Semarang (ANTARA) - Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober selalu menjadi momentum menarik bagi seluruh siswa juga para guru SMP Nasima dengan mengenakan beragam baju profesi sebagai salah satu bentuk edukasi keberagaman dan belajar menyikapi perbedaan.
Keberagaman baju profesi yang mereka kenakan terlihat pada Upacara Bendera yang berlangsung di Halaman SMP Nasima Jalan Tri Lomba Juang Semarang, Jumat pagi dengan Pembina Upacara Kepala SMP Nasima Semarang Yudina Tri Heryanti yang mengenakan baju dengan profesi perawat dan Pemimpin Upacara Puan Fatma Fawwazah dari Kelas 8C yang mengenakan baju seniman.
Sementara para guru dan siswa lainnya ada yang mengenakan baju dengan profesi guru, dokter, CEO, pengacara, pelaut, TNI, Polri, olahragawan, ada juga siswa yang mengenakan baju profesi sebagai petani lengkap dengan caping, ustad dengan mengenakan, arsitektur yang membawa alat ukur, petugas yang lengkap dengan handy talky di pinggangnya, dan lainnya.
Yudina dalam kesempatan itu menyampaikan sambutan Menteri Pemuda dan Olahraga bahwa Hari Sumpah Pemuda yang Ke-94 tahun ini mengusung tema Bersatu Bangun Bangsa dengan menghadirkan sejarah masa lalu untuk direnungkan, dipelajari, ditemukan kristalisasi pembelajaran kebaikan untuk dijadikan teladan dan inspirasi penggerak langkah menuju visi bangsa yang besar.
"Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 memberikan pelajaran kepada kita bagaimana menyikapi perbedaan sikap primordial, suku, agama, ras, dan kultur, serta berbagai kepentingan menjadi kekuatan, bukan sebagai faktor yang melemahkan. Sejarah telah menjelaskan bahwa, pilihan pemuda waktu itu telah menjadi tonggak kuat menuju kemerdekaan," kata Yudina.
Pemimpin Upacara Puan Fatma Fawwazah dari Kelas 8C pada Upacara Bendera Peringatan Sumpah Pemuda di Halaman SMP Nasima Semarang, Jumat (28/10/2022). ANTARA/HO-Ochiem-SMP Nasima
Tema Bersatu Bangun Bangsa, lanjut Yudina, memberikan pesan mendalam bahwa bersatu padu adalah harga mati yang harus dikuatkan untuk membangun ketangguhan, dengan ketangguhan dan persatuan menjadi kekuatan untuk melakukan pembangunan peradaban yang unggul sebagai eksistensi bangsa Indonesia.
"Pemuda hari ini adalah tokoh-tokoh yang akan berperan pada masa yang akan datang. Apa yang dilakukan oleh pemuda di masa sekarang juga menjadi penentu kemajuan Bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Mandat pemuda saat ini adalah menjadikan nilai-nilai persatuan di atas segala-galanya," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Yudina menyampaikan terima kasih kepada seluruh para guru dan siswa yang telah semangat dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda yang menjadi agenda tahunan penuh dengan semangat.
"Terima kasih atas semangat kalian. Terima kasih atas profesi yang kalian kenakan. Apa pun profesi kalian kelak nanti, harus terus mempunyai pegangan teguh bahwa iman Islam dalam NKRI," kata Yudina.
Upacara bendera Peringatan Hari Sumpah Pemuda tersebut kemudian ditutup dengan menyanyikan Lagu Satu Nusa Satu Bangsa dan Bangun Pemudi Pemuda.
Peserta Upacara Bendera Peringatan Sumpah Pemuda di Halaman SMP Nasima Semarang, Jumat (28/10/2022). ANTARA/HO-SMP Nasima
Keberagaman baju profesi yang mereka kenakan terlihat pada Upacara Bendera yang berlangsung di Halaman SMP Nasima Jalan Tri Lomba Juang Semarang, Jumat pagi dengan Pembina Upacara Kepala SMP Nasima Semarang Yudina Tri Heryanti yang mengenakan baju dengan profesi perawat dan Pemimpin Upacara Puan Fatma Fawwazah dari Kelas 8C yang mengenakan baju seniman.
Sementara para guru dan siswa lainnya ada yang mengenakan baju dengan profesi guru, dokter, CEO, pengacara, pelaut, TNI, Polri, olahragawan, ada juga siswa yang mengenakan baju profesi sebagai petani lengkap dengan caping, ustad dengan mengenakan, arsitektur yang membawa alat ukur, petugas yang lengkap dengan handy talky di pinggangnya, dan lainnya.
Yudina dalam kesempatan itu menyampaikan sambutan Menteri Pemuda dan Olahraga bahwa Hari Sumpah Pemuda yang Ke-94 tahun ini mengusung tema Bersatu Bangun Bangsa dengan menghadirkan sejarah masa lalu untuk direnungkan, dipelajari, ditemukan kristalisasi pembelajaran kebaikan untuk dijadikan teladan dan inspirasi penggerak langkah menuju visi bangsa yang besar.
"Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 memberikan pelajaran kepada kita bagaimana menyikapi perbedaan sikap primordial, suku, agama, ras, dan kultur, serta berbagai kepentingan menjadi kekuatan, bukan sebagai faktor yang melemahkan. Sejarah telah menjelaskan bahwa, pilihan pemuda waktu itu telah menjadi tonggak kuat menuju kemerdekaan," kata Yudina.
Tema Bersatu Bangun Bangsa, lanjut Yudina, memberikan pesan mendalam bahwa bersatu padu adalah harga mati yang harus dikuatkan untuk membangun ketangguhan, dengan ketangguhan dan persatuan menjadi kekuatan untuk melakukan pembangunan peradaban yang unggul sebagai eksistensi bangsa Indonesia.
"Pemuda hari ini adalah tokoh-tokoh yang akan berperan pada masa yang akan datang. Apa yang dilakukan oleh pemuda di masa sekarang juga menjadi penentu kemajuan Bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Mandat pemuda saat ini adalah menjadikan nilai-nilai persatuan di atas segala-galanya," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Yudina menyampaikan terima kasih kepada seluruh para guru dan siswa yang telah semangat dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda yang menjadi agenda tahunan penuh dengan semangat.
"Terima kasih atas semangat kalian. Terima kasih atas profesi yang kalian kenakan. Apa pun profesi kalian kelak nanti, harus terus mempunyai pegangan teguh bahwa iman Islam dalam NKRI," kata Yudina.
Upacara bendera Peringatan Hari Sumpah Pemuda tersebut kemudian ditutup dengan menyanyikan Lagu Satu Nusa Satu Bangsa dan Bangun Pemudi Pemuda.