Solo (ANTARA) - Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kota Surakarta menyatakan salah satu upaya untuk mendorong efektivitas kegiatan promosi wisata adalah melalui optimalisasi media sosial.
Ketua BPPD Kota Surakarta Retno Wulandari dalam Forum Komunikasi Stakeholder Pariwisata Solo di The Sunan Hotel, Rabu mengatakan promosi melalui media sosial ini merupakan langkah kreatif di era digitalisasi seperti saat ini.
"Salah satunya caranya adalah dengan optimalisasi media sosial sebagai platform promosi pariwisata," katanya.
Dengan memanfaatkan media sosial, menurut dia, jangkauan promosi menjadi lebih luas serta bisa meminimalisasi anggaran. Selain itu, dikatakannya, segmen pariwisata yang dipromosikan bisa lebih tepat sasaran.
Ia mengatakan dalam hal ini Kota Solo bisa mengoptimalkan keberadaan anak-anak muda kreatif yang banyak berkarya melalui media sosial seperti instagram dan tiktok.
Baca juga: Pulihkan ekonomi, BI optimalkan promosi UMKM dan investasi
"Mereka bisa membuat konten yang menyisipkan promosi pariwisata Kota Solo. dengan jumlah pengikut mereka yang banyak maka otomatis yang menonton video mereka yang berisi promosi itu juga banyak," katanya.
Dalam hal ini, dikatakannya, fungsi BPPD adalah sebagai koordinator promosi yang dilakukan oleh dunia usaha di Kota Solo.
"Untuk membangun koordinasi yang efektif kuncinya adalah sinergi, termasuk dalam pembuatan konten pariwisata ini agar berdampak sesuai dengan yang kita inginkan," katanya.
Sementara itu, creative advisor sekaligus digital creator Motulz Anto mengatakan ada tiga poin penting untuk mempromosikan pariwisata melalui media sosial, yakni keunikan, pengalaman, dan rekomendasi.
"Kekuatan dunia pariwisata sebenarnya ada di keunikannya, Kota Solo memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh kota lain. Solo punya batik dan destinasi wisata lain yang mengandung sejarah. Sama-sama punya batik, namun sejarah batik Solo dengan Jogja pasti beda," katanya.
Setelah menggambarkan keunikan, menurut dia, promosi pariwisata juga harus mampu menceritakan pengalaman berwisata. Ia mengatakan pengalaman yang ditumbuhkan tidak hanya melalui ucapan tetapi juga menunjukkan momen saat berwisata. Kedua poin ini dikuatkan dengan ikatan personal yang dipercaya mampu memberikan rekomendasi kepada khalayak umum.
Baca juga: Pemilik biro umrah di Kudus mulai bergairah promosikan paket umrah
Baca juga: Dekranasda ajak duta wisata promosikan potensi daerah
Ketua BPPD Kota Surakarta Retno Wulandari dalam Forum Komunikasi Stakeholder Pariwisata Solo di The Sunan Hotel, Rabu mengatakan promosi melalui media sosial ini merupakan langkah kreatif di era digitalisasi seperti saat ini.
"Salah satunya caranya adalah dengan optimalisasi media sosial sebagai platform promosi pariwisata," katanya.
Dengan memanfaatkan media sosial, menurut dia, jangkauan promosi menjadi lebih luas serta bisa meminimalisasi anggaran. Selain itu, dikatakannya, segmen pariwisata yang dipromosikan bisa lebih tepat sasaran.
Ia mengatakan dalam hal ini Kota Solo bisa mengoptimalkan keberadaan anak-anak muda kreatif yang banyak berkarya melalui media sosial seperti instagram dan tiktok.
Baca juga: Pulihkan ekonomi, BI optimalkan promosi UMKM dan investasi
"Mereka bisa membuat konten yang menyisipkan promosi pariwisata Kota Solo. dengan jumlah pengikut mereka yang banyak maka otomatis yang menonton video mereka yang berisi promosi itu juga banyak," katanya.
Dalam hal ini, dikatakannya, fungsi BPPD adalah sebagai koordinator promosi yang dilakukan oleh dunia usaha di Kota Solo.
"Untuk membangun koordinasi yang efektif kuncinya adalah sinergi, termasuk dalam pembuatan konten pariwisata ini agar berdampak sesuai dengan yang kita inginkan," katanya.
Sementara itu, creative advisor sekaligus digital creator Motulz Anto mengatakan ada tiga poin penting untuk mempromosikan pariwisata melalui media sosial, yakni keunikan, pengalaman, dan rekomendasi.
"Kekuatan dunia pariwisata sebenarnya ada di keunikannya, Kota Solo memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh kota lain. Solo punya batik dan destinasi wisata lain yang mengandung sejarah. Sama-sama punya batik, namun sejarah batik Solo dengan Jogja pasti beda," katanya.
Setelah menggambarkan keunikan, menurut dia, promosi pariwisata juga harus mampu menceritakan pengalaman berwisata. Ia mengatakan pengalaman yang ditumbuhkan tidak hanya melalui ucapan tetapi juga menunjukkan momen saat berwisata. Kedua poin ini dikuatkan dengan ikatan personal yang dipercaya mampu memberikan rekomendasi kepada khalayak umum.
Baca juga: Pemilik biro umrah di Kudus mulai bergairah promosikan paket umrah
Baca juga: Dekranasda ajak duta wisata promosikan potensi daerah