Semarang (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan Central Java Investment Business Forum (CJIBF), yang  merupakan forum investasi untuk membahas perkembangan dan potensi investasi, kesiapan dan iklim investasi, serta dukungan dan komitmen pemerintah Jawa Tengah terhadap investasi. 

CJIBF vol 1 yang mengusung tema Green & Circular Economy: Pathways to Central Java Sustainable Development, di Semarang, Selasa, tersebut dibuka oleh Sekda Prov Jateng Sumarno mewakili Gubernur Jateng. 

Sumarno menyampaikan arah kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk memberikan kemudahan investasi di Jawa Tengah, terutama penyiapan fasilitasi pendampingan investasi dan sistem pendukung perizinan. 

Selain itu, pemerintah provinsi Jawa Tengah juga akan semakin memaksimalkan kawasan ekonomi khusus, kawasan industri terpadu, dan beberapa kawasan industri lain untuk memfasilitasi calon investor dari dalam maupun luar negeri. 

Untuk memperdalam pemahaman investasi di sektor green economy, hadir para narasumber yang ahli di bidangnya antara lain Hendri Saparini (CORE Indonesia), Mustaba Ari Suryoko (Kementerian ESDM), Ratna Kawuri (DPMPTSP Provinsi Jawa Tengah), dan Moh. Riffana (IIPC Tokyo).

Kepala Bank Indonesia Rahmat Dwisaputra mengatakan investasi merupakan kontributor positif perekonomian Jawa Tengah, dengan tumbuh sebesar 6,86 persen (yoy) pada tahun 2021 dan peningkatan investasi di Jawa Tengah didukung sektor swasta dan pemerintah. 

Di sektor swasta, katanya, investasi didorong oleh pembangunan sejumlah proyek infrastruktur pemerintah dan pabrik baru khususnya di beberapa kawasan industri baru yang mulai direalisasikan pada tahun 2021 dan berlanjut pada tahun ini.

Tahun 2021, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Jawa Tengah mencapai Rp31,31 triliun atau tumbuh 2,30 persen (yoy); sementara Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp21,24 triliun atau tumbuh 7,50 persen (yoy). 

Investasi di Jawa Tengah yang masih didominasi oleh sektor industri pengolahan serta sektor listrik, gas, dan energi, mulai diarahkan menuju green economy. Salah satu elemen penting dalam mewujudkan green economy adalah investasi hijau (green investment) yang menjadi elemen fundamental dalam meningkatkan kapasitas perekonomian jangka panjang. 

Realisasi investasi renewable energy di Indonesia juga semakin meningkat terutama dari negara Tiongkok, Eropa, dan USA. Selain itu, penerbit green bonds juga tumbuh signifikan khususnya dari korporasi dan perbankan.

Sebagai upaya mendorong realisasi investasi, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama Bank Indonesia Jawa Tengah melalui KERIS JATENG telah melakukan berbagai upaya untuk menarik investasi. 

Beberapa sinergi program tersebut antara lain diwujudkan melalui investment challenge untuk menjaring proyek investasi clean and clear, dan promosi proyek investasi tersebut ke berbagai negara. Selain itu, pelaksanaan CJIBF setiap tahun dan fasilitasi para investor potensial juga diharapkan dapat semakin meningkatkan realisasi investasi di Jawa Tengah. 

Pada CJIBF Volume 1 2022 juga diumumkan lima abstraksi yang menjadi finalis investment challenge 2022, yaitu Kabupaten Banjarnegara (Industri Mocaf), Kabupaten Boyolali (Industrialisasi Pengolahan Ikan Lele), Jepara (Industrialisasi Garam), Kota Pekalongan (Teknopark Perikanan), dan Kota Tegal (Pengolahan Limbah B3). Kelima finalis tersebut, akan mendapatkan pendampingan dalam pembuatan proposal hingga menjadi proyek clean dan clear 2022.

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024