Magelang (ANTARA) - Seniman Komunitas Lima Gunung, Magelang, Jawa Tengah, meluncurkan konten "Terminal Mendut" di kanal Youtube untuk menjawab tantangan zaman dalam media pembaruan.
"Terminal Mendut" diluncurkan di Studio Mendut, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis, ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh pengasuh Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo K.H. Yusuf Chudlori (Gus Yusuf).
Inisiator konten "Terminal Mendut" yang juga Presiden Lima Gunung, Sutanto Mendut, menyampaikan teknologi "Terminal Mendut" sederhana tetapi ingin mencoba menjawab tantangan zaman melalui digital.
Melalui kanal Youtube, katanya, nantinya akan menyampaikan sejumlah materi, antara lain tentang kebudayaan, kesenian, dan kuliner.
Menurut Gus Yusuf, khasanah budaya lokal memang harus diangkat.
"Mendut ini saya kira sudah menjadi ikon, di samping Borobudur. Di situ tentu ada geliat kebudayaan, ada geliat seni, dan juga kearifan lokal. Saya berharap melalui 'Terminal Mendut' ini nanti kearifan lokal bisa lebih terangkat," katanya.
Baca juga: Komunitas Lima Gunung kenang Rendra via karyanya
Ia menyampaikan "Terminal Mendut" menjadi media untuk saling belajar meskipun jargonnya "Goblok Bareng" (Bodoh Bersama).
"Dari goblok-goblok ini nanti sedikit demi sedikit hilang gobloknya sehingga kami berharap menjadi media untuk pembelajaran, silaturahim bersama-sama," katanya.
Gus Yusuf menuturkan "Terminal Mendut" bisa menjadi media alternatif belajar kebudayaan dan semua berhak belajar, sedangkan tempat itu sebagai paling pas untuk mengakses karena siapa pun bisa mengakses.
"Memang di tengah hantaman derasnya budaya-budaya asing, mau tidak mau budaya lokal juga harus muncul melalui media-media sosial agar warnanya lebih beragam," katanya.
Acara peluncuran kanal Youtube "Terminal Mendut" yang diwarnai hujan dan juga disiarkan secara langsung di kanal itu, dihadiri sejumlah budayawan dan seniman dari beberapa tempat, termasuk dimeriahkan dengan pertunjukan seni, seperti musik, puisi, performa seni, serta pidato kebudayaan.
Baca juga: Festival Lima Gunung XX menyuguhkan dokumen foto seni budaya KLG
Baca juga: Salah satu tokoh Komunitas Lima Gunung berpulang
Baca juga: FLG 2021 digelar di lahan hortikultura Gunung Andong
"Terminal Mendut" diluncurkan di Studio Mendut, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis, ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh pengasuh Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo K.H. Yusuf Chudlori (Gus Yusuf).
Inisiator konten "Terminal Mendut" yang juga Presiden Lima Gunung, Sutanto Mendut, menyampaikan teknologi "Terminal Mendut" sederhana tetapi ingin mencoba menjawab tantangan zaman melalui digital.
Melalui kanal Youtube, katanya, nantinya akan menyampaikan sejumlah materi, antara lain tentang kebudayaan, kesenian, dan kuliner.
Menurut Gus Yusuf, khasanah budaya lokal memang harus diangkat.
"Mendut ini saya kira sudah menjadi ikon, di samping Borobudur. Di situ tentu ada geliat kebudayaan, ada geliat seni, dan juga kearifan lokal. Saya berharap melalui 'Terminal Mendut' ini nanti kearifan lokal bisa lebih terangkat," katanya.
Baca juga: Komunitas Lima Gunung kenang Rendra via karyanya
Ia menyampaikan "Terminal Mendut" menjadi media untuk saling belajar meskipun jargonnya "Goblok Bareng" (Bodoh Bersama).
"Dari goblok-goblok ini nanti sedikit demi sedikit hilang gobloknya sehingga kami berharap menjadi media untuk pembelajaran, silaturahim bersama-sama," katanya.
Gus Yusuf menuturkan "Terminal Mendut" bisa menjadi media alternatif belajar kebudayaan dan semua berhak belajar, sedangkan tempat itu sebagai paling pas untuk mengakses karena siapa pun bisa mengakses.
"Memang di tengah hantaman derasnya budaya-budaya asing, mau tidak mau budaya lokal juga harus muncul melalui media-media sosial agar warnanya lebih beragam," katanya.
Acara peluncuran kanal Youtube "Terminal Mendut" yang diwarnai hujan dan juga disiarkan secara langsung di kanal itu, dihadiri sejumlah budayawan dan seniman dari beberapa tempat, termasuk dimeriahkan dengan pertunjukan seni, seperti musik, puisi, performa seni, serta pidato kebudayaan.
Baca juga: Festival Lima Gunung XX menyuguhkan dokumen foto seni budaya KLG
Baca juga: Salah satu tokoh Komunitas Lima Gunung berpulang
Baca juga: FLG 2021 digelar di lahan hortikultura Gunung Andong