Purwokerto (ANTARA) - Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni Primanto Joewono mengatakan BI terus memperluas dan memperkuat program pengembangan UMKM melalui korporatisasi, peningkatan kapasitas, serta fasilitas akses keuangan untuk meningkatkan daya saing UMKM yang produktif, inovatif, dan adaptif.
"Korporatisasi dilakukan melalui penguatan kelembagaan dan perluasan kemitraan dengan pelaku usaha lain untuk meningkatkan skala ekonomi mereka," katanya saat memberikan sambutan secara virtual dalam seminar internasional "12th Sustainable Competitive Advantage; International Conference, Colloquium, and Call for Papers" dengan tema "Empowering UMKM Productivity, Inclusive Growth and Innovation in the Digital Era" yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed bekerjasama dengan Kantor Perwakilan BI Purwokerto di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu.
Ia mengatakan kapasitas UMKM dibangun end-to-end dan upayanya akan berfokus pada digitalisasi untuk mempromosikan produksi, manajemen keuangan, dan pasar yang lebih baik melalui perluasan akses.
Bagi banyak UMKM, kata dia, pandemi COVID-19 bukanlah situasi yang akan membuat mereka menyerah, melainkan sebuah momentum bagi mereka untuk membuktikan bahwa mereka bisa bertahan dengan mengadaptasi diri dengan dunia digital.
Doni mengatakan perkembangan terakhir per Juni 2022, sebanyak 19,5 juta UMKM atau 30,4 persen dari total jumlah UMKM telah hadir di platform e-commerce.
Menurut dia, pemerintah menargetkan pada 2024 ada 30 juta UMKM akan go digital dengan menggandeng swasta untuk digital program dan pelatihan terkait teknologi.
Agar UMKM berkelanjutan, kata dia, selain adaptasi digital, kreativitas dan inovasinya dapat menghubungkan UMKM ke pasar global.
"Sangat penting bahwa UMKM dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan standar pasar global dan ciptakan inovasi baru untuk memungkinkan produknya berkembang dengan cepat," kata Deputi Gubernur BI itu.
Doni mengatakan program-program yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia merupakan upaya untuk memajukan bangsa pemulihan ekonomi melalui pemberdayaan digital, produktivitas, dan inovasi (UMKM).
Menurut dia, hal itu dilakukan agar optimisme UMKM bangkit kembali dan kecintaan masyarakat terhadap produk UMKM makin meningkat.
"Pemerintah terus mendorong usaha kecil untuk memasarkan produknya ke pasar. Bahkan, pemerintah menargetkan pada tahun 2022, sekitar 20 juta pelaku UMKM dapat masuk ke pasar," katanya.
Sebagai catatan, kata dia, sebanyak 17,5 juta pelaku UMKM telah berpartisipasi dalam ekosistem digital dan salah satu langkah yang dilakukan adalah memperkuat peran UMKM dalam aplikasi e-catalogue shoping milik pemerintah.
"Ini kebijakan diproyeksikan untuk menciptakan sepuluh ribu UMKM baru dan menyediakan ratusan ribu produk," jelasnya.
Ia mengatakan momentum saat ini harus dibangun secara optimal untuk memungkinkan UMKM menjadi bagian dari rantai pasokan nasional maupun global.
Dengan demikian, kata dia, hal itu membuat UMKM bisa dipromosikan ke kelas yang lebih tinggi.
"Ini menjadi penyemangat agar kementerian dan/atau lembaga, asosiasi, dan industri melakukan sinkronisasi untuk membantu mengembangkan UMKM," tegasnya.
Doni mengatakan pameran produk UMKM yang diselenggarakan sejak tahun 2016 oleh Bank Indonesia bertema Karya Kreatif Indonesia (KKI) atau Karya Kreatif Indonesia yang terdiri atas pameran produk unggulan UMKM dan berbagai acara yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas mereka.
Bank Indonesia mencatat bahwa komitmen usaha UMKM pada KKI 2022 sebesar Rp282,2 miliar, meningkat 36 persen dari tahun 2021. Sekitar 200 UMKM berpartisipasi secara fisik dalam pameran dan 500 yang lain berpartisipasi secara virtual.
Selain itu, kata dia, Bank Indonesia mendorong inklusi keuangan UMKM dengan mengadopsi transaksi nontunai seperti kartu debit dan uang elektronik.
"Total transaksi QRIS per Desember 2021 mencapai Rp27,7 triliun atau meningkat 237 persen per tahun," katanya.
Ia mengatakan penggunaan QRIS terus dipromosikan menjadi pembayaran nontunai instrumen yang sesuai dengan protokol kesehatan melalui program "SIAP QRIS" di pasar/pusat perbelanjaan termasuk dengan meningkatkan fitur layanan agar lebih mudah dan nyaman bagi orang untuk digunakan.
Menurut dia, hal ini membutuhkan banyak UMKM untuk menjadi penggunanya dan sekitar 90 persen dari total jumlah merchant QRIS adalah UMKM.
"QR Cross-border diharapkan dapat meningkatkan transaksi UMKM karena memudahkan pelanggan asing untuk membeli produk UMKM lokal," kata Doni.
Menurut dia, penggunaan QRIS diperluas untuk meningkatkan jumlah transaksi untuk memungkinkan UMKM membangun portofolio untuk membantu dalam mengakses kredit bank, meminimalkan ruang untuk aktivitas pinjaman daring legal, dan mencapai target 15 juta pengguna QRIS pada tahun 2022.
