Jepara (ANTARA) - Pemerhati perempuan yang juga Ketua Yayasan Pendidikan Nasional Karangturi Harjanto Kusuma Halim mengatakan bahwa kesetaraan gender tanpa kesetaraan pria tidak akan tercapai karena patriarki tertanam kuat secara budaya, sosial, dan norma di masyarakat Indonesia.
"Memang perempuan termarjinalkan, jadi bicara kesetaraan gender tanpa dukungan pria sulit diwujudkan," ujarnya saat menjadi pembicara pada seminar peringatan Hari Kartini dengan tema "Semangat Perempuan Indonesia Masa Kini Inspiratif, Kreatif dan Inovatif" di Pendopo Kabupaten Jepara, Kamis.
Selama pria tidak ikut mendukung, dia memastikan kesetaraan gender tidak akan bisa terwujud.
Pada kesempatan tersebut, dia juga mengusulkan kepada Pemkab Jepara saat menggelar seminar soal kesetaraan gender, kaum pria harus dihadirkan karena permasalahan ada pada kaum laki-laki.
Menurut dia, kaum perempuan berada dalam konstruksi termarjinalkan sehingga untuk berkembang sulit.
Ia menyarankan kaum perempuan juga harus memiliki kegiatan ekonomi di rumah sekecil apapun agar bisa menghasilkan uang agar mendapatkan respek dari suaminya bahwa dia juga menghasilkan pendapatan.
"Jika masyarakat ingin mewujudkan hubungan keluarga yang bahagia dan terwujud kesetaraan gender, maka setiap aktivitas di rumah harus dilaksanakan bersama," ujarnya.
Peringatan Hari Kartini dengan upacara dan berpakaian kebaya, kata dia, boleh-boleh saja, namun bagi kaum perempuan jika memiliki keinginan meneladani Raden Ajeng Kartini, maka minimal harus terbuka pikirannya dan harus cerdas.
Kecerdasan seorang ibu, kata dia, berguna dalam mendidik anaknya, karena anak bergaul lebih erat dengan ibunya, dibandingkan dengan bapaknya.
Raden Ajeng Kartini pada seratusan tahun yang lalu saja, kata Harjanto, sudah mampu menguasai berbagai bahasa asing, sedangkan perempuan saat ini belum banyak yang mengikuti jejaknya.
Baca juga: Bupati Jepara bantah keraguan perjuangan R.A. Kartini sebatas tataran ide
Baca juga: Warga Jepara gelar doa bersama di Monumen Ari-Ari R.A. Kartini
"Memang perempuan termarjinalkan, jadi bicara kesetaraan gender tanpa dukungan pria sulit diwujudkan," ujarnya saat menjadi pembicara pada seminar peringatan Hari Kartini dengan tema "Semangat Perempuan Indonesia Masa Kini Inspiratif, Kreatif dan Inovatif" di Pendopo Kabupaten Jepara, Kamis.
Selama pria tidak ikut mendukung, dia memastikan kesetaraan gender tidak akan bisa terwujud.
Pada kesempatan tersebut, dia juga mengusulkan kepada Pemkab Jepara saat menggelar seminar soal kesetaraan gender, kaum pria harus dihadirkan karena permasalahan ada pada kaum laki-laki.
Menurut dia, kaum perempuan berada dalam konstruksi termarjinalkan sehingga untuk berkembang sulit.
Ia menyarankan kaum perempuan juga harus memiliki kegiatan ekonomi di rumah sekecil apapun agar bisa menghasilkan uang agar mendapatkan respek dari suaminya bahwa dia juga menghasilkan pendapatan.
"Jika masyarakat ingin mewujudkan hubungan keluarga yang bahagia dan terwujud kesetaraan gender, maka setiap aktivitas di rumah harus dilaksanakan bersama," ujarnya.
Peringatan Hari Kartini dengan upacara dan berpakaian kebaya, kata dia, boleh-boleh saja, namun bagi kaum perempuan jika memiliki keinginan meneladani Raden Ajeng Kartini, maka minimal harus terbuka pikirannya dan harus cerdas.
Kecerdasan seorang ibu, kata dia, berguna dalam mendidik anaknya, karena anak bergaul lebih erat dengan ibunya, dibandingkan dengan bapaknya.
Raden Ajeng Kartini pada seratusan tahun yang lalu saja, kata Harjanto, sudah mampu menguasai berbagai bahasa asing, sedangkan perempuan saat ini belum banyak yang mengikuti jejaknya.
Baca juga: Bupati Jepara bantah keraguan perjuangan R.A. Kartini sebatas tataran ide
Baca juga: Warga Jepara gelar doa bersama di Monumen Ari-Ari R.A. Kartini