katanya.
Meski demikian, ia mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga diri dengan menerapkan protokol kesehatan, seperti rajin mencuci tangan dan memakai masker.
Rombongan menuju ke Alun-Alun Semarang yang bersebelahan dengan Masjid Agung Semarang, kemudian meneruskan kirab ke Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) yang juga dipenuhi masyarakat.
Rangkaian pawai dugderan 2023 telah dimulai pada Senin (20/3) dengan karnaval yang diikuti pelajar SD dan SMP di Kota Semarang, dilanjutkan puncaknya pada Selasa ini.