Purwokerto (ANTARA) - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr KH Haedar Nashir meresmikan Masjid At Tajdid di lingkungan Kampus 2 Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu.

Selain Masjid At Tajdid yang disebut-sebut sebagai masjid termegah di Purwokerto, dalam kesempatan tersebut diresmikan pula peresmian penamaan gedung perkuliahan Prof Baedawi, peresmian penamaan gedung Djawoto Aminoto yang sebelumnya dikenal dengan nama Gedung J, dan peresmian penamaan Aula Syamsuhadi Irsyad.

Saat memberikan sambutan, Rektor UMP Dr Jebul Suroso mengatakan sesuai dengan amanat dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah, UMP harus mempunyai pusat-pusat unggulan, baik dalam riset dan lainnya. 

Oleh karena itu, kata dia, UMP terus berinovasi serta terus berupaya meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan.

"Nanti di Kampus 2 ini juga akan kita bangun gedung kuliah yang megah. Untuk mahasiswa rumpun kesehatan akan dipusatkan di Kampus 2 ini," katanya.

Sementara itu, Ketum PP Muhammadiyah Prof Dr KH Haedar Nashir menyatakan Muhammadiyah terus memegang teguh komitmen untuk membangun peradaban bangsa dan memajukan ilmu pengetahuan. 

Baca juga: HUT Ke-77 RI, UMP gelar upacara bendera di halaman Gedung Rektorat

Menurut dia, salah satu bukti komitmen tersebut sudah ditunjukkan Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang terus melengkapi fasilitas pendidikan.

"Hari ini ada dua acara di masjid yang baru diresmikan ini, pertama pengajian pramuktamar yang akan digelar bulan November nanti, dengan semangat memajukan bangsa dan mencerahkan semesta," katanya.

Ia mengatakan Muhammadiyah hadir untuk membangun peradaban bangsa dan memajukan ilmu pengetahuan karena ada 172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah termasuk UMP yang tak pernah berhenti mencerdaskan bangsa. 

Sementara acara yang kedua, kata dia, berupa peluncuran BioColoMelt-Dx yang ditemukan oleh salah seorang dosen UMP, Susanti. 

Terkait dengan hal itu, Ketum Muhammadiyah memberikan apresiasi kepada Susanti yang telah menemukan BioColoMelt-Dx, yakni produk diagnosis molekuler untuk mendeteksi kelainan genetik pada pasien kanker usus besar. 

Bahkan, ia menyebut Susanti sebagai ilmuwan kelas internasional dan harus menjadi penyemangat bagi para mahasiswa UMP supaya lebih percaya diri.

"Meskipun ilmuwan belum mendapat penghargaan yang semestinya di negeri ini, namun Muhammadiyah sudah memberikan penghargaan atas prestasi tersebut. Sebab, Muhammadiyah mempunyai komitmen tinggi pada dunia pendidikan dan sangat menghargai ilmuwan," kata Haedar. (tgr)

Baca juga: Universitas Subang studi banding ke tempat penerimaan mahasiswa baru UMP
Baca juga: Rakernas AFEB PTMA di UMP wujudkan prodi unggul dan berkemajuan

Pewarta : KSM
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024