Purwokerto (ANTARA) - Rektor Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Prof Akhmad Sodiq mengatakan mahasiswa kampus tersebut yang menjalani kuliah kerja nyata (KKN) harus mampu memberdayakan berbagai potensi yang ada di desa setempat.
"Unsoed sebagai perguruan tinggi dengan mandat sebagai pusat pengembangan sumber daya pedesaan dan kearifan lokal yang berkelanjutan, harus bisa mengambil peran sebagai agen perubahan yang mampu memberdayakan potensi yang ada di desa," kata Rektor dalam sambutan Pelepasan KKN Tematik Periode Januari-Februari 2023 di Hall Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Unsoed di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu.
Menurut dia, salah satu aspek yang menjadi penilaian dalam transformasi perguruan tinggi adalah sejauh mana perguruan tinggi itu konsisten dan komitmen dengan kekhasannya.
"Tidak hanya itu, bagaimana dengan kekhasannya tersebut, dia (perguruan tinggi) mampu berkontribusi di masyarakat sekaligus menghadirkan dimensi globalisasi dan digitalisasi yang merupakan realitas kekinian," ujarnya.
Lebih lanjut, Prof Sodiq mengatakan kuliah kerja nyata menjadi ladang belajar, ladang perjuangan, sekaligus ladang ibadah untuk mahasiswa.
Dia berharap mahasiswa Unsoed bisa memahami dinamika yang ada, menerapkan apa yang dipelajari di kampus, dan menghayati hakikat sekaligus makrifat kehidupan dari masyarakat.
Sementara itu dalam laporannya, Ketua LPPM Unsoed Prof Rifda Naufalin mengatakan KKN tersebut mengusung tema "Pendampingan UMKM dan BUMDes Untuk Recovery Ekonomi Masyarakat Pasca-COVID-19".
Menurut dia, hal itu dalam rangka mendorong pemulihan ekonomi pedesaan usai pandemi COVID-19 seiring dengan dicabutnya status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) per 30 Desember 2022.
Dalam hal ini, kata dia, Unsoed terpanggil untuk berperan serta dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui kegiatan KKN mahasiswa.
"Tema yang diusung terkait dengan kondisi saat ini, dimana saat ini pemerintah desa dan pemerintah kabupaten sedang berjuang membangkitkan ekonomi masyarakat, untuk menekan angka kemiskinan di wilayahnya, sehingga Unsoed dapat berkontribusi melalui KKN mahasiswa," tegasnya.
Lebih lanjut, Prof Rifda mengatakan peserta KKN Tematik tersebut sebanyak 619 mahasiswa yang berasal dari 11 fakultas di lingkungan Unsoed serta didampingi oleh 35 Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dengan lokasi KKN tersebar di empat kabupaten, yakni Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, dan Pemalang.
Menurut dia, jenis KKN yang dilaksanakan pada periode Januari-Februari 2023 adalah KKN Tematik Reguler yang terbagi dalam bidang ekonomi, pemberdayaan masyarakat, kesehatan, pendidikan, dan pemerintahan desa.
Dalam bidang ekonomi, kata dia, kegiatan KKN difokuskan pada pendampingan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta badan usaha milik desa (BUMDes) sebagai penggerak utama ekonomi pedesaan.
Sementara dalam bidang pemberdayaan lingkungan berupa introduksi pengompos limbah rumah tangga serta pemanfaatan lahan pekarangan melalui pembagian planter bag ukuran 35x35 sentimeter sebanyak 40 unit per desa dan polybag sebanyak 30 unit per desa untuk penanaman sayuran, khususnya cabai rawit.
"Selanjutnya, dalam bidang kesehatan berupa penuntasan pencegahan stunting, bidang pendidikan berupa pemberian motivasi belajar untuk meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat desa, dan bidang pemerintahan desa difokuskan membantu pemerintah desa dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat," kata Rifda.
"Unsoed sebagai perguruan tinggi dengan mandat sebagai pusat pengembangan sumber daya pedesaan dan kearifan lokal yang berkelanjutan, harus bisa mengambil peran sebagai agen perubahan yang mampu memberdayakan potensi yang ada di desa," kata Rektor dalam sambutan Pelepasan KKN Tematik Periode Januari-Februari 2023 di Hall Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Unsoed di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu.
Menurut dia, salah satu aspek yang menjadi penilaian dalam transformasi perguruan tinggi adalah sejauh mana perguruan tinggi itu konsisten dan komitmen dengan kekhasannya.
"Tidak hanya itu, bagaimana dengan kekhasannya tersebut, dia (perguruan tinggi) mampu berkontribusi di masyarakat sekaligus menghadirkan dimensi globalisasi dan digitalisasi yang merupakan realitas kekinian," ujarnya.
Lebih lanjut, Prof Sodiq mengatakan kuliah kerja nyata menjadi ladang belajar, ladang perjuangan, sekaligus ladang ibadah untuk mahasiswa.
Dia berharap mahasiswa Unsoed bisa memahami dinamika yang ada, menerapkan apa yang dipelajari di kampus, dan menghayati hakikat sekaligus makrifat kehidupan dari masyarakat.
Sementara itu dalam laporannya, Ketua LPPM Unsoed Prof Rifda Naufalin mengatakan KKN tersebut mengusung tema "Pendampingan UMKM dan BUMDes Untuk Recovery Ekonomi Masyarakat Pasca-COVID-19".
Menurut dia, hal itu dalam rangka mendorong pemulihan ekonomi pedesaan usai pandemi COVID-19 seiring dengan dicabutnya status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) per 30 Desember 2022.
Dalam hal ini, kata dia, Unsoed terpanggil untuk berperan serta dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui kegiatan KKN mahasiswa.
"Tema yang diusung terkait dengan kondisi saat ini, dimana saat ini pemerintah desa dan pemerintah kabupaten sedang berjuang membangkitkan ekonomi masyarakat, untuk menekan angka kemiskinan di wilayahnya, sehingga Unsoed dapat berkontribusi melalui KKN mahasiswa," tegasnya.
Lebih lanjut, Prof Rifda mengatakan peserta KKN Tematik tersebut sebanyak 619 mahasiswa yang berasal dari 11 fakultas di lingkungan Unsoed serta didampingi oleh 35 Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dengan lokasi KKN tersebar di empat kabupaten, yakni Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, dan Pemalang.
Menurut dia, jenis KKN yang dilaksanakan pada periode Januari-Februari 2023 adalah KKN Tematik Reguler yang terbagi dalam bidang ekonomi, pemberdayaan masyarakat, kesehatan, pendidikan, dan pemerintahan desa.
Dalam bidang ekonomi, kata dia, kegiatan KKN difokuskan pada pendampingan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta badan usaha milik desa (BUMDes) sebagai penggerak utama ekonomi pedesaan.
Sementara dalam bidang pemberdayaan lingkungan berupa introduksi pengompos limbah rumah tangga serta pemanfaatan lahan pekarangan melalui pembagian planter bag ukuran 35x35 sentimeter sebanyak 40 unit per desa dan polybag sebanyak 30 unit per desa untuk penanaman sayuran, khususnya cabai rawit.
"Selanjutnya, dalam bidang kesehatan berupa penuntasan pencegahan stunting, bidang pendidikan berupa pemberian motivasi belajar untuk meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat desa, dan bidang pemerintahan desa difokuskan membantu pemerintah desa dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat," kata Rifda.