Semarang (ANTARA) - AKSARA Research and Colsulting merilis survei yang menyebutkan ketokohan menjadi kriteria anak-anak muda di Jawa Tengah sebagai pertimbangan terbesar dalam memilih partai politik pada Pemilu.
"Pertama yang jadi kriteria parpol pilihan anak muda adalah tokoh partai," kata Direktur Eksekutif AKSARA Research and Consulting Hendri Kurniawan, saat rilis hasil survei di Semarang, Selasa.
Ia menyebutkan tokoh partai menempati urutan pertama dengan 28,5 persen, disusul program partai (23,4 persen), kedekatan personal dengan pengurus atau calon anggota legislatif (18,6 persen).
Selebihnya, memperjuangkan kepentingan anak muda (11,7 persen), menampilkan wajah baru sebesar 7,8 persen, dan lainnya 3,1 persen. Sedangkan yang memilih tidak menjawab ada 6,9 persen.
Menurut dia, tokoh partai yang dimaksud, di antaranya Soekarno, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, eks Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, dan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka.
"Ternyata ketokohan lebih menarik bagi anak muda ketimbang program parpol. Adanya nama-nama tokoh seperti Bung Karno, Megawati, Ganjar Pranowo, Mas Hendi dan Gibran yang banyak menjadi pertimbangan anak muda memilih PDI Perjuangan," katanya.
Survei itu juga merilis bahwa PDIP meraih dukungan dari anak muda sebesar 34,75 persen di Kota Semarang dan 32,29 persen di Jateng yang menunjukkan masih kuatnya sebagai kandang banteng.
Dengan hasil survei itu, Hendri memperkirakan elektabilitas partai berlambang banteng masih tak tergoyahkan di Jateng dalam menghadapi Pemilu 2024, termasuk kans tokoh-tokoh yang dimaksud.
Ada juga nama-nama lain, seperti Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu yang juga kader PDIP, kemudian Bupati Kendal Dico Mahtado Ganinduto yang merupakan kader Partai Golkar.
"Kader-kader PDIP masih mendominasi, adagium Jawa Tengah adalah kandang banteng belum terusik dan tergoyahkan," pungkas Hendri.
Survei tersebut menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan mengambil 800 responden untuk wilayah Jateng dan 400 responsen di Kota Semarang berusia yang memiliki rentang usia 17-39 tahun.
Responden dipilih secara acak (multistage random sampling) mewakili 80 desa atau kelurahan dari 35 kabupaten di Jateng dan 40 kelurahan di Kota Semarang. Estimasi "margin error" adalah 3,46 persen.
"Pertama yang jadi kriteria parpol pilihan anak muda adalah tokoh partai," kata Direktur Eksekutif AKSARA Research and Consulting Hendri Kurniawan, saat rilis hasil survei di Semarang, Selasa.
Ia menyebutkan tokoh partai menempati urutan pertama dengan 28,5 persen, disusul program partai (23,4 persen), kedekatan personal dengan pengurus atau calon anggota legislatif (18,6 persen).
Selebihnya, memperjuangkan kepentingan anak muda (11,7 persen), menampilkan wajah baru sebesar 7,8 persen, dan lainnya 3,1 persen. Sedangkan yang memilih tidak menjawab ada 6,9 persen.
Menurut dia, tokoh partai yang dimaksud, di antaranya Soekarno, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, eks Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, dan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka.
"Ternyata ketokohan lebih menarik bagi anak muda ketimbang program parpol. Adanya nama-nama tokoh seperti Bung Karno, Megawati, Ganjar Pranowo, Mas Hendi dan Gibran yang banyak menjadi pertimbangan anak muda memilih PDI Perjuangan," katanya.
Survei itu juga merilis bahwa PDIP meraih dukungan dari anak muda sebesar 34,75 persen di Kota Semarang dan 32,29 persen di Jateng yang menunjukkan masih kuatnya sebagai kandang banteng.
Dengan hasil survei itu, Hendri memperkirakan elektabilitas partai berlambang banteng masih tak tergoyahkan di Jateng dalam menghadapi Pemilu 2024, termasuk kans tokoh-tokoh yang dimaksud.
Ada juga nama-nama lain, seperti Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu yang juga kader PDIP, kemudian Bupati Kendal Dico Mahtado Ganinduto yang merupakan kader Partai Golkar.
"Kader-kader PDIP masih mendominasi, adagium Jawa Tengah adalah kandang banteng belum terusik dan tergoyahkan," pungkas Hendri.
Survei tersebut menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan mengambil 800 responden untuk wilayah Jateng dan 400 responsen di Kota Semarang berusia yang memiliki rentang usia 17-39 tahun.
Responden dipilih secara acak (multistage random sampling) mewakili 80 desa atau kelurahan dari 35 kabupaten di Jateng dan 40 kelurahan di Kota Semarang. Estimasi "margin error" adalah 3,46 persen.