Solo (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertan) Kota Surakarta, Jawa Tengah mengaktifkan pengawasan hewan ternak di tingkat kecamatan menjelang Idul Adha menyusul merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi dan kambing.

Kepala Bidang Veteriner Dispertan Kota Surakarta Agus Sasmita di Solo, Senin, mengatakan tim pengawas tingkat kecamatan mulai beroperasi pada pekan depan.

Ia mengatakan tim pengawas akan berkoordinasi secara langsung dengan dinas jika ada temuan terkait PMK.

Selain itu, tim tersebut akan melakukan pengecekan lapangan terhadap keberadaan hewan kurban yang ada di Solo.

"Saat ini kami masih memetakan titik-titik yang biasa dipakai untuk jual beli hewan kurban selain di pasar hewan. Titik-titik ini nanti yang akan disisir oleh petugas dan dicek apakah hewan itu sehat atau sakit, termasuk terjangkit PMK atau tidak," katanya.

Dia menjelaskan pengawasan juga dilakukan sembari menunggu kejelasan terkait vaksinasi PMK di Solo.

Baca juga: Sembuh, 53,16 persen hewan ternak suspek PMK di Kudus

Sebagai antisipasi meluasnya paparan PMK khususnya pada hewan kurban, pihaknya meminta masyarakat yang akan menyembelih hewan kurban untuk meminta pedagang mengirimkan hewan tersebut sehari sebelum penyembelihan agar bisa dicek oleh petugas di lapangan.

Dispertan juga meminta panitia kurban memastikan kelengkapan surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) dari daerah asal.

"Dengan kelengkapan ini dan pengiriman lebih awal harapannya ketika ternyata hewan sakit, panitia masih ada waktu untuk menukarkan hewan kurban ke pedagang," katanya.

Mengenai PMK, pada pekan lalu Dispertan Kota Surakarta mendapati sebanyak enam ekor sapi positif terjangkit PMK. Meski demikian, keenamnya langsung mendapatkan penanganan dari Dispertan Kota Surakarta.

Terkait hal itu, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengatakan langkah vaksinasi menjadi salah satu solusi menghadapi PMK.

"Dari Dispertan kami instruksikan untuk melakukan pengecekan. Idul Adha tinggal tiga minggu, ya pengecekan itu dan vaksin," katanya.

Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak khawatir berlebihan terhadap keberadaan PMK.

"Saya tegaskan nggak perlu panik, takut karena ini tidak menular ke manusia," katanya.

Baca juga: Disnakkan Boyolali lacak 4.473 ekor hewan ternak cegah PMK
Baca juga: Untuk cegah PMK, Pemkot Pekalongan batasi mobilitas ternak
Baca juga: Cegah penyakit mulut dan kuku ternak, Ganjar instruksikan siaga di perbatasan

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024