Semarang (ANTARA) -
Ketua sekaligus pelatih Sanggar Greget Semarang, Sangghita Anjali, mengatakan bahwa delapan tari gaya Semarang, Surakarta, dan Bali yang dipentaskan itu adalah Tari Engklek, Tari Mekarsari, Tari Cemeti, Tari Kentongan, Tari Penyembara, Tari Sekar Cemani, Tari Larasati Krida, dan Tari Gambyong Sembung Gilang.
"Tari-tarian tersebut ditampilkan oleh anak-anak dan dewasa di Curug Sewu untuk memeriahkan Hari Kemerdekaan," katanya.
Tarian karya pengasuh Sanggar Greget Yoyok Bambang Priyambodo ini merupakan reportoar tari tradisi kreasi Jateng yang menggambarkan tentang keindahan sekuntum bunga yang sedang mekar.
Nuansa kemerdekaan akan disajikan lewat Tari Larasati Krida yang juga diciptakan Yoyok Bambang Priyambodo.
Tarian ini lahir berdasarkan kisah ketangguhan Dewi Larasati dalam olah keprajuritan dan olah kanuragan sebagai sosok prajurit wanita.
"Tarian ini berkisah tentang emansipasi dan partisipasi kaum perempuan untuk menjaga keamanan dan ketertiban Bangsa dan Negara serta sebagai bentuk karya nyata, bahwa sosok perempuan seperti Dewi Larasati punya dedikasi dalam membangun negeri bersama rakyat," ujarnya.
Baca juga: "Tanda Tresno", wujud bakti 30 tahun Sanggar Greget untuk nusa bangsa
Dalam pementasan tersebut, Sanggar Greget juga membawakan Tari Gambyong Sembung Gilang yang merupakan hasil dari Program LPPM Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta yang langsung dilatih Hadawiyah Endah Utami, koreografer sekaligus dosen Jurusan Tari ISI Surakarta.
“Selain vokabuler gerak Tari Gambyong pada umumnya, penyusunnya juga mengolaborasikan vokabuler gerak Tari Golek Gaya Yogyakarta dan vokabuler gerak Tari Lengger Banyumas yang belum terdapat pada Tari Gambyong yang lain," kata Sangghita.
Pentas Tari Kemerdekaan di Curug Sewu ini juga disiarkan di channel YouTube Sanggar Greget Semarang.
Baca juga: Sambut tahun 2022,Sanggar Greget tampilkan Tari Kidung Ranggawi
Sanggar Greget Semarang menggelar delapan tarian pada pementasan yang bertajuk Tari Kemerdekaan di DTW Curug Sewu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.
Ketua sekaligus pelatih Sanggar Greget Semarang, Sangghita Anjali, mengatakan bahwa delapan tari gaya Semarang, Surakarta, dan Bali yang dipentaskan itu adalah Tari Engklek, Tari Mekarsari, Tari Cemeti, Tari Kentongan, Tari Penyembara, Tari Sekar Cemani, Tari Larasati Krida, dan Tari Gambyong Sembung Gilang.
"Tari-tarian tersebut ditampilkan oleh anak-anak dan dewasa di Curug Sewu untuk memeriahkan Hari Kemerdekaan," katanya.
Ia menjelaskan Tari Mekarsari merupakan salah satu tarian yang akan dibawakan penari anak-anak.
Tarian karya pengasuh Sanggar Greget Yoyok Bambang Priyambodo ini merupakan reportoar tari tradisi kreasi Jateng yang menggambarkan tentang keindahan sekuntum bunga yang sedang mekar.
Nuansa kemerdekaan akan disajikan lewat Tari Larasati Krida yang juga diciptakan Yoyok Bambang Priyambodo.
Tarian ini lahir berdasarkan kisah ketangguhan Dewi Larasati dalam olah keprajuritan dan olah kanuragan sebagai sosok prajurit wanita.
"Tarian ini berkisah tentang emansipasi dan partisipasi kaum perempuan untuk menjaga keamanan dan ketertiban Bangsa dan Negara serta sebagai bentuk karya nyata, bahwa sosok perempuan seperti Dewi Larasati punya dedikasi dalam membangun negeri bersama rakyat," ujarnya.
Baca juga: "Tanda Tresno", wujud bakti 30 tahun Sanggar Greget untuk nusa bangsa
Dalam pementasan tersebut, Sanggar Greget juga membawakan Tari Gambyong Sembung Gilang yang merupakan hasil dari Program LPPM Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta yang langsung dilatih Hadawiyah Endah Utami, koreografer sekaligus dosen Jurusan Tari ISI Surakarta.
“Selain vokabuler gerak Tari Gambyong pada umumnya, penyusunnya juga mengolaborasikan vokabuler gerak Tari Golek Gaya Yogyakarta dan vokabuler gerak Tari Lengger Banyumas yang belum terdapat pada Tari Gambyong yang lain," kata Sangghita.
Pentas Tari Kemerdekaan di Curug Sewu ini juga disiarkan di channel YouTube Sanggar Greget Semarang.
Baca juga: Sambut tahun 2022,Sanggar Greget tampilkan Tari Kidung Ranggawi