Solo (ANTARA) - Manajemen Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Surakarta menyatakan bahwa angka kunjungan ke lokasi wisata tersebut mulai mendekati normal seiring membaiknya aktivitas ekonomi di tengah pandemi COVID-19.
"Untuk angka kunjungan normal rata-rata harian saat ini di kisaran 300 orang, sedangkan di hari Sabtu dan Minggu di kisaran 2.000-3.000 orang," kata Direktur TSTJ Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso di Solo, Selasa.
Sebagai perbandingan, pada hari normal di luar pandemi COVID-19 jumlah pengunjung TSTJ sekitar 400 orang. Sedangkan pada hari Minggu sekitar 4.000 pengunjung dan di hari Sabtu sekitar 3.500 pengunjung.
"Sekarang mulai nambah pelan-pelan," katanya.
Baca juga: Pemkot Surakarta akan rombak Taman Satwa Taru Jurug
Bahkan, dikatakannya, setelah sempat mengalami kerugian sebesar Rp1,5 miliar pada tahun 2020, untuk tahun berikutnya TSTJ mulai mengantongi keuntungan hingga Rp150 juta.
"Dan itu tidak semua kebun binatang bisa seperti itu, bisa untung. Ini jadi poin untuk kami, walaupun dengan kesulitan yang ada kami bisa tetap survive (bertahan)," katanya.
Ia berharap dengan rencana revitalisasi oleh Pemkot Surakarta terhadap TSTJ akan meningkatkan keuntungan objek wisata tersebut.
"Setelah revitalisasi diprediksikan PAD akan lebih besar lagi, karena kalau keuntungan meningkat kan PAD sesuai perda maka 25 persen disetorkan ke pemkot, itu belum pajaknya. Kalau pajak itu kan wajib hukumnya, jadi otomatis nanti setorannya meningkat juga," katanya.
Ia berharap keuntungan TSTJ bisa kembali seperti saat tahun 2017-2018 di mana mampu membukukan omzet sebesar Rp1,4 miliar/tahun.
"Ini diharapkan bisa lebih dari itu, hitung-hitungan proyeksi keuntungan sedang kami finalkan," katanya.
Baca juga: TSTJ masih lakukan efisiensi untuk hadapi PPKM Level 3
Baca juga: Angka kunjungan TSTJ masih rendah pascapelonggaran PPKM
"Untuk angka kunjungan normal rata-rata harian saat ini di kisaran 300 orang, sedangkan di hari Sabtu dan Minggu di kisaran 2.000-3.000 orang," kata Direktur TSTJ Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso di Solo, Selasa.
Sebagai perbandingan, pada hari normal di luar pandemi COVID-19 jumlah pengunjung TSTJ sekitar 400 orang. Sedangkan pada hari Minggu sekitar 4.000 pengunjung dan di hari Sabtu sekitar 3.500 pengunjung.
"Sekarang mulai nambah pelan-pelan," katanya.
Baca juga: Pemkot Surakarta akan rombak Taman Satwa Taru Jurug
Bahkan, dikatakannya, setelah sempat mengalami kerugian sebesar Rp1,5 miliar pada tahun 2020, untuk tahun berikutnya TSTJ mulai mengantongi keuntungan hingga Rp150 juta.
"Dan itu tidak semua kebun binatang bisa seperti itu, bisa untung. Ini jadi poin untuk kami, walaupun dengan kesulitan yang ada kami bisa tetap survive (bertahan)," katanya.
Ia berharap dengan rencana revitalisasi oleh Pemkot Surakarta terhadap TSTJ akan meningkatkan keuntungan objek wisata tersebut.
"Setelah revitalisasi diprediksikan PAD akan lebih besar lagi, karena kalau keuntungan meningkat kan PAD sesuai perda maka 25 persen disetorkan ke pemkot, itu belum pajaknya. Kalau pajak itu kan wajib hukumnya, jadi otomatis nanti setorannya meningkat juga," katanya.
Ia berharap keuntungan TSTJ bisa kembali seperti saat tahun 2017-2018 di mana mampu membukukan omzet sebesar Rp1,4 miliar/tahun.
"Ini diharapkan bisa lebih dari itu, hitung-hitungan proyeksi keuntungan sedang kami finalkan," katanya.
Baca juga: TSTJ masih lakukan efisiensi untuk hadapi PPKM Level 3
Baca juga: Angka kunjungan TSTJ masih rendah pascapelonggaran PPKM