"Korporatisasi dilakukan melalui penguatan kelembagaan dan perluasan kemitraan dengan pelaku usaha lain untuk meningkatkan skala ekonomi mereka," katanya saat memberikan sambutan secara virtual dalam seminar internasional "12th Sustainable Competitive Advantage; International Conference, Colloquium, and Call for Papers" dengan tema "Empowering UMKM Productivity, Inclusive Growth and Innovation in the Digital Era" yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed bekerjasama dengan Kantor Perwakilan BI Purwokerto di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu.
Ia mengatakan kapasitas UMKM dibangun end-to-end dan upayanya akan berfokus pada digitalisasi untuk mempromosikan produksi, manajemen keuangan, dan pasar yang lebih baik melalui perluasan akses.
Bagi banyak UMKM, kata dia, pandemi COVID-19 bukanlah situasi yang akan membuat mereka menyerah, melainkan sebuah momentum bagi mereka untuk membuktikan bahwa mereka bisa bertahan dengan mengadaptasi diri dengan dunia digital.
Doni mengatakan perkembangan terakhir per Juni 2022, sebanyak 19,5 juta UMKM atau 30,4 persen dari total jumlah UMKM telah hadir di platform e-commerce.
Menurut dia, pemerintah menargetkan pada 2024 ada 30 juta UMKM akan go digital dengan menggandeng swasta untuk digital program dan pelatihan terkait teknologi.
Agar UMKM berkelanjutan, kata dia, selain adaptasi digital, kreativitas dan inovasinya dapat menghubungkan UMKM ke pasar global.
"Sangat penting bahwa UMKM dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan standar pasar global dan ciptakan inovasi baru untuk memungkinkan produknya berkembang dengan cepat," kata Deputi Gubernur BI itu.
Doni mengatakan program-program yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia merupakan upaya untuk memajukan bangsa pemulihan ekonomi melalui pemberdayaan digital, produktivitas, dan inovasi (UMKM).
Menurut dia, hal itu dilakukan agar optimisme UMKM bangkit kembali dan kecintaan masyarakat terhadap produk UMKM makin meningkat.
"Pemerintah terus mendorong usaha kecil untuk memasarkan produknya ke pasar. Bahkan, pemerintah menargetkan pada tahun 2022, sekitar 20 juta pelaku UMKM dapat masuk ke pasar," katanya.
Sebagai catatan, kata dia, sebanyak 17,5 juta pelaku UMKM telah berpartisipasi dalam ekosistem digital dan salah satu langkah yang dilakukan adalah memperkuat peran UMKM dalam aplikasi e-catalogue shoping milik pemerintah.
"Ini kebijakan diproyeksikan untuk menciptakan sepuluh ribu UMKM baru dan menyediakan ratusan ribu produk," jelasnya.
Ia mengatakan momentum saat ini harus dibangun secara optimal untuk memungkinkan UMKM menjadi bagian dari rantai pasokan nasional maupun global.
Dengan demikian, kata dia, hal itu membuat UMKM bisa dipromosikan ke kelas yang lebih tinggi.
"Ini menjadi penyemangat agar kementerian dan/atau lembaga, asosiasi, dan industri melakukan sinkronisasi untuk membantu mengembangkan UMKM," tegasnya.
Doni mengatakan pameran produk UMKM yang diselenggarakan sejak tahun 2016 oleh Bank Indonesia bertema Karya Kreatif Indonesia (KKI) atau Karya Kreatif Indonesia yang terdiri atas pameran produk unggulan UMKM dan berbagai acara yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas mereka.
Bank Indonesia mencatat bahwa komitmen usaha UMKM pada KKI 2022 sebesar Rp282,2 miliar, meningkat 36 persen dari tahun 2021. Sekitar 200 UMKM berpartisipasi secara fisik dalam pameran dan 500 yang lain berpartisipasi secara virtual.
Selain itu, kata dia, Bank Indonesia mendorong inklusi keuangan UMKM dengan mengadopsi transaksi nontunai seperti kartu debit dan uang elektronik.
"Total transaksi QRIS per Desember 2021 mencapai Rp27,7 triliun atau meningkat 237 persen per tahun," katanya.
Ia mengatakan penggunaan QRIS terus dipromosikan menjadi pembayaran nontunai instrumen yang sesuai dengan protokol kesehatan melalui program "SIAP QRIS" di pasar/pusat perbelanjaan termasuk dengan meningkatkan fitur layanan agar lebih mudah dan nyaman bagi orang untuk digunakan.
Menurut dia, hal ini membutuhkan banyak UMKM untuk menjadi penggunanya dan sekitar 90 persen dari total jumlah merchant QRIS adalah UMKM.
"QR Cross-border diharapkan dapat meningkatkan transaksi UMKM karena memudahkan pelanggan asing untuk membeli produk UMKM lokal," kata Doni.
Menurut dia, penggunaan QRIS diperluas untuk meningkatkan jumlah transaksi untuk memungkinkan UMKM membangun portofolio untuk membantu dalam mengakses kredit bank, meminimalkan ruang untuk aktivitas pinjaman daring legal, dan mencapai target 15 juta pengguna QRIS pada tahun 2022